View Full Version
Kamis, 27 Jun 2013

Kekuatan Sekuler dan Liberalis Akan Menggulingkan Presiden Mursi

Cairo (voa-islam.com) Kalangan oposisi Mesir yang terdiri golongan sekuler, libaral, dan nasionalis menggalang kekuatan, dan mengumpulkan 15 juta tanda tangan untuk menggulingkan Presiden Mesir Mohamad Mursi. Mereka merencanakan aksi pada 30 Juni mendatang.

Oposisi Mesir dan unsur-unsur asing lainnya berusaha menggulingkan Presiden Mesir Muhammad Mursi yang berkuasa selama satu tahun. Gerakan penggulingan terhadap Mursi itu akan dilaksanakan dengan mengadakan demonstrasi besar pada 30 Juni. Demonstrasi yang direncanakan menggunakan kekuatan organisasi pemuda, seperti gerakan "6 April" dan "Kefaya" yang awalnya bangkit melawan Mubarak.

Kekuatan oposisi  Mesir,  dibawah payung Front Pembebasan Nasional yang dipimpin oleh Mohamed El Baradei, dan menyatakan dukungannya terhadap aksi gerakan 30 Juni. Pihak oposisi mengharapkan akan dapat memaksa Presiden melaksanakan pemilihan lebih awal sebelum masa jabatannya selesai.

Jamaah Ikhwanul Muslimin Mesir menghadapi gerakan oposisi  juga telah mulai menggalang kekuatan besar-besaran yang terdiri dari berbagai kekuatan Islam di Mesir. Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwan di Mesir,  Muhammed Bedii, dan Wakil Mursyid  Hayrat Shatir, bersama dengan kekuatan Islam, seperti Salafi, dan Jamaah Islamiyah terus mengadakan pertemuan guna mengantisipasi situasi yang buruk di Mesir.

Sementara itu, Pemimpin Gerakan  Revolusi Besok  Ayman Nuur mengadakan pertemuan dengan Amr Moussa, yang menjadi tokoh terkemuka di kalangan oposisi. Semua gerakan oposisi yang sekarang ingin menggulingkan Mursi, bukan hanya tidak puas terhadap situasi ekonomi dan keamanan semata, tetapi Mursi dan kekuatan Islam telah mengubah konstitusi Mesir, di mana Syariah Islam telah menjadi sumber hukum tertinggi dalam konstitusi Mesir.

Faktanya  bahwa selama setahun terakhir, Mursi telah menandatangani beberapa keputusan penting. Inisiatif berani Mursi belum menghasilkan dampak positif seperti yang diharapkan rakyat Mesir,  karena memang harapan yang sangat tinggi dari rakyat Mesir setelah penggulingan Mubarak pada 25 Januari  melalui Revolusi. Di mana sekarang kalangan media sekuelr terus melakukan kampanye-kampanye  yang menjatuhkan Mursi dengan berbagai tuduhan fitnah.

Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin mengatakan perkembangan selama 1,5 tahun, di mana selama Dewan Agung Militer memerintah Mesir setelah penggulingan Mubarak mengdapatkan keuntungan dan sebalilknya menimbulkan kerugian bagi Jamaah Ikhwanul Muslimin yang terpilih, dan kemudian berkuasa, serta menimbulkan penilaian negatif secara keseluruhan bagi Jamaah Ikhwanul Muslimin.

Pertama-tama, Dewan Agung Militer ketika mengambil alih kekuasaan, di mana Mesir memiliki cadangan devisa hampir mencapai 32 miliar dolar, tetapi sekarang cadangan devisa itu dikuras hanya menyisakan13 miliar dolar AS, dan sekarang  menjadi beban berat bagi Jamaah Ikhwanul Muslimin ketika mereka berkuasa.

Mursi menandatangani dua keputusan penting dalam waktu satu tahun.Pertama, Mursi mengambil keputusan berani melalui Mursi membatasi militer, yang telah mempertahankan kendali atas pemerintahan negara sejak Gerakan Perwira Bebas dilakukan terhadap Mesir terakhir Raja Farouq pada tahun 1952, dan kembali ke barak.

Kedua  konstitusi baru yang akan diputuskan melalui referendum dan segera akan dilaksanakan. Dengan mengambil langkah yang sangat berisiko, sebuah konstitusi baru dinyatakan dan ia memberanikan diri menjadi penyebab ketegangan serius di negeri ini.

Kesulitan yang serius juga dialami mengenai pemberhentian Jaksa Agung. Setelah mengumumkan bahwa Abdul Majid Mahmoud telah dicopot dari jabatannya sebagai Jaksa dan ditunjuk sebagai duta besar untuk Vatikan, Mursi juga harus mundur dari keputusan ini.

Mursi berhasil menghadapi kelemahan keamanan ketidak stabilan politik secara serius ketika berkuasa, dan mampu mencapai stabilitas di negara itu.

Kalangan oposisi di Mesir seperti halnya di Turki, mereka berpikir akan membuat lebih mudah untuk menggulingkan Mursi pada 30 Juni. Oposisi Mesir dan kekuatan "fulul" (mant loyalis rezim Mubarak) telah menunjukkan sikap penuh harapan terhadap situasi sulit. Seperti di Turki kalangan sosialis dan sekuler gagal menggulingkan Perdana Menteri Erdogan mulalui aksi besar-besaran. af

     
    


latestnews

View Full Version