Cairo (voa-islam.com) Orang-orang kafir musyrik itu, selalu mendukung satu dengan lainnya. Dalam al-Qur'an disebutkan orang kafir itu "ba'dhuhum auliya'u ba'd" (saling menolong satu dengan lainnya).
Maka ketika berlangsung penggulingan terhadap Presiden Mohamad Muris, pemimpin tertinggi Kristen Koptik Ortodok Mesir, Paus Tawadros II, mendukung dan memuji gerakan yang dilakukan oleh oposisi yang terdiri kaum sekuler, liberal, dan nasionalis. Mursi yang menjadi simbol kalangan Islamis, bagi Paus Tawadros II, memang harus digulingkan dan tidak diberikan tempat berkkuasa di Mesir.
Paus Tawadros II menuduh kaum Islamis, yang memenangkan pemilu parlemen dan presiden dituduh mencuri "revolusi". Seakan revolusi di Mesir yang menjatuhkan Presiden Hosni Mubarak, menjadi hasil tunggal mereka, tidak ada dukungan dari kalangan Islamis.
Paus Tawadros II mendukung dan memuji gerakan penumbangan yang dilakukan kekuatan oposisi sekarang. Dalam akun Twitternya, Puas Tawadros, mengatakan, bahwa gerakan massa yang menjatuhkan mursi, sangat luar biasa, tegasnya, Selasa, 2/7/2013.
"Ini sangat luar biasa melihat rakyat Mesir mengambil kembali revolusi yang dicuri oleh mereka dengan cara damai," katanya.
Ini menggambarkan seakan kaum Islamis tidak memiliki andil sedikitpun dalam penumbangan Hosni Mubarak. Padahal, sepanjang sejarah kelompok yang paling dizalimi oleh para penguasa Mesir, tidak lain kalangan Islamis. Sementara itu, kalangan Kristen Ortodok tetap menikmati kemurahan hati para penguasa yang zalim, dan mendapatkan jatah kekuasaan.
Seperti di zaman Hosni Mubarak, tokoh Koptik diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, Boutros-Bourtros Gali, dan kemudian diangkat menjadi Sekjen PBB. Ini sangat luar biasa toleransi yang diberikan oleh para penguasa Mesir. Termasuk Amr Mousa yang juga tokoh Koptik diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Mesir.
Sementara itu, Ahmed al-Tayeb Mufti al-Azhar - mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa bahwa "persatuan rakyat Mesir atas segalanya."
Tayeb memperingatkan bahwa "perpecahan dan polarisasi akan membawa negeri ini kepada bencana dan kehancuran". Memang perang bakal terjadi di Mesir, antara kalangan Islamis melawan kekuatan sekuler yang ingin menghancurkan pemerintahan Islam dengan cara-cara yang kotor, dan didukung Kristen Koptik. af/hh.