Cairo (voa-islam.com) Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin, Prof. Mohamad Badie, dan Wakil Mursyid, Dr.Khayrat al-Satr, Essam el Erriyan, Ahmad Beltaque ditangkap oleh fihak aparat militer, termasuk pemimpin Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) al-Katatni telah ditangkap militer.
Sementara itu, Mursyid Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin, Prof. Mohamad Badie menegaskan aparat keamanan, sisa pendukung Mubarak, dan para preman terus melakukan kekerasan terhadap para pendukung FJP, dan melakukan pembakaran terhadap kantor-kantor Ikhwan. Tetapi, Badie melarang para pengikutnya melakukan balasan dengan tindak kekerasan terhadap mereka.
Selanjutnya, berbagai spekulasi pasca penggulingan Presiden Mohamad Mursi yang dilakukan oleh komplotan militer, kristen koptik, sekuler, liberal, dan golongan nasionalis, serta berbagai penahanan terhadap sejumlah tokoh Ikhwan tidak menyebabkan perjuangan gerakan Ikhwan itu surut.
Hari Jum'at ini unsur-unsur dari berbagai Gerakan Islam di Mesir akan melanjutkan aksi protes terhadap komplotan jahat yang merupakan gabungan elemen-elemen anti Islam. Saafi, Jamaah Ikhwan, Jamaah Islamiyah, kelompok Sufi dan sejumlah kelompok lainnya, selanjutnya akan melakukan aksi protes dan demonstrasi di seluruh negeri, dan menolak aksi kudeta yang dilakukan oleh militer Mesir.
Aksi demonstrasi akan berlangsung di 20 provinsi, kekuatan aksi demonstrasi itu mendukung demokrasi dan legitimasi hasil pemilu, serta mengutuk kudeta militer terhadap presiden terpilih Mohamed Morsi, para preman yang menyerang demonstran dengan senjata angin, membakar Kantor Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) dan Kantor Pusat Ikhwanul Muslimin, 5/7/2013,
Sebelumnya, Mohsen Radi, Sekretaris FJP di Qaliubiya, terluka, sesudah sekelompok preman memukulinya selama berlangsung demonstras. Mohsen diselamatkan oleh polisi militer dan pasukan keamanan, Selasa, 3/7/2013.
Kelompok preman lainnya masuk ke markas Ikhwanul di Atrib dan membakar seluruh bangunan, sementara yang lain massa preman menyerbu markas FJP di kota yang sama. Dua pendukung Presiden Morsi (Ahmed Mohamed Ahmed dan Nasr Farag Ali) tewas ketika preman menembaki mereka dari bangunan di Tharwat Street, di Kairo.
Ratusan orang juga terluka ketika preman menyerang reli massa mereka saat melintas di jalan yang sama - dalam perjalanan ke Nahda Square, di luar Universitas Kairo.
Di wilayah Gubernuran Fayoum kendaraan lapis baja polisi menembakkan peluru tajam, senapan angin dan gas air mata kepada demonstran dari kalangan Islamis dekat Masalla Square yang mendukung Presiden Mohamad Morsi, dan mengakibatkan melukai puluhan yang mendukung demokrasi, dan pro Mursi.
Puluhan pendukung Presiden Morsi dari kalangan suku-suku Arab yang melakukian aksi damai, di Alexandria Barat, terluka akibat bentrok dengan para pendukung Nasional Demokrat (NDP) dan Tamarod (pemberontak) dan preman yang menyerang mereka, dan korban yang terluka dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Agami.
Mantan anggota Partai NDP (Partai Hosni Mubarak) dan preman menyergap kelompok pro-Morsi di Gubernuran Beheira, dan melukai dua warga Kafr El-Dawwar, dan kemudian melarikan diri dengan cepat melihat bahwa peningkatan jumlah pendukung Mursi datang untuk bergabung dengan yang mencapai 15 ribu massa.
Demonstrasi massa, di mobil dan berjalan kaki, dimulai pada 20 Gubernuran termasuk Alexandria, Minya, Matrouh, Sharqiya, Beheira, Fayoum, Ismailia dan Qena. Pendukung Partai FJP dan kekuatan revolusioner di Arish melancarkan aksi terbesar dalam mendukung legitimasi konstitusional luar Masjid Abu-Bakr di distrik Fawakheriya.
Pendukung pro-Mursi di Sohag terkejut ketika dalam perjalanan mereka, kemudian tokoh oposisi Sameh Ashour, ketua Bar, yang meneriakkan slogan-slogan menuntut penghentian semua pelanggaran legitimasi presiden terpilih Mohamad Mursi.
Dibagian lain, juru bicara Ahmed Aref, juru bicara Media Ikhwanul Muslimin, menolak adanya rumor yang memberitakan penangkapan Mursyid 'Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin Dr Mohamed Badie dan wakilnya Khairat al-Shatr, hanyalah kebohongan yang disengaja dilontarkan oleh kalangan oposisi. Namun, menurut berita terakhir Badie ditangkap dekat dengan perbatasan Libya oleh aparat keamanan.
Secara terpisah, Ayman Abdel-Ghani, anggota terkemuka Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Ikhwanweb: "Khairat Al-Shater, Wakil Ketua Jamaah Ikhwanul Muslimin Wakil Ketua, belum ditangkap. "Ada upaya keamanan terus memang menangkapnya."
Namun, Abdel-Ghani menjelaskan bahwa pemerintah memiliki rencana melakukan balas dendam terhadap tokoh-tokoh Ikhwan, dan akan terus memburu serta mengadili para pemimpin Ikhwanul Muslimin dan FJP. Tindakan ini merupakan pelanggaran melanggar kebebasan dengan cara represif.
Tindakan aparat keamanan ini sangat menyakitkan, seperti yang dijalankan secara terang-terangan oleh rezim Mubarak terhadap Ikhwanul Muslimin. Situasi ini bisa seperti yang terjadi di masa Jenderal Gamal Abdel Nasser yang memberangung secara kejam terhadap anggota dan tokoh Ikhwan.
Mesir akan memasuki era kegelapan kembali, akibat perkongkolan busuk antara militer, koptik, sekuler, liberal, dan nasionalis, terhadap kaum Islamis yang ingin mengubah wajah Mesir yang sepanjang sejarahnya berada di tangan rezim militer, dan mengakibatkan Mesir menjadi negara terbelakang.
Jamaah Ikhwanul Muslimin dan kekuatan Islam lainnya, seperti Salafi, Jamaah Islamiyah, dan berbagai kelompok Islam ingin menegakkan prinsip dan nilai Islam dan Syariah Islam menjadi payung Konstitusi Mesir, tetapi kemudian militer Mesir melakukan kudeta. Inilah wajah kaum sekuler, liberal, koptik dan nasionalis yang terancam oleh Islamis. af