View Full Version
Senin, 02 Sep 2013

Kampanye Gerakan Tamarod Menghancurkan Gerakan Islam

Cairo (voa-islam.com) Kampanye Tamarod di dunia Arab mencerminkan gerakan yang ingin menggulingkan setiap Gerakan Islam, yang tampil dalam panggung kekuasaan melalui isu ekonomi.

Jutaan rakyat di dunia Arab yang miskin, akibat penguasa sekuler dan rezim militer, tetapi ketika lahir kekuasaan Islam, seperti di Mesir di bawah Presiden Mohamad Mursi, langsung mereka mengeksploitasi kemiskinan dan krisis ekonomi menjadi isu sentral, kemudian menggulingkan pemerintahan baru Islam.

Tamarok (pemberontak) yang berhasil menggulingkan Presiden Mursi di Mesir, sekarang menjadi model gerakan yang merangsek ke seantero dunia Arab. Tetapi, tujuannya hanya menggulingkan setiap kekuatan Islam yang tampil dalam pentas kekuasaan.

Di Maroko yang sekarang ini, Jamaah Ikhwanul Muslimin, berkuasa dan menjalankan pemerintahan, maka lahir Gerakan Aktivis "Februari 20" yang meneriakkan slogan, menuntut "kebebasan dan martabat", dan memajang spanduk dan melakukan gelombang demonstrasi di Rabat, sejak 20 Januari 2013, dan tujuannya hanya ingin menggulingkan pemerintahan baru yang bernuansa Islami, dan inilah yang mereka lakukan di mana-mana oleh Tamarrod.

Di Tunisia gerakan Tamarod, terus berusaha mengguncang pemerintahan Tunisia, yang dipegang oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin, melalui Partai An-Nahdhah. Apa yang dilakukan di Tunisia, sama sebangun yang dilakukan oleh Tamarod di Mesir.

Tujuan mereka hanya satu menggulihgkan pemerintahan Islam, dan mengkampanyekan kegagalan pemerintahan Islam, khususnya mengatasi krisis ekonomi. Mereka dengan sangat terencana cara-cara yang melakukan menjatuhkan kekuasaan Islam, melalui isu ekonomi, dan mengajak rakyat miskin, di dunia Arab melawan penguasa yang baru.

Di Tunisia , Bahrain , Libya , Suriah , Maroko , dan Palestina , versi yang berbeda tema kampanye Tamarod berakar , masing-masing lahir dari pengalaman dan tuntutan politik di negara mereka sendiri .

Tunisia

Terinspirasi oleh Mesir, Tamarod di Tunisia mengikutinya langkah Tamarod  Mesir, pada awal Juli, dimulai dengan mengumpulkan tanda tangan  secara nasional, dan digunakan untuk melakukan pemerasan politik terhadap para pemimpin Gerakan Islam, dan melakukan negosiasi dengan fihak militer, dan militer yang mengekskusi pemerintahan Islam dengan menggulingkan, seperti terhadap Presiden Mursi di Mesir.

Mahdi Saaied , juru bicara Tamarod Tunisia , mengaku kepada Al-Ahram online, Tamarod Tunisia berhasil mengaku mengumpulkan tanda tangan, dan bertujuan mencapai 2 juta tanda tangan , sekarang menurut para pemimpin Tamarod sudah berhasil menggalang 1.600.000 tandatangan sampai 26 Agustus.

"Kami berbeda dari pengalaman Mesir, kita tidak ingin militer campur tangan dalam urusan politik," kata Saaied. " Militer kami jauh - dihormati dalam kapasitas membela dan melindungi negara kami", ungkap Saaided.

Berbicara kepada Ahram Online, Meriem Dhaouadi , seorang aktivis pemuda Tunisia, mengungkapkan tuntutanya
menyerukan pembentukan pemerintah konsensus, dan membubarkan  Majelis Konstituante Nasional,  yang dinilai dikuasai oleh kalangan Islamis, dan menginginkan penyusunan konstitusi baru yang dibuat oleh "tim ahli " untuk menggantikan Majelis Konstituante Nasional. Sama seperti di Mesir.

Tokoh Sekuler dan Sosialis yang menjadi parlemen dan anggota NCA, Mohamed Brahmi ditembak mati oleh orang bersenjata tak dikenal di luar rumahnya,di mana sebelumnya tokoh oposisi politik Chokri Belaid tewas 6 Februari lalu.

"Ini hanya setengah dari kebenaran," kata Saaied. " Sejak pembunuhan pertama Belaid, kita sudah tahu bahwa Ansar Al - Syariah berada di belakangnya. Apa yang baru dan harus diungkapkan  bahwa An-Nahdhah ( koalisi yang berkuasa ) bersekongkol dalam pembunuhan ini, bersama dengan kementerian dalam negeri", tambah Saaied .

Mabrouka Mbarek, anggota Kongres untuk NCA, mengatakan bahwa meminta pemerintah untuk mengundurkan diri adalah permintaan yang sah, tetapi menyerukan pembubaran NCA adalah "tidak bertanggung jawab", tambahnya.  "Pemerintah tidak mampu mencegah pembunuhan politisi , " tegasnya .

Bahrain

Tamarod Bahrain lahir 14 Agustus Hari Kemerdekaan Bahrain dari Inggris pada tahun 1971 - tetapi rezim Bahrain menolak mengakui. Kampanye menyerukan pembangkangan sipil parsial di kota-kota di Bahrain, dan fihak aparat militer dan polisi melawan dengan kekerasan.

"Kami menciptakan model yang berbeda dari Tamarod di Mesir. Kami tidak mengumpulkan tanda tangan, melainkan menyatukan kekuatan nasionalis dan kelompok yang berbeda dalam wadah yang populer, semua dalam isu pro-demokrasi. Kami ingin menciptakan persamaan baru di Bahrain antara masyarakat dan rezim", jelas Yusuf pemimpin Taamarod di Bahrain. Di negeri kecil itu, kekuatan Syiah telah mengelembung,dan sekarang mengendalikan Tamarod di Bahrain. Persis seperti di Mesir, pemimpin Tamarod, tak lain, Syiah.

Yussuf sekarang di bawah perlindungan PBB di Beirut setelah pemerintah Bahrain meminta deportasi. " Kami akan terus menghormati hukum, tetapi undang-undang yang diajukan oleh parlemen dan rezim yang tidak adil dan tidak sesuai dengan negara bercita-cita untuk demokrasi , " katanya .

Suriah , Libya, Maroko , dan Palestina

"Kami tidak menentang Hamas sebagai gerakan perlawanan, tapi kami menentang keterlibatannya Hamas yang menjadi ujung tombak Ikhwanul Muslimin di wilayah Gaza dan Tepi Barat.  Kami menentang kebijakan Hamas, karena mereka bertujuan untuk menghapuskan gerakan pembebasan sejati yang hanya milik rakyat," kata Qais El - Baroudi, juru bicara Tamarod Gaza, Ahram Online. Tamarod di Gaza sama dengan Tamarod, di mana saja, yang intinya mereka tidak menginginkan sebuah negara  dipimpin dan dikelola oleh aktivis Ikhwanul Muslimin.

"Tamarod Gaza bukan copy-paste dari kampanye Mesir untuk beberapa alasan. Kami tidak mengumpulkan tanda tangan karena, di Gaza, kami tidak memiliki peradilan yang independen dan tentara untuk melindungi kita seperti di Mesir. Oleh karena itu, gerakan akan mengambil model sendiri dalam menanggapi fakta di lapangan," kata El - Baroudi .

Tamarod di Libya dengan banner : " Revolusi adalah kesatuan", ungkap salah seorang pemimpin Tamarod di Libya. Sama halnya di Mesir, di Libya, Jamaah Ikhwan memegang kendali pemerintahan.  Jadi mereka ingin dan berusaha mengeliminir, pengaruh Islam di Libya. Mereka tidak ingin kekuatan Islam, di masa depan akan mengambil alih kekuasaan.

Tamarod Suriah mengumpulkan tanda tangan terhadap Koalisi Nasional Suriah, dan menuntut pemerintahan sekuler, pasca Bashar al-Assad, dan tidak menginginkan pemerintahan Islam. Mereka juga menolak kelompok mujahidin seperti al-Nusrah, nantinya mengambil alih negara, dan menginginkan pemerintahan sekuler di Suriah.

Di Maroko, kampanye Tamarod mulai dengan seruan menjatuhkan pemerintahan Islam dari Partai Keadilan dan Pembangunan, tetapi tidak mendapatkan dukungan daridi seluruh spektrum politik di Maroko.

Satu-satunya Tamarod yang berhasil menggulingkan pemerintahan Islam hanyalah di Mesir, karena didukung oleh militer secara total, dan sebagian para penguasa lama di zaman Mubarak.

Tamarod itu, tak lain, para begundal sekuler yang menyediakan diri menjadi budak, dan menjalankan skenario asing, terutama negara-negara yang tidak menginginkan perubahan kepada Islam. Jadi, Tamarod alat yang digunakan untuk menjatuhkan kekuasaan Islam. Tidak  lebih dari itu. Persis seperti yang terjadi di Mesir, dan tokoh Mesir, adalah seorang Syi'ah.  af/hh


latestnews

View Full Version