Cairo (voa-islam.com) Sesudah menggulingkan Presiden Mohamad Mursi, membantai ribuan dan melukai puluhan ribu pendukungnya, sekarang pemerintahan Mesir yang menjadi boneka militer, merecencanakan membubarkan Jamaah Ikhwanul Muslimin.
Sebuah panel peradilan menyarankan Pengadilan Tata Usaha membubarkan Ikhwan dan menutup kantor pusatnya distrik Moqattam Kairo, Senin, 2/9/2013.
Langkah yang sangat sistematis ini, sebagai manifestasi seluruh kekuatan oposisi yang terdiri Koptik, Sosialis, Sekuler, Liberal, Tamarod, dan Naisonalis, yang menjadi "begundal" militer telah mengajukan gugatan kepangadilan Mesir, sejak bulan Maret, agar Jamaah Ikhwan dibubarkan, dan kantor pusatnya disegel pemerintah.
Kasus yang dibawa oleh lawan-lawan dari Jamaah Ikhwanul Muslimin terus terus berusaha melakukan pembubaran Ikhwan, dan Pengadilan akan menggelar sidang kasus ini, dan menetapkan keputusan pada sidang berikutnya, pada 12 November, ungkap sumber pengadilan.
Jamaah Ikhwanul Muslimin yang didirikan sejak tahun tahun 1928, oleh Hasan al-Banna, berulangkali menghadapi penindasan oleh kekuatan sekuler yang didukung militer. Bahkan, di masa Jenderal Gamal Abdul Nasser, yang menjadi kaki tangan Soviet, tahun l954, membubarkan Ikhwan, menangkap, memanjarakan, menyiksa dan membunuh ribuan anggota dan pimpinan Ikhwan, termasuk melakukan penggantungan terhadap Sayyid Qutb, Ali Audah, Ahmad Firgali, dan sejumlah tokoh Ikhwan lainnya.
Ikhwan tetap eksis (hidup) dan tidak pernah mati, kendati dilarang oleh rezim militer selama beberapa dekade, karena Ikhwan hakikatnya sebagai gerakan dakwah. Kemudian, di zaman pemerintahan rezim militer Hosni Mubarak, Jamaah Ikhwan dilarang melakukan aktivitasnya.Bukti Ikhwan tidak pernah mati, ketika berbagai aktivitas politik, Ikhwan tetap leading (menang), termasuk pada pemilu parlemen dan presiden di tahun 2011 lalu. Kendati, kemudian dihancurkan oleh militer. Ini menunjukkan begitu luar biasanya kekuatan Ikhwan di Mesir.
Jamaah Ikhwan sebagai gerakan dakwah terus berkembang di seluruh dunia, sekarang Jamaah Ikhwanul Muslimin, memiliki cabang di 123 negara, dan akan terus berkembang, meskipun menghadapi berbagai tantangan yang sangat luar biasa.
Tokoh-tokoh puncak Jamaah Ikhwan telah ditangkap oleh rezim militer di bawah Jendral Abdul Fattah al-Sissi, seperti Mursyid 'Aam Mohamad Badie, Wakil Musryid, Khairat al-Shatr, Sekjen Jamaah Ikhwan, Mohamad Beltaqy, Rashad Bayoumi, dan sejumlah tokoh lailnnya, tetapi gerakan terus berjalan dengan efektif. Mohamad Badie sekarang digantikan sementara oleh tokoh senior Ikhwan, Mahmud Ezzat.
Ikhwan sangat luar biasa dalam menghadapi badai politik dan ancaman yang terus menyelimutinya, tanpa mengenal kompromi, dan tidak pernah menyerah, kendati harus berkorban para pemimpin dengan penjara yang berlangsung puluhan tahun. af/hh