Cairo (voap-islam.com) Pendukung Presien Mohammad Mursi menyerukan protes setiap dalam menghadapi persidangan pada tanggal 4 November nanti. Seruan ini mendapatkan dukungan luas dari rakyat Mesir. Karena rakyat Mesir sudah sangat muak dengan junta militer.
Rencananya, Presiden Mohamamd Mursi yang digulingkan oleh rezim militer, pada 3 Juli, rencana oleh pengadilan akan disidangkan di pengadilan pada hari Senin, bersama dengan 14 tokoh Ikhwanul Muslimin lainnya atas tuduhan menghasut kekerasan.
Sidang pasti akan mengobarkan ketegangan antara Ikhwan dan pemerintah sementara yang didukung militer, karena perjuangan mengembalikan stabilitas politik sudah sangat sulit, karena militer Mesir sudah melakukan pembantaian ribuan pendukung Mursi, dan menimbulkan kebencian dikalangan rakyat Mesir.
"Aliansi kekuatan menentang rezim militer ini, meminta semua kekuatan bangsa Mesir, mereka diserukan berkumpul di alun-alun sebagai protes terhadap kekejaman militer, dimulai sejak hari Jumat ", ungkap seorang Ikhwan kepada Aljazeera, Kamis, 31/10/2013.
Pejabat Ikhwan itu mendesak rakyat Mesir bergerak dan melakukan aksi menentang rezim militer, dan menunjukkan dukungan kepada Presiden Mursi dan kepada tokoh dan pemimpin Ikhwan yang akan disidangkan para Senin, besok. Para pemimpin dan tokoh Ikhwan itu dipenjara di penjara militer Tora, dekat Kairo Tora, di mana persidangan diperkirakan akan berlangsung .
Presiden Mohammad Mursi ditahan di sebuah lokasi rahasia empat bulan sejak militer menggulingkannya. Aksi melakukan penentangan terhadap rezim militer terus berjalan, dan mencapai eskalasi, dan berkembang menjadi gerakan rakkyat. Di mana rakyat Mesir sudah tidak ingin dalam kediktaron yang sudah mereka jalani dalam kurun waktu yang panjang di bawah rezim militer.
Rezim militer Mesir dibawah Jendral Abdul Fattah al-Sissi menawarkan kompromi dengan membolehkan Presiden Mohamad Mursi, ikut kembali dalam pemilihan presiden Mesir mendatang.Tetapi, Mursi dan tokoh-tokoh Ikhwan menolaknya. Ini dianggap sebagai tipuan politik belaka. Mursi tidak akan menerima negosiasi apapun dari fihak militer, karena sudah banyak pendukung Mursi yang tewas, akibat kekejamana militer.
Lembaga Hak Asasi Internasional (International Human Right) telah menyerukan pengakhiran tidak kekerasan oleh militer, dan mengembalikan hak-hak politik para pemimpin IKhwan, termasuk Presiden Mohamad Mursi kepada kekuasaannya, dan membebaskan seluruh tahanan politik. Lembaga Hak Asasi Manusia juga mengecam militer Mesir yang melakukan pembantaian massal terhadap pendukung Mursi.
Perjuangan Jamaah Ikhwan menghadapi rezim militer, bukan hanya hari ini, tetapi sudah berlangsung sejak Jamaah Ikhwan berdiri di tahun l928. Di mana sebagai puncak perjuangan melawan rezim militer, pendiri Jamaah Ikhwan, Hasan al-Banna tewas dibunuh oleh opsir militer di zaman Raja Farouk yang menjadi kaki tangan Ingngris.
Sekarang, junta militer Mesir berubah sikap, dan memalingkan wajahnya ke Rusia, sesudah Amerika mengkritik tindakan militer yang melakukan pembantaian pendukung Presidne Mursi, dan Amerika Serikat akan memotong bantuan militer ke Mesir. Ini menjadi pukulan berat legitimasi militer Mesir. Selama ini, militer Mesir menjadi alat kepentingan Amerika dan Zionis Israel.
Negara yang paling keras menentang pemotongan dan penghentian bantuan militer kepada Mesir adalah Israel. Israel sangata kawatir dengan penghentian bantuan militer Amerika itu, membahayakan dan melemahkan militer Mesir, dan Mesir akan jatuh ke tangan Ikhwan. Inilah dilema yang sekarang dihadapi oleh Amerika Serikat.
Tetapi, sebuah sumber di Gedung Putih menengaskan, bahwa Amerika Serikat, melihat memberikan dukungan dan pengakuan terhadap kekerasan yang dijalan militer Mesir itu, selanjutnya akan membawa Mesir kekancah kekacauan seperti yang terjadi di Suriah. Akhirnya, hanya akan memberi peluang kelompok Jihadis bermain lebih dikaawasan Timur Tengah, dan ini sangat tidak menguntungkan bagi kepentingan Amerika, dan keamanan Zionis-Israel. af/hh