JAKARTA (voa-islam.com) - Mesir nampaknya tidak dapat dihindari lagi akan menuju Suriah jilid kedua. Karena, junta militer telah melakukan pembantaian besar-besar terhadap pendukung Mursi, yang melakukan aksi damai. Sikap junta militer yang sangat kejam itu, hanya melahirkan balasan kelompok-kelompok yang menentang rezim junta militer.
Sedikitnya 6 orang tewas dalam tiga ledakan yang mengguncang ibukota Mesir Cairo, dan menyebabkan kekacauan yang hebat menjelang ulang tahun ketiga revolusi, 25 Januari.
Sebuah bom mobil menghantam Kanntor Pusat Direktorat Keamanan di Cairo, yang mencakup kantor pusat polisi dan keamanan negara, pukul 6:30 am, Jum’at pagi (24/1), dan sedikitnya 6 orang tewas dan 100 orang luka-luka, menurut kementerian kesehatan Mesir. Korban tewas termasuk 3 polisi, kata sumber keamanan .
Bom bunuh diri yang diledakkan di tempat parkir di kantor pusat keamanan di Cairo itu, menandai serangan paling dahsyat dalam beberapa bulan terakhir, dan meningkatkan kekhawatiran, di mana kelompok-kelompok anti pemerintah sudah tidak lagi menggunakan gerakan aksi damai, dan mendorong Mesir menjadi Suriah kedua.
Sebuah ledakan kedua yang menargetkan kendaraan polisi dekat stasiun metro, dan diikuti oleh ledakan ketiga di dekat sebuah kantor polisi di Talbeya, pinggiran kota di barat daya Cairo. Tidak ada laporan korban yang tewas dalam serangan ketiga.
Ledakan pertama menimbulkan asap membubung tinggi di atas pusat kota Cairo, menimbulkan kerusakan hebat terhadap beberapa lantai dari markas polisi, serta museum seni Islam di dekatnya.
Televisi pemerintah mengutip para saksi yang mengatakan bahwa pria bersenjata melepaskan tembakan setelah ledakan. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jenderal Abdel - Latif Hani menolak untuk mengomentari laporan tembakan berikutnya. Apakah fihak keamanan membalas tembakan yang diduga pelaku bom bunuh diri?, ungkap Associated Press.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terjadi sehari sebelum ulang tahun ketiga revolusi, 25 Januari, yang menggulingkan diktotar Marsekal Hosni Mubarak.
Nampaknya, Mesir akan terjerumus dalam kekacauan dan kehancuran seperti yang sekarang terjadi di Suriah. Rakyat yang ditindas dengan kekejaman rezim junta militer yang dipimpin Jendral Abdul Fattah al-Sisi, sekarang melakukan pemberontakan melawan rezim junta militer itu.
Perdana Menteri Hazem el - Beblawi mengutuk serangan Direktorat Keamanan di Cairo, dalam sebuah pernyataan, kepada Reuters. Dia mengatakan itu adalah upaya “pasukan teroris” untuk menggagalkan peta jalan politik.
Sebelumnya, pada hari Kamis, orang bersenjata bertopeng mengendarai sepeda motor menewaskan lima polisi Mesir dalam serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan selatan dari ibukota Kairo.
Sejak Mursi digulingkan, pasukan keamanan Mesir telah membantai ribuan anggota Ikhwanul dan ribuan lainnya dipenjara, termasuk pemimpin tertinggi Ikhwan, Mohamad Badie dan Khairat a-Satr. aby/mhd