SANA'A (voa-islam.com) - Pemberontak Syiah Houthi Yaman mendekati di ibukota Sanaa dari arah utara, setelah gencatan senjata dengan kelompok-kelompok suku pro - pemerintah Yaman gagal, Rabu, 5/2/2014.
Koresponden Al Arabiya di Sanaa mengatakan pemberontak Syi’ah Houthi yang didukung Iran telah menguasai Raydah , 60 kilometer ( 37 mil) utara ibukota Sana’a, dan telah melancarkan serangan terhadap Arhab, dan mengambil posisi di sebuah bukit yang menghadap ke Bandara Internasional Sana’a.
Pertempuran sengit berkobar antara pemberontak Syi’ah Houthi dengan pasukan pemerintah Yaman, dan merupakantangan yang paling berat dihadapi pemerintah Yaman yang menjadi sekutu Amerika, di mana pihak pemerintah Yaman melemah menghadapi akibat konflik internal, dan pemerintah yang nyaris ambruk.
Stabilitas keamanan dan politik Yaman yang bertetangga dengan Arab Saudi yang merupakna eksportir minya paling besar bagi Barat, sekarang terancam dari kelompok Syi’ah dan Al-Qaidah Al Qaeda di Semenanjung Arab.
Ini merupakan masalah yang paling serius dihadapi oleh Barat. Sementara itu, Iran ingin menancapkan pengaruhnya di Yaman dengan menggunakan kelompok Syi’ah, di tengah-tengah konflik yang terjadi di Suriah.
Ini langkah Iran yang bertujuan memecah konsentrasi perhatian kelompok-kelompok Mujahidin yang sekarang ini terkonsentrasi di Suriah. Dengan konflik di Yaman antara kelompok Syi’ah Houthi dengan pemerintah Yaman, maka perhatian terhadap Suriah menjadi terpecah. Iran akan terus mengeksploitasi situasi di Yaman, sehingga masalah Suriah yang berdekatan dengan Irak, Lebanon, dan Iran menjadi selamat.
Sementara itu, dikabarkan pemberontak Syiah Houthi dan sekutu mereka dari federasi suku Hash menguasai al- Khamri , sebuah daerah di provinsi Omran terkait dengan klan terkuat di Yaman al-Ahmar. Dengan kemenangan yang teus dicapai oleh pemberontak Syi’ah akan mengubah keseimbangan yang terjadi di Yaman.
Pertempuran yang terburuk sejak bentrokan dimulai pada bulan Oktober ketika pemberontak Houthi , yang memegang sebagian besar provinsi Saada utara dekat dengan perbatasan Saudi, pemberontak Syi’ah terus bergerak melawan kelompok Salafi di kota Dammaj Saada. Houthi menuduh Salafi merekrut pejuang asing menyerang mereka.
Sementara itu, pemerintah Saudi dan negara-negara Arab lainnya, terus mengkampanyekan perang melawan al-Qaidah, dan kelompok-kelompok jihadis yang sekarang berjuang di Suriah maupun di Irak menghadapi rezim Syi’ah, dan bahkan Raja Arab Saudi, Abdullah telah mengeluarkan pernyataan dan keputusan, bahwa setiapa warga Saudi yang ikut berjihad di luar Saudi akan dijatuhi hukuman 5-20 tahun.
Tindakan rezim Arab seperti Arab Saudi, hanyalah akan semakin memenangkan dan memmberikan kemenangan kekuatan Syi’ah yang sekarang ini sudah didepan hidung mereka. (wb/afgh/voa-islam.com)