BEIRUT (voa-islam.com) Pemimpin milisi Syiah Hisbullah, Lebanon, Hassan Nasrullah, bersumpah bahwa pasukan milisi Hisbullah selama akan terus berperang mendampingi pasukan pemerintah Suriah dalam perang sipil di negara itu, Minggu, 16/2/2014.
Jika perang berhenti maka "tentu saja" Hisbullah juga akan angkat kaki dari Suriah, cetusnya. Sekarang Suriah dibanjiri oleh milisi Syiah dari Lebanon, Irak, Iran, Yaman, dan berbagai negara Teluk, termasuk dari Turki. Mereka ikut berperang memanbantu rezim Bashar al-Assad.
Kehadiran pasukan Hisbullah dalam perang di Suriah telah menambah ketegangan politik di seluruh kawasan Timur Tengah, dan menuju perang terbuka antara Sunni – Syi’ah di kawasan itu. Kekerasan terus meluas hingga perbatasan Suriah-Lebanon. Milisi Hisbullah mendukung tentara Presiden Bashar al-Assad, sementara kubu Sunni Lebanon mendukung kelompok-kelomok perlawanan Suriah.
Ratusan orang tewas akibat rangkaian serangan bunuh diri di ibukota Lebanon, Beirut, dan kota di utara, Tripoli, dalam beberapa bulan terakhir dengan dua kubu saling menyalahkan terjadinya serangan itu. Sheikh Nasrallah mengatakan tekad untuk bertempur membela Presiden Bashar al-Assad hingga pasukan 'takfir' (Sunni) dikalahkan, tandasnya.
Serangan yang diduga berasal dari milisi Sunni juga menewaskan warga Lebanon. "Kita akan tetap berada dimana kita harus berada, sikap kita belum berubah,"serunya, saat berbicara dalam sebuah upacara peringatan kematian tiga pimpinan Hisbullah.
Nasrullah mengatakan tujuan kelompoknya adalah menghancurkan kelompok radikal Sunni yang dikaitkan dengan al-Qaeda menjadi penguasa di Suriah, atau kalau tidak, maka Suriah bisa menjadi "Afghanistan setelah Soviet keluar".
"Memang, akan ada martir gugur dan ada korban ekonomi ada pengungsi dan ketakutan dimana-mana, serta kekhawatiran dan hilangnya rasa aman - ini bagian dari perang", tambah Nasrullah. Ia mengutuk peran Arab Saudi dan negara-negara lain yang dianggapnya mendukung oposisi, ia menyebut mereka munafik. Dengan bantuan Hisbullah pasukan pemerintah berhasil merebut kota Qara, Deir Attiya serta Nabak, di barat laut Yabroud segaris dengan jalur yang menghubungkan Damaskus dan Hom.
Milisi Syi’ah di Suriah terus berdatangan, dan mereka bertempur melawan pasukan pejuang oposisi yang sekarang ingin mendongkel rezim Syiah Alawiyyin di bawah Bashar al-Assad, yang sudah membantai ratusan ribu rakyat Suriah dengan menggunakan segala jenis, termasuk menggunakan senjata pemusnah massal (kimia). (afgh/wb/voa-islam.com)