View Full Version
Kamis, 20 Feb 2014

Bom dan Serangan Mencari Syahid Biasa dalam Perang

DEPOK (voa Islam) - Protes Singapura terhadap penamaan KRI Usman Harun oleh Angkatan Laut Indonesia didasari atas keterlibatan dua Marinir Indonesia yang melakukan pengeboman di Singapura pada 1965 lalu. Kedua WNI itu pun dieksekusi mati. Pihak Singapura memiliki alasan mengapa Usman Haji Mohamad Ali dan Harun Said dieksekusi mati setelah dinyatakan bersalah dalam pengeboman yang terjadi di MacDonald House pada 1965.

"Tidak diampuninya Usman dan Harun pada dasarnya menjadi momen menentukan dalam kebijakan luar negeri Singapura. Jika kami setuju untuk membebaskan keduanya, maka akan membentuk preseden atas hubungan Singapura dengan negara besar lain," ujar Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (13/2/2014). (Atjehcyber.net)

Jika kita ingat lagu Halo - Halo Bandung maka kita akan mengingat tentang sebuah peristiwa besar yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa tersebut dikenal dengan Bandung Lautan Api. Kronologi peristiwa ini adalah ketika pemerintah Iindonesia mendapatkan ultimatum ke dua dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda agar mundur dan mengosongi Bandung Selatan. Karena TRI (Tentara Rakyat Indonesia) merasa enggan dan berat hati melepas kota yang sangat dicintainya, maka dilakukan aksi membuat Bandung terbakar dilalap jago merah. Semua rumah, bangunan, dan gudang senjata dihanguskan agar tidak dapat dimanfaatkan oleh Hindia Belanda.

Bandung, 24 Maret 1946. Udara dingin malam itu tak menyurutkan semangat dua orang pemuda Republik untuk membumihanguskan sendiri kota tercinta daripda jatuh dan dikuasai musuh. Berbekal granat tangan, mereka bermaksud meledakkan 1.100 ton bubuk mesiu di gudang persenjataan milik Jepang di daerah Dayeuh Kolot, Bandung selatan. Dua pemuda itulah yang kemudian diabadikan sejarah dengan nama Muhamad Toha dan Muhamad Ramdan.

Mohammad Toha dan teman seperjuangannya itu berhasil menjalankan misi meledakkan gudang mesiu sehingga menjadikan kota Bandung diselimuti api berkobar. Peristiwa itu disebut Bandung Lautan Api. Keduanya rela mengorbankan nyawa ikut gugur dalam ledakan dahsyat itu. (merdeka.com)

Dari 2 berita sekelumit diatas, nampaklah bahwa perjuangan yang dilakukan kaum Jihadis kontemporer yang akrab dengan serangan bom ataupun Amaliyah Istisyhadiyah di berbagai penjuru dunia sebenarnya tidak asing bagi bangsa ini. Perang memang masalah persepsi, ketika persepsi tidak bisa dikompromikan maka peranglah yang menentukan keunggulan salah satu persepsi.

Dari sini jelas, isu Global War On Terorism (GWOT) yang dikumandangkan AS dan sekutu-sekutunya adalah perang hakiki menumpas Jihad kaum muslimin. Sedangkan teroris yang sejati adalah AS dan sekutunya tersebut. Kelompok-kelompok Jihadis tampil membela kaum Muslimin yang terus ditindas dan dirampas kekayaan negri-negrinya. (Abu Fatih/voa Islam)

 

 


latestnews

View Full Version