WASHINGTON (voa-islam.com) - Dalam sebuah wawancara dengan majalah The Atlantic, Presiden AS Barack Obama menegaskan posisinya bahwa negosiasi dengan Iran adalah pilihan yang terbaik dan bahwa negara-negara di kawasan ini harus hidup dengan format baru yang disuguhkan oleh Amerika, Senin,10/3/2014.
Obama menambahkan bahwa jika negosiasi dengan Iran sia-sia, selama enam bulan atau satu tahun, Obama bisa menjatuhkan sanksi lagi.
Ekstremis Syiah yaitu rezim Khamenei di Teheran, Hizbullah di Beirut, dan Nuri al-Maliki di Irak, telah menunjukkan sebagian besar Syi'ah menentang dan memerangi Sunni.
Sejak Ayatollah Khomeini berkuasa, Iran telah hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan. Negara ini diperintah dengan tangan besi, dan sebagian besar sumber dayanya dihabiskan memerangi yang mereka sebut sebagai ‘setan’, dan mendukung kelompok-kelompok teroris.
Obama mengatakan, Iran adalah negara besar, kuat, dan Iran sebagai pemain penting di panggung dunia. Rezim Iran berpikir bahwa negosiasi adalah ‘hadiah’ bagi Presiden Obama.
Dengan politik 'taqiyah' Iran membangun kerjasama dengan Washington, dan ingin menghancurkan golongan Sunni, dan ikut menyanyikan lagu ancaman berbahaya bagi keamanan dunia adalah 'Al-Qaidah', yang merupakan mainstream Sunni.
Ekstrimis Syiah dalam rezim Teheran, orang-orang di balik peristiwa pemboman markas Marinir di Beirut, membunuh 300 tentara Amerika dan Perancis pada tahun 1983, dan mereka berencana meledakkan kedutaan Amerika.
Pada tahun berikutnya, mereka membunuh Rektor American University di Beirut, dan dua tahun kemudian, mereka membajak sebuah pesawat TWA , menewaskan salah satu penumpangnya. Pada tahun 1986 , mereka menculik seorang kolonel Amerika dan menggantungnya.
Pada tahun 1996, mereka meledakkan markas militer Amerika di kota Khobar Saudi, menewaskan 19 orang dan melukai lebih dari 200 orang Amerika. Kegiatan Iran mencapai puncaknya di Buenos Aires. Di mana mereka meledakkan sebuah Sinagog Yahudi pada tahun 1991.
Semua itu, hanyalah proyek pencitraan dari rezim Syi'ah yang dipimpin Ayatullah Khomaeni, dan ingin memposisikan Iran sebagai pemimpin dunia Islam, khususnya dalam memerangi the 'evil' yaitu Amerika. Revolusi Iran dinisbatkan sebagai revolusi Islam, dan banyak dunia Islam yang berhasil dikelabui oleh rezim Syi'ah Iran, yang dipimpin oleh Khomeini.
Tetapi, Presiden Obama menyederhanakan situasiyang sangat berbahaya dan ia telah membantu kelangsungan hidup rezim Iran yang sedang berjuang, akibat pengepungan internasional, dan akibat dari tekanan domestik yang mengancam perintah ekstremis Syi'ah Iran.
Iran lebih brutal dengan mengirim ribuan tentara berperang di Suriah, memperkuat posisi rezim Syi’ah Nuri al-Maliki di Irak, mengirim senjata ke Yaman, membantu Syi’ah Houti, dan perbubahan di dunia Islam terus mereka rancang, dan memperkuat posisi tawar. (afgh/wb/voa-islam.com)