View Full Version
Kamis, 20 Mar 2014

Konflik Rusia - Uni Eropa Menjadi Perang Dunia III?

BRUSSEL (voa-islam.com) - NATO mengatakan bahwa aneksasi (pencaplokan) Rusia semenanjung Krimea, Ukraina, adalah ancaman ‘sangat serius’ bagi Eropa sejak Perang Dingin. Aneksasi  Rusia terhadap semenanjung Krimea, mengubah seluruh tatanan geopoliltik, dan NATO yang merupakan aliansi militer,  kembali fokus kepada risiko ancaman yang  ada di depan mata mereka, Rabu, 19/3/2014.

“Ini  membuat kita harus segera  bangun”,  kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen , dan memperingatkan Moskow akan menghadapi isolasi internasional kepada Asssociate Perss .

Meskipun, krisis yang hebat telah berulangkali melanda Uni Eropa, seperti krisis di Balkan pada 1990-an dan di Georgia tahun 2008”,  tetapi ini  ancaman terbesar terhadap keamanan dan stabilitas Eropa sejak akhir Perang Dingin”, tambah Rasmussen.

Rasmussen  mengecam pencaplokan Moskow terhadap Krimea sebagai tindakan  ilegal dan tidak sah , dan menegaskan mengulangi keputusan NATO, yang akan  menghentikan kerjasama  pengawalan bersama dengan Rusia penghancuran senjata kimia Suriah.

Rasmussen bersama dengan kekuatan militer Uni Eropa, mempersiapka langkah-langkah militer bagi negara-negara NATO , jika diperlukan, menanggapi tindakan Rusia yang dinilai sudah menjadi keamanan negara-negara Uni Eropa. Termasuk NATO akan  mengawasi penerbangan negara-negara bekas sekutu Uni Soviet, seperti  Polandia dan Romania , dan berbagai misi perlindungan wilayah udara di Estonia , Latvia dan Lithuania.

Melihat perkembangan di Ukraina, Rasmussen menegskan, "Sebenarnya keamanan di Eropa sangat penting, dan tidak dapat diterima begitu saja tindakan Rusia mencaplok semenanjung Krimea. Kita perlu mengambil keputusan meskipun  sulit, karena  dampak strategis jangka panjang agresi Rusia terhadap  keamanan Uni Eropa’, tegasnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa Kiev sedang merencanakan menarik tentara dan keluarga mereka dari Krimea, sesudah hasil referendum, di mana 90 persen rakyat Krimea memilih bergabung dengan Rusia.

“Kami sedang merencanakan  yang akan memungkinkan  tidak hanya menarik prajurit, tetapi juga anggota keluarga mereka di Krimea, sehingga mereka dapat dengan cepat pindah ke daratan Ukraina”, kata Kepala Dewan Pertahanan Keamanan Nasional Ukraina Andriy Parubiy kepada televisi nasional Ukraina, Rabu.

Sekretaris -Jenderal pBB Ban Ki -moon bersiap-siap bertolak  ke Rusia dan Ukraina mendorong penyelesaian damai atas krisis mengancam perang terbuka di daratan Eropa itu.

Ban akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada hari Kamis, dan dengan para pemimpin  Ukraina, Presiden Olexsandr Turchynov dan Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk di Kiev, Jumat, 21/3/2014.

Diambang Perang

Moskow dan Kiev berada di ambang perang terbuka  menyusul penggulingan bulan lalu mantan presiden Ukraina didukung Kremlin Viktor Yanukovych. Moskow sudah memobilisasi pasukannya ke Krimea, dan perbatasan Ukraina. Rusia juga melakukan parade senjata pemusnah massal, berupa rudal balistik antar benua (ICBM- Inter Continental Balistic Missil) di Moskow. Ini unjuk kekuatan Moskow menghadapi sikap Barat yang ingin merusak tatanan federasi Rusia.

Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan Ban “menyerukan dihentikan eskalasi dan menahan diri dari semua terlibat dalalm konflik di Ukraina, dia akan terus meminta Rusia dan Ukraina tetap berdialog dan mencari solusi damai’, ujar Farhan Haq.

Sebagian besar masyarakat internasional , termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa , menolak aneksasi (pencaplokan) atas Krimea sebagai tindakan ilegal , tetapi Moskow tetap menolak , dan Moskow tidak mau  mengakui pemerintah Ukraina yang baru.

Presiden AS Barack Obama telah mengundang para pemimpin G7 bertemu di Den Haag, di sela-sela KTT Keamanan Nuklir membahas Ukraina, Senin mendatang.

Tiga belas dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB mendukung rancangan resolusi AS, yang dengan tegas mengutuk referendum akhir pekan lalu di Krimea, dan hasilnya 90 persen memilih bergabung Rusia .

 Resolusi diveto oleh Moskow sementara Cina abstain. Ini adalah awal perang terbuka antara Timur dan Barat, dan akan menghancurkan kekuatan kafir itu sendiri. Kafir dengan kafir berperang sesama mereka. (afgh/aby/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version