Ikhwatul Iman rohimakumulloh, Al-Lajnah Asy-Syar'iyyah di Mimbar At-Tauhid wa Al-Jihad ditanya tentang jalan menuju medan jihad.
Berikut pertanyaan yang diajukan seseorang yang sangat merindukan jihad dan menangisi dirinya saat melihat medan-medan jihad dipenuhi ikhwah mujahidin.
Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Salam saya ditujukan kepada seluruh saudara-saudara kami yang bekerja di bangunan tinggi yang diberkahi ini. Saya meminta kepada Allah untuk membuatnya lebih tinggi lagi. Salam secara khusus diperuntukkan kepada As-Syaikh Al-Mutqin Abul Mundzir Asy-Syinqithi –semoga Allah menjaganya dan melindunginya dari kejahatan para musuh dan orang-orang munafiq…
Wa ba'du:
Semenjak Allah memberikan nikmat kepada saya dengan dikenalkan jalan jihad serta kemampuan membedakan antara kebenaran dan kebathilan, saya sangat merindukan untuk berangkat. Namun jalan ini penuh batu sandungan dan saya tidak menemukan cara atau penunjuk yang menuntunku menuju medan mana saja di antara medan-medan perang. Setiap kali waktu berlalu sementara saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, saya menjadi semakin merasa lemah dan gagal.
Namun saya tidak bisa membiarkan diriku mencari-cari alasan semisal tidak mampu menemukan jalan. Saya duduk di tempat tinggalku namun setiap hari saya dibisik-bisiki diriku untuk berangkat. Saya menangisi diriku saat melihat medan-medan penuh dengan para ikhwah dan saat itu saya merasakan bahwa dunia ini tertutup di hadapan wajahku.
Saya tidak punya orang yang membantuku untuk itu. Saya berharap kepada antum untuk memberiku nasehat dalam soal ini. Apakah saya mendapatkan udzur dan apa yang harus saya kerjakan dalam kondisiku ini??
Saya berharap, agar jawaban antum terdapat sedikit pemerincian sehingga saya bisa melakukan sesuatu untuk menolong agamaku.
Jazakumullahu khaira.
Penanya: Abul Bara` Malik.
Jawaban Al-Lajnah Asy-Syar'iyyah di Mimbar At-Tauhid wa Al-Jihad:
Bismillahir Rahmanir Rahim.
Segala puji bagi Allah, Pemelihara semesta alam. Shalawat dan salam kiranya tercurahkan kepada Nabi, keluarga dan para shahabat beliau semuanya.
Wa ba'du:
Saudaraku yang mulia, di zaman ini kau akan mendapati banyak rintangan di jalan jihad yang disebar dengan cuma-cuma, serta ribuan relawan yang berpropaganda untuk mencegah orang berangkat jihad…
Adapun hasungan (untuk berjihad) maka itu dianggap suara kedurhakaan!... Bertawakkallah kepada Allah, kumpulkan bekal dan berjalanlah di atas barakah Allah..
Janganlah menunggu seseorang yang mengetuk pintumu untuk menggandengmu menuju ke medan-medan jihad. Titik awal keberangkatanmu tidak akan muncul kecuali dari dirimu sendiri bukan dari selainmu…
Percayalah jika kau berhasil mengalahkan hambatan-hambatan psikologis dan unsur-unsur pelemah semangat yang membuatmu tidak melakukan persiapan untuk keluar (berjihad), maka dengan izin Allah kau bisa mengalahkan setiap hambatan di lapangan yang menghalangimu sampai ke medan jihad.
Kau harus memiliki kemauan yang mendorongmu untuk keluar dan menghasungmu untuk mempersiapkan perlengkapan, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
ولو أرادوا لخروج لأعدوا له عدة
"Seandainya mereka berkemauan untuk keluar, sungguh mereka mempersiapkan perlengkapan untuknya…”
Banyak orang mengatakan: "Kami tidak bisa berbuat" Seandainya mereka jujur sungguh mereka mengatakan: "Kami tidak punya kemauan untuk berbuat"!!
Benar, mereka cinta jihad, namun mereka tidak punya kemauan. Cinta dan kemauan memiliki perbedaan yang besar…
Kita tahu bahwa semua pelajar mencintai kelulusan, tapi sedikit dari mereka yang punya kemauan untuk lulus…
Cinta adalah perbuatan hati yang tidak disertai kecuali sekedar angan-angan, sedang kemauan adalah keinginan yang disertai aktivitas dan upaya sungguh-sungguh yang terus-menerus.
Langkah pertama adalah kau harus mempersiapkan perlengkapan untuk berangkat, kemudian memilih medan terdekat atau yang paling mudah menuju ke sana. Medan-medan di zaman kita ini banyak, walhamdulillah.
Jika kau bertempat tinggal di Afrika, maka kau bisa ke Somalia dan Azawad (daerah utara Mali, pent). Jika kau di Jazirah Arab atau negeri yang bertetangga dengannya, maka kau bisa ke Yaman, Syam dan Irak.
Mujahidin tidak bisa memberitahukan kepada orang-orang bagaimana berhubungan dengan mereka, sebab akibat dari tindakan itu sudah diketahui. Namun, orang-orang yang memiliki kemauan dan tekad, harus berusaha sendiri menyingkap jalan-jalan dan cara-cara itu melalui hubungan-hubungan khusus mereka atau dengan berpindah ke titik terdekat dari mujahidin lalu berusaha berhubungan dengan mereka secara langsung.
Setiap gerakan harus dengan modus tertentu seperti studi, rekreasi, bisnis, berkunjung ke kerabat atau teman, dan semisal itu. Ketahuilah bahwa menempuh jalan menuju jihad itu sendiri dinilai sebagai jihad karena dilingkupi kesulitan-kesulitan dan bahaya-bahaya. Karena ini, pahalanya Allah samakan dengan pahala jihad. Allah menilai orang yang mati di jalan menuju jihad seperti orang yang dibunuh di medan peperangan.
Allah Ta'ala berfirman:
والذين هاجروا في سبيل الله ثم قتلوا أو ماتوا ليرزقنهم الله رزقا حسنا وإن الله لهو خير الرازقين
"Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian terbunuh atau mati, sungguh Allah akan memberi rizki kepada mereka dengan rizki yang baik. Dan sesungguhnya Allah sungguh sebaik-baik yang memberi rizki."
Disebutkan pada dua kitab shahih dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya-, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
تكفل الله لمن جاهد في سبيله لا يخرجه إلا الجهاد في سبيله وتصديق كلماته بأن يدخله الجنة ، أو يرجعه إلى مسكنه الذي خرج منه مع ما نال من أجر ، أو غنيمة
"Allah menjamin untuk orang yang berjihad di jalan-Nya di mana ia keluar hanya untuk berjihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-kalimat-Nya, dengan dimasukkan ke surga atau dikembalikan ke rumah yang ia tinggalkan dengan membawa pahala atau ghanimah."
Al-Bukhari menyebutkan pada kitab shahihnya bab "Fadhlu Man Yushro'u fi Sabilillah FaMata Fahuwa minhum":
عن أنس بن مالك عن خالته أم حرام بنت ملحان قالت نام النبي صلى الله عليه وسلم يوما قريبا مني ثم استيقظ يتبسم فقلت ما أضحكك قال أناس من أمتي عرضوا علي يركبون هذا البحر الأخضر كالملوك على الأسِرَّةِ قالت فادع الله أن يجعلني منهم فدعا لها ثم نام الثانية ففعل مثلها فقالت مثل قولها فأجابها مثلها فقالت ادع الله أن يجعلني منهم فقال : أنت من الأولين فخرجت مع زوجها عبادة بن الصامت غازيا أول ما ركب المسلمون البحر مع معاوية فلما انصرفوا من غزوهم قافلين فنزلوا الشأم فقربت إليها دابة لتركبها فصرعتها فماتت
Dari Anas bin Malik dari bibinya, Umum Haram binti Milhan, ia berkata: "Nabi Saw. tidur pada suatu hari dekat denganku, kemudian beliau bangun seraya tersenyum. Lantas aku berkata: 'Apa yang membuat Anda tertawa?'. Beliau bersabda: 'Aku diperlihatkan beberapa orang dari umatku yang kelak akan berlayar di laut hijau ini laksana raja-raja di atas kasur-kasur'". Ia (Ummu Haram) berkata: "Berdo'alah kepada Allah agar Ia menjadikanku termasuk mereka". Beliau lalu berdo'a untuknya. Kemudian beliau tidur lagi dan melakukan hal yang sama. Ummu Haram pun bertanya seperti di atas. Beliau menjawab seperti jawaban di atas. Lantas Ummu Haram berkata lagi: "Berdo'alah kepada Allah agar Ia menjadikanku termasuk mereka". Beliau lantas bersabda: "Kau termasuk orang-orang awal (yang berlayar di laut)". Ummu Haram pun keluar bersama suaminya, Ubadah bin Shamit untuk berperang. Ia termasuk kaum muslimin yang pertama kali berlayar di laut bersama Muawiyah. Saat selesai dari misi perang dan pulang, mereka singgah di Syam. Lalu seekor hewan tunggangan di dekatkan kepadanya untuk ia naiki. Hewan itu lalu membantingnya sehingga ia meninggal dunia.
Pada Al-Mu'jamul Kabir tentang sebab turunnya firman Allah Ta'ala:ومن يخرج من بيته مهاجرا إلى الله ورسوله ثم يدركه الموت فقد وقع أجره على الله (Q.S An-Nisa ayat 100), Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata: Dhamrah bin Jundub keluar dari rumahnya untuk berhijrah. Ia berkata kepada keluarganya: 'bawalah aku, lalu keluarkan aku dari negeri orang-orang musyrik menuju kepada Rasulullah Saw. Ia (Ibnu Abbas) berkata: "Lantas ia mati di jalan sebelum sampai kepada Nabi Saw. Lalu turunlah wahyu yang berbunyi:
ومن يخرج من بيته مهاجرا إلى الله ورسوله ثم يدركه الموت فقد وقع أجره على الله
"Dan barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian ia menemui kematian, maka pahalanya sudah pasti dijamin oleh Allah."
Muhammad bin Abdillah bin 'Atik berkata: Salamah mengabariku dari bapaknya, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
من خرج من بيته مجاهدا في سبيل الله قال ثم ضم أصابعه الثلاث و أين المجاهدون في سبيل الله فخر عن دابته فمات فقد وقع أجره على الله و إن لدغته دابة فمات فقد وقع أجره على الله و من مات حتف أنفه ... فقد وقع أجره على الله و من قتل قعصا فقد استوجب الجنة. رواه الحاكم في المستدرك وقال :هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه ووافقه الذهبي .
"Barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk berjihad di jalan Allah –kemudian beliau menggenggang tiga jarinya- , mujahidin di jalan Allah mana saja yang tersungkur dari hewan tunggangannya lalu mati, maka pahalanya sudah pasti dijamin Allah. Jika ia dipatuk binatang lalu mati maka pahalanya sudah pasti dijamin Allah. Dan siapa mujahid yang mati secara wajar (tanpa sebab), maka pahalanya sudah pasti dijamin Allah. Dan siapa yang terbunuh di tempat, maka sudah wajib mendapat surga." (Riwayat Al-Hakim di kitab Al-Mustadrak, ia mengatakan: "Ini hadits yang shahih sanadnya tapi tidak dikeluarkan Al-Bukhari dan Muslim. Adz-Dzahabi menyepakatinya)
Kami menasehatimu wahai saudaraku yang mulia untuk membaca makalah syaikh Yusuf Al-'Uyairi –rahmatullahi 'alaih- yang berjudul "Ath-Thariq ila Ardhil Ma'rokah". Wallahu a'lam. Walhamdulillah rabbil 'alamin.
Dijawab oleh anggota Al-Lajnah As-Syar'iyyah, Asy-Syaikh Abul Mundzir Asy-Syinqithi. (Abu Fatih/Abu Hamza/voa Islam)