RRAMALAH (voa-islam.com) Langkah-langkah Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas yang ingin mendapatkan pengakuan kemerdekaan, termasuk usaha Palestina menjadi anggota PBB, mendapatkan tantangan dari Zionis-Israel.
Israel akan menjatuhkan sanksi ekonomi baru untuk Palestina, sebagai balasan atas penandatanganan sejumlah perjanjian internasional oleh pemimpin Palestina.
Mahmud Abbas tanpa menghiraukan Israel, terus berusaha melakukan Perjanjian internasional itu termasuk upaya pengakuan Palestina oleh PBB.
Langkah-langkah yang dijalakan oleh Otoritas Palestina ini, membuat Israel menjadi murka, dan ingin melakukan penghancuran secara total terhadap Palestina melalui sanksi ekonomi. Gaza sudah diembargo selama lebih delapan tahun, sekarang akan menyusul Tepi Barat, akibat melakukan perjanjian internsional.
Dibagian lain, menurut fihak Israel, Palestina memiliki utang ke Israel sejumlah ratusan juta dolar untuk aliran listrik dan berbagai layanan lainnya. Transfer pendapatan pajak yang terkumpul atas nama pihak berwenang Palestina akan dibekukan, dan akses atas deposito bank di Israel akan dibatasi.
Seperti tercantum dalam perjanjian sementara antara Israel dan Palestina, Israel mengumpulkan pajak atas nama Palestina dan menyalurkan sekitar US$100juta setiap bulan. Hakikat Israel perampok yang merampok harta kekayaan orang Palestina.
Tanpa dana ini kuasa Palestina tidak akan bisa membayar gaji puluhan ribu pegawainya. Menteri Tenaga Kerja Palestina, Ahmad Majdalani menyebut keputusan Israel ini tidak sah dan merupakan langkah politik, bukan ekonomi.
Dengan dorongan Menlu Amerika Serikat John Kerry, nampaknya perundingan damai dilanjutkan di Yerusalem, tanpa tanda-tanda adanya kemajuan. Tetapi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan jurang antara kedua pihak semakin berkurang.
Tetapi, usaha-usaha perdamaian yang diinginkan oleh Amerika semakin jauh, dan tidak memiliki lagi substansi. Apalagi, Israel menuntut pembebasan mata-mata Amerika Polard, yang dihukum seumur di Amerika, akibat tindakan mata-mata yang dilakukannya. Presiden Obama menolak pembebasan Polard.
Namun seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah negosiasi akan berlangsung sampai bulan depan.
Israel tidak terlalu berminat dengan perdamaian, dan terus menuntut konsesi dari fihak Palestina, termasuk pengakuan eksistensi negara Israel. Ini sudah ditolak oleh fihak Palestina. Sementara itu, nasib rakyat Palestina semakin tercekik akibat tindakan Zionis itu. (afgh/wb/voa-islam.com)