View Full Version
Sabtu, 03 May 2014

Perang Terbuka Antara Ukraina dan Rusia, Menuju Perang Dunia III?

KIEV (voa-islam.com) - Lebih dari 40 orang tewas di Odessa. Sebagian besar korban tewas terperangkap dalam bangunan yang dibakar setelah para aktivis dan pendukung pro - Rusia bentrok di seluruh kota pelabuhan selatan. Presiden Vladimir Putin, sangat marah dengan marah, dan menganggap perjanjian antara Rusia dan Eropa batal dengan sendirinya, Jum'at, 2/5/2014.

Dalam kekerasan terburuk di pelabuhan Laut Hitam sejak Presiden Viktor Yanukovich digulingkan pada bulan Februari, polisi mengatakan 38 orang menghirup asap, dan mengibatkan mereka mati, dan sebagian melompat keluar dari jendela setelah gedung serikat buruh dibakar.

Kedua pihak yang berperang antara pendukung pro-Rusia dengan kekuatan rakyat Ukraina, terus berlangsung dengan skala yang sasngat luas, dan memicu perang terbuka di wiyah timur Ukraina. Bentrokan paling dahsyat berlangsung di Odessa.

Meskipun, sebelumnya telah berlangsung kekerasan, tapi tidak pernah mengakibatkan kematian. Peristiw yang berkembang dengan sangat cepat itu, menuju perang terbuka antara pemerintah Ukraina yang didukung Uni Eropa dan Amerika menghadapi Rusia, yang ingin meluaskan pengaruhnya di wilayah Baltik.

Sebelumnya, polisi mengatakan sedikitnya empat orang tewas dalam pertempuran setelah aksi kelompok demonstran pro - Kiev diserang. Bom molotov, batu dan alat peledak dilemparkan dalam bentrokan, kata seorang pejabat polisi di Kiev.

Puluhan ribu rakyat Ukraina dengan melambaikan bendera biru dan kuning , mengenakan helm dan memegang tongkat, turun ke jalan berbaris dalam mendukung penyatuan Ukraina ke dalam grup negara Uni Eropa di ibukota Kiev.

Diantara para demonstran itu pendukung tim sepak bola lokal, Chornomorets. Dalam sebuah serangan berlangsung saat pertandingan sepakbola, antara aktivis pro - Rusia, yang mengenakan warna tim Metalist Kharkiv dari wilayah timur, memasuki kerumunan, dan terjadi bentrok yang sangat dahsyat.

Polisi kehilangan kendali . Mereka mengatakan gedung serikat buruh kemudian dibakar. Dmytro Spivak , seorang anggota parlemen setempat, mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa setidaknya enam pendukung anti Rusia tewas di Kiev dalam pertempuran itu .

“Hal ini sangat jelas bahwa kelompok pro - Rusia sangat terlatih menggunakan senjata, terorganisasi dengan baik dan mereka melakukan tindakan ini sudah direncanakan sejak lama”, kata seorang pejabat polisi. “Saya akan mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, lupakan Odessa”.

Di timur, kelompok separatis pro - Rusia berhasil menembak jatuh dua helikopter militer Ukraina yang terlibat dalam operasi yang mencoba mengusir militan dari kubu mereka di kota Slaviansk.

Ukraina Timur telah menjadi perhatian serius oleh Barat sejak Moskow mencaplok Crimea dari Ukraina, Maret lalu. Bentrokan terjadi di sebagian besar wilayah Ukraina yang berbahasa Rusia, seperti Odessa, dan tidak jauh dari Crimea.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki warga sipil dari udara di Slaviansk dalam "perasi penumpasan" yang disebut sebagai teroris, dan ini menurut Putin menghancurkan rencana perdamaian internasional.

Moskow memiliki puluhan ribu tentara berkumpul di perbatasan, dan sewaktu bisa menyerang jika diperlukan untuk melindungi kelompok-kelompok pro-Rusia. Ini hanyalah akan menuju kekacauan dan perang di kawasan Laut Hitam, dan akan menjalar ke seluruh kawasan Baltik.

Pemerintah Barat yang mendukung di Kiev mengatakan penggunaan rudal yang menjatuhkan helikopter militer Ukraina, menunjukkan pasukan Rusia berada di kota itu. Moskow membantah pasukannya berada di Ukraina.

Penjabat presiden Ukraina juga mengatakan Rusia “melakukan infiltrasi bersenjata", dan mencoba memasuki Ukraina semalam, tapi dipaksa kembali oleh pasukan Ukraina ke perbatasan, ungkap Departemen Pertahana Rusia.

Kiev mengatakan Moskow mendukung kelompok-kelompok separatis di timur Ukraina yang “menempatkan warga sipil dalam bahaya, merebut sandera dan menciptakan suasana teror dan kekerasan”.

Wartawan Reuters di Slaviansk, pasukan Ukraina menjaga ketat benteng separatis pro - Rusia di Ukraina timur, mendengar tembakan dan melihat helikopter melepaskan tembakan sebelum fajar. Sementara itu, pasukan Ukraina memobilisasi pasukan lapis baja, dan mengambil posisi di pinggiran kota, tetapi pemberontak masih menguasai sebagian besar kota yang berpenduduk 130.000 jiwa itu.

Penjabat Ukraina Presiden Oleksander Turchinov, sangat sulit melakukan operasi militer secara maksimal, karena militan pro-Rusia menggunakan 'perisai manusia', dan jika dilancarkan serangan militer besar-besaran akan banyak jatuh korban.

Amerika Serikat dan Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap individu atas krisis Ukraina, tetapi masih memiliki dampak terbatas. Presiden AS Barack Obama mengatakan langkah berikutnya akan diterapkan sanksi terhadap sektor ekonomi Rusia dan mereka akan diberlakukan jika Moskow menghambat pemilihan presiden Ukraina .

Kanselir Jerman Angela Merkel , mengunjungi Washington , mengatakan pada konferensi pers bersama dengan Obama bahwa pemilihan pada 25 Mei yang kritis dan sanksi Rusia kemungkinan akan diberlakukan. Uni Eropa dan Amerika kemungkinan akan membeerlakukan sanksi pada sektor energi dan perbankan kemungkinan, sehingga akan berdampak bagi Rusia, dan dapat menghentikan ambisi militer Rusia.

Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan tindakan Rusia di Ukraina menghancurkan keamanan Eropa di era pasca-Perang Dingin. Tetapi, nampanya Uni Eropa dan Amerika tidak akan melibatkan diri dalam perang terbuka dengan Rusia, karen berisiko menuju ke arah Perang Dunia III, dan menimbulkan kekacauan secara global. Jika perang meledak, maka akan menguras seluruh kemampuan negara-negara Barat dan Rusia.

Direktur CIA John Brennan, telah mengunjungi Kiev, dan mempelajari situasi keamanan yang terjadi dikawasan itu, dan dampaknya bagi keamanan negara-negara Eropa.

Tetapi, situasi itu, terus memburuk, bersamaan serangan militer dan operasi yang dilakukan oleh pasukan Ukraina menghancurkan kelompok militan pro-Rusia, dan Moskow tidak akan membiarkan langkah Kiev yang ingin mengakhiri kekacauan yang ditimbulkan oleh militan pro-Rusia di Ukraina. (afgh/wb/voa-islam.co)


latestnews

View Full Version