TEHERAN (voa-islam.com) - Sungguh kejahatan yang sangat mengerikan, di mana Rezim Syi’ah Iran merekrut dan melatih pengungsi Afghanistan menjadi milisi bersenjata dan diterjunkan dalam perang Suriah, ungkap The Wall Street Journal, pada Kamis, 15/5/2014.
Rezim Syi’ah Iran menawarkan bagi para pengungsi Afghanistan yang bersedia dalam kancah perang di Suriah, mereka diberikan uang sebesar $ 500 dollar per bulan dan izin tinggal di negeri Syi’ah itu, kata surat kabar The Wall Street Journal, yang mengutip Afghanistan dan pejabat Barat.
Kkebijakan rezim Syi’ah Iran sudah berlangsung dalam beberapa tahun in, dan melakukan perekrutan terhadap para pengungsi Afghanistan, terutama dari suku Zahara, yang menganut Syi’ah di Afghanistan, dan sekarang mereka di negeri Syi’ah itu.
Berita dari The Walla Street Journal itu telah dikonfirmasi kepada Ayatullah Mohaghegh Kabuli, seorang pemimpin agama Afghanistan di kota suci Qom Iran. Seorang anggota IRGC (Iran Revolutionary Guard Corp) juga mengkonfirmasi rincian lapor surat kabar Amerika itu.
“Mereka (IRGC) menemukan hubungan kelompok pengungsi Afghanistan dan para pejabat pemerintah Iran yang berusaha meyakinkan anak-anak muda Afghanistan pergi ke medan perang di Suriah”, kata seorang pejabat Iran di kantor Ayatollah Kabuli.
“Mereka memberi semua kebutuhan para pengungsi yang pergi berperang dengan gaji dan izin tinggal di Iran”, tegasnya.
Rezim Syi’ah Iran dilaporkan juga menawarkan kepada para pengungsi fasilitas sekolah bagi anak-anak mereka, termasuk perumahan yang akan diberikan kepada mereka. Memang, invasi Amerika ke Afghanistan, puluhan ribu penduduk suku Hazara telah meninggalkan Afghanistan, dan mendapatkan perlindungan di Iran.
Harian The Wall Street Journal mengutip seorang pejabat Barat di Iran, yang mengatakan kebijakan rezim Syi’ah Iran yang merekrut para pengungsi Afghanistan adalah bagian dari strategi untuk pengungsi Afghanistan yang miskin ke medan pertempuran, ungkap AFP (Agence France Presse).
Tujuannya mengurangi jumlah korban di kalangan Pengawal Revolusi Iran dan Hizbullah Libanon, sekutu Teheran dekat, kata pejabat itu. Iran telah banyak kehilangan pasukan ‘Garda Revolusi’ dan Hisbullah dalam perang di Suriah. Di kota Mashhad Iran, dekat perbatasan Afghanistan, menyebutkan para pejabat Iran menghadiri pemakaman empat pengungsi Afghanistan yang tewas di Suriah, ungkap surat kabar Amerika itu, Kamis.
Seperti Hizbullah, dan para pengungsi Afghanistan adalah Syi’ah dan mereka dijadikan ‘orang-orang yang dikorbankan oleh rezim Iran untuk mendukung Assad. Namun, rekrutmen para ‘sukarelawan’ Syi’ah itu, bukan hanya dari para pengungsi Afghanistan, tetapi seantero Timur Tengah, termasuk dari Irak, Arab Saudi, Yaman, Turki, Bahrain, bahkan dari kawasan Asia Tengah, para ‘sukarelawan’ Syi’ah itu, dijadikan kekuatan baru, yang akan menyelamatkan rezim Syia’ah Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad.
Iran memasok senjata yang dibeli dari Rusia dalam skala besar, dan termasuk senjata pamungkas seperti senjata pemusnah massal yang dibeli dari Rusia dan digunakan memerangi para pejuang Suriah. Sementara itu, negara-negara Arab sikapnya tidak mendukung perjuangan para pejuang Suriah yang memerangi rezim Bashar al-Assad. Malah mereka menghancurkan kelompok-kelompok pejuang Islam di Suriah.
Bahkan, Arab Saudi memanjarakan para pejuang Islam yang baru pulang ke Arab Saudi, dan mereka diberikan ‘cap’ sebagai teroris.
Rezim Iran juga dilaporkan memberikan rezim Suriah dengan pesawat tak berawk (drone), seperti dilaporkan oleh Daily Beast minggu ini. Beberapa drone ini "dengan menggunakan teknologi Amerika dan mereka sudah memainkan peran penting dalam menjaga Bashar Assad oleh kuasa", ungkap website melaporkan. (afgh/aby/voa-islam.com)