TEHERAN (voa-islam.com) Presiden Iran Hassan Rouhani siap membantu pemerintah Irak dalam perang menghadapi pejuang ISIS, tegasnya. Bahkan, Rouhani telah mengirim 2.000 pasukan Basij ke Irak, dan peralatan militer ke negara yang sekarang dilanda perang.
Irak, Iran, dan Amerika sedang bekerjasama menghadapi ISIS, dan terang-terangan menjadi ancaman keamanan Timur Tengah. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hegel sudah mengerahkan kapal induknya di kawasan Teluk, mengantisipasi bila Bagdad jatuh ke tangan ISIS. Menurut berbagai sumber intelijen Barat, ISIS terus bergerak maju menuju Bagdad, sesudah berhasil menguasai kota Tikrit.
"Jika pemerintah Irak meminta bantuan, kami mungkin akan memberikan setiap bantuan yang diinginkan bangsa Irak untuk melawan terorisme," tuturnya dalam konferensi pers memperingati satu tahun kemenangannya dalam pemilihan presiden di negara itu, Sabtu 14 Juni.
Meskippun, Roouhani membantah Iran sudah mengirimkan pasukan ke Irak untuk membantu pertahanan pemerintah Irak. Ditambahkannya bahwa hingga saat ini juga belum ada permintaan bantuan dari Irak yang mereka terima. Tetapi, sumber-sumber intelijen mengutip pernyataan pejabat keamanan Iran, bahwa negara itu sudah mengirim 2.000 Basij menuju Irak.
Kelompok pemberontak beraliran Sunni,ISIS sudah menguasi kota Mosul dan Tikrit sejak sepekan lalu, dan terus mengkonsolidasikan kekuatan pasukannya menuju Bagdad. Ini merupakan pergerakan yang sangat menakutkan bagi negara-negara Barat, yang sangat tergantung kepada minyak Irak. Di pasaran internasional harga minya mentah sudah mencapai $ 120 dollar. Ini akan membuat Barat akan memasuki resesi baru, bersamaan dengan perang yang terjadi di Irak.
Para pemimpin ISIS berpendapat golongan Syiah - yang mendominasi pemerintahan Irak dan juga memerintah di Iran- sebagai orang kafir. Pemerintah Teheran meningkatkan hubungan dengan pemerintah Irak setelah jatuhnya mantan Presiden Saddam Hussein, dan sekarang Irak dibawan Nuri al-Maliki yang menjadi agen CIA, dan sangat benci terhadap kelompok Sunni.
Presiden Rouhani tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan 'musuh' lama mereka, Amerika Serikat, dalam menghadapi ISIS. "Kami bisa memikirkannya jika kami melihat Amerika Serikat mulai melawan kelompok teroris di Irak atau di tempat lainnya," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Barack Obama mengatakan akan menentukan langkah-langkah guna menghadapi situasi di Irak, dan bahkan kemungkinan akan melakukan invasi militer ke Irak. Karena, jika Irak jatuh tangan ISIS akan menimbulkan kekacauan global, dan bangkrutnya ekonomi Barat, yang sekarang belum pulih dari resesi. (jj/wb/voa-islam.com)