RIYAD (voa-islam.com) - Sesudah Raja Arab Saudi mendeklarasikan perang terhadap 'teroris', dan bertemu dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sisi, maka Raja Saudi Abdullah menunjuk Pangeran Khalid bin Bandar sebagai kepala intelijen Saudi. Raja Abdullah mengeluarkan sebuah dekrit kerajaan yang dikeluarkan, Selasa, 1/7/2014.
Pangeran Khalid sebelum diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan, Sabtu. Dia sebelumnya menjabat sebagai Gubernur provinsi Riyadh, posisi yang dipegangnya sejak Februari 2013. Pangeran Khalid dikenal pro-Barat, dan sangat sekuler, dan bahkan menutup sekolah penghafal Qur'an saat menjabat sebagai gubernur Riyadh. Pangeran Khaled menggantikan pangeran Bandar bin Sultan, sebagai kepala intelijen, dan pernah menjadi Duta Besar di Washington.
Pangeran Khaled lulusan dari Royal Military Academy Sandhurst, adalah cucu pertama dari Raja Abdel Aziz, pendiri Arab Saudi. Nampaknya, sudah dipersiapkan mulai sekarang para pemangku kerajaan, yang akan memegang tampuk kekuasaan di Arab Saudi, menjelang berakhirnya kekuasaan Raja Abdullah, yang sudah sakit-sakitan.
Pangeran ditunjuk adalah peringkat tinggi personal militer dan komandan Royal Saudi Land Forces. Dia dipromosikan dari Letnan Jenderal pada tahun 2011.
Sementara itu, keputusan ini juga memberhentikan Pangeran Bandar bin Sultan, sebagai kepala intelijen Saudi, dan sekarang diangkat sebagai penasihat dan utusan khusus dari raja dengan pangkat menteri. Ini perubahan mengantisipasi situasi Timur Tengah semakin konflik. Pergantian ini hanya beberapa saat, sesudah kunjungan Menlu Amerika Serikat John Kerry ke Saudi.
Pangeran Bandar mengundurkan diri sebagai kepala intelijen, atas permintaanya sendiri, dan ingin menjadi 'play maker' (pemain) yang akan menentukan kebijakan politik dan keamanan Arab Saudi, di tengah-tengah krisis di Timur Tengah, yang terus meningkat intensitasnya. (afgh/aby/voa-islam.com)