BAGDAD (voa-islam.com) - Sebelumnya, harg a minyak mentah Brent turun di bawah $ 113 per barel, karena kekhawatiran gangguan terhadap produksi minyak dari Irak menurunt setelah pasukan pemerintah melancarkan serangan balik terhadap ISIS.
Kekhawatiran kekurangan pasokan minyak mendorong harga minyak Laut Utara ke level tertinggi sembilan bulan di atas $ 115 dollar, ini merupakan harga tertinggi minyak jenis Brent, sejak Agustus, Selasa, 7/7/2014.
Tapi, pertempuran sengit di sebagian besar Irak telah berdarmpak terhadap industri minyak dan negara, dan Irak menjadi tempat bergantungnya industri Barat, yang melihat situasi di Irak penuh dengan kecemasan. Karena, krisis di Irak akan berdampak terhadap usaha-usaha memulihkan ekonomi mereka.
Sebenarnya, menurut analis minya dunia, hampir sekitar 90 persen pengiriman minyak Irak berasal dari selatan, yang tidak terpengaruh perang.
"Ketakutan belum mereda sebagai kemungkinan pertempuran di Irak, dan memukul pasokan minyak berkurang," kata Carsten Fritsch, analis minyak dan komoditas senior di Commerzbank di Frankfurt. "Kemajuan ISIS tampaknya terhalang oleh koalisi kekuatan militer Irak, Iran, dan Amerika”, kata Fritsch. "Sekarang terlihat sangat tidak mungkin bahwa ISIS akan mencapai daerah pasokan minyak utama."
Brent turun 65 sen menjadi $ 112,65 per barel oleh 0940 GMT, setelah mengakhiri penjualan pekan lalu 1,3 persen lebih rendah. Minyak mentah AS turun 40 sen menjadi $ 105,34 per barel, setelah mengalami kenaikan hampir 1,4 persen dalam seminggu terakhir.
"Secara keseluruhan pasar tampaknya menuju akan menurun ke level yang rendah dengan perdagangan minyak mentah”, kata Ken Hasegawa, manajer penjualan di Newedge.
Tentara Irak telah mengirim tank dan kendaraan lapis baja untuk menghadapi ISIS dari kota utara Tikrit. Tapi, berita terakhir melaporkan seorang jenderal Irak, tewa ditangan ISIS. Jenderal Abdul Nagm tewas dalam serangan dan pertempuran yang sengi t di dekat Mosul, Senin.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Raja Saudi Abdullah membahas pasokan minyak dunia selama pertemuan pada hari Jumat tentang krisis di Irak, kata seorang phadaejabat AS. Selama pembicaraan, Kerry, mengatakan seorang pejabat minyak Saudi bahwa Arab Saudi sebagai negara produsen minyak terbesar di dunia akan menjamin pasokan, jika krisis di Irak atau Suriah, mengganggu pasokan.
Pembukaan kembali sebuah pelabuhan di Libya dan mengurangi ketegangan atas krisis Ukraina juga menekan minyak. Investor menunggu data ekonomi minggu ini untuk mengukur prospek ekonomi global dan menilai arah pasar minyak. Jika krisisIrak terus berlanjut , dan ISIS terus melangsunkan ekspansi militernya ke wilayah lainnya, dan Bagdad jatuh ke tangan ISIS, maka akan berdampak kepada situasi global. (afgh/wb/voa-islam.com)