View Full Version
Ahad, 13 Jul 2014

Hamas Luncurkan Roket yang Lebih Besar, Kuat dan Efektif untuk Hadapi Israel Dibanding 2012

YERUSALEM (voa-islam.com) - Rentang waktu 19 bulan masa gencatan senjata antara Zionis Israel dan Hamas setelah perang delapan hari di bulan November tahun 2012 telah dimanfaatkan gerakan perlawanan Palestina itu untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi roket mereka yang digunakan untuk menyerang wilayah-wilayah Israel saat ini.

Hamas, kini telah muncul sebagai kekuatan perlawanan Palestina dengan persenjataan yang lebih kuat, lebih pandai, dan lebih efektif dalam menekan Israel di mana senjata-senjata itu akan sangat melukai.

Arsenal Hamas, diperkirakan 10.000 roket, hanya sedikit lebih besar dari itu dalam konflik terakhir dengan Israel, pada November 2012. Tapi roket jarak menengah milik Hamas saat ini jauh lebih akurat, dan mereka telah mengakuisisi rudal jarak jauh yang mencapai luar Tel Aviv dan Jerusalem, menempatkan sebanyak 5 juta dari 8 juta warga Israel dalam resiko tinggi.

Kemampuan ini baru terungkap Selasa malam (8/7/2014) ketika sebuah roket mendarat di kota pesisir Hadera, hampir 70 kilometer jauhnya dari Jalur Gaza, hampir dua kali sejauh Tel Aviv. Hari Rabu Israel mendeteksi sebuah roket menargetkan wilayah utara dari Zichron Yaakov, 12 km sebelah utara.

Ketika Israel melancarkan puluhan serangan udara di Gaza, para pejuang dari Hamas dan organisasi lainnya juga menargetkan Tel Aviv, Jerusalem, bandara internasional utama negara itu, dan sejumlah kota-kota lain, sehingga menyalakan sirene roket di seluruh negeri. Sementara banyak dari roket-roket itu dicegat oleh sistem Iron Dome Israel, dua rudal dari Gaza mendarat dalam batas kota Yerusalem untuk pertama kalinya.

"Mereka memiliki lebih banyak [roket dan rudal], tetapi yang lebih penting, sebagian besar apa yang mereka miliki adalah dari (roket) jarak jauh," kata mantan penasehat keamanan nasional Mayjen (purnawirawan) Yaakov Amidror, yang memperkirakan bahwa sekitar 10 persen dari persenjataan tersebut kini jarak jauh. "Mereka memahami di mana titik lemah Israel adalah.... Tel Aviv atau Yerusalem, yang jauh lebih menarik daripada Sderot."

Sderot, di mana 24.000 warga Israel tinggal hanya satu mil dari perbatasan Gaza, selama bertahun-tahun telah menjadi garis depan untuk serangan roket Gaza terhadap Israel. Tapi secara strategis kota itu tidak signifikan, dan Hamas, dengan bantuan dari Iran, Suriah, dan Syi'ah Hizbullah, telah pindah ke sebuah liga yang berbeda.

Selama kekuasaan presiden Muhamad Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, yang juga cikal bakal dari kemunculan Hamas, Mesir mengambil sikap yang lebih lunak atas senjata dan bahan materil lain untuk melewati ratusan terowongan penyelundupan di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir. Sejak kejatuhannya pada Juli 2013, keamanan perbatasan telah diperketat.

"Di bawah Mursi (terowongan-terowongan) itu hampir seperti sebuah jalan raya," kata Amidror, yang menjabat sebagai penasehat keamanan nasional dari tahun 2011 sampai November 2013. Rocket-roket serta perlengkapan dan mesin yang diselundupkan selama pembukaan itu, dan Hamas juga mendorong kapasitas produksi roket mereka di Gaza, Memetik pengetahuan dari para pakar rudal Hizbullah di Libanon, katanya.

Salah satu tanda potensi itu adalah penampilan peluncur-peluncur roket bawah tanah di Gaza, yang dihubungkan oleh banyak terowongan dan lebih sulit bagi Israel untuk menandai dan melenyapkannya - setidaknya sampai roket pertama diluncurkan. Taktik ini banyak digunakan oleh Hizbullah selama perang 2006 dengan Israel. Haaretz melaporkan bahwa IDF menargetkan 120 peluncur roket bawah tanah para Rabu malam.

Setelah Mursi digulingkan oleh militer Mesir pada Juli 2013, Mesir menindak keras terowongan penyelundupan, menghancurkan sekitar 90 persen dari mereka. Musim semi ini, Israel mencegat kapal Klos-C di Laut Merah, yang membawa pengiriman senjata Iran yang mencakup 40 buah rudal M-302. Israel mengklaim senjata-senjata itu menuju Gaza.

Perangkat keras baru

Meskipun penyitaan itu, Hamas tampaknya telah memperoleh rudal serupa. Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa rudal yang menghantam Hadera Selasa malam adalah M-302; nama itu adalah referensi untuk rudal kaliber 302-mm. Sayap militer Hamas menyebutnya sebagai R-160, dinamai Abdel Aziz al-Rantisi, salah satu pendiri Hamas yang dibunuh Israel dalam serangan udara tahun 2004. Beberapa wartawan dan analis telah berspekulasi itu mungkin versi buatan sendiri dari roket M-302, yang biasanya diproduksi di Suriah.

Ada lima model yang diketahui dari roket M-302, yang awalnya dirancang di Cina dan sejak itu telah diproduksi di Suriah. Hamas mengatakan hari Rabu bahwa R-160 memiliki jangkauan 160 km, yang sesuai dengan model D dari M-302. Hanya satu M-302 lainnya memiliki jangkauan yang lebih panjang: 198 km.

Roket M-302 adalah "bermasalah" karena itu tidak tepat, kata Uzi Rubin, seorang ahli pertahanan rudal Israel dan pendiri dan direktur program kementerian pertahanan pada rudal jarak jauh. Namun, itu masih cocok untuk ditembakkan di kota-kota besar.

Di sisi lain roket M-75 Hamas, yang digunakan untuk menargetkan Tel Aviv dan Jerusalem Selasa malam, telah menjadi jauh lebih akurat sejak konflik 2012.

"Kualitas (roket) tampaknya menjadi semakin baik, hampir seperti (buatan) pabrik," kata Rubin, meskipun ia mencatat bahwa rudal jarak pendek itu masih "buatan dapur." (an/csm)


latestnews

View Full Version