View Full Version
Selasa, 15 Jul 2014

Perang Gaza: Perlawanan Palestina Gunakan Taktik Baru Untuk Hadapi Zionis Yahudi

GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Banyaknya korban sipil yang tewas, dibanding anggota gerakan perlawanan Palestina, dalam serangan jet tempur Zionis Yahudi di Gaza terjadi bukan karena pihak Perlawanan menggunakan mereka sebagai tameng manusia sebagimana klaim Zionis Yahudi ketika mereka menghujani bom langsung terhadap penduduk sipil. Alasan sebenarnya dari klaim ini adalah karena mujahidin kini menggunakan takti baru, berjuang dari bawah tanah dan dengan kordinasi tingkat tinggi, hilang pandangan dari orang-orang Israel, yang mengarah pada berkurangnya jumlah korban jiwa dari faksi perlawanan bersenjata Palestina.

Tidak seperti perang-perang sebelumnya, saat ini kelompok Perlawanan Palestina telah hilang dari pandangan. Di jalan-jalan Gaza, orang-orang bersenjata yang mengenakan seragam militer dan membawa walkie talkie benar-benar tidak ada. Strategi ini telah diadopsi dalam perang 2012. Sasaran-sasaran terkait dengan kelompok Perlawanan, seperti tempat-tempat peluncuran roket dan depot-depot senjata, disembunyikan dari pantauan badan intelijen di Departemen Pertahanan Israel, yang sibuk bekerja untuk memberikan pukulan kuat bagi faksi Perlawanan.

Di lapangan, sebuah pembagian tugas yang jelas terlihat antara sayap-sayap militer yang memerangi Israel pada lebih dari satu tingkat. Hamas dan Jihad Islam menembakkan roket jarak menengah jauh ke dalam Israel, di bawah dua sandi yang berbeda: al-Asf al-Maakoul dan al-Bunyan al-Marsous. Sementara itu brigade-brigade dan kelompok bersenjata Palestina lain bertanggung jawab untuk menyediakan cover (pengalihan) untuk Hamas dan Jihad Islam dengan tembakan mortir jarak pendek pada batas pertahanan Gaza, serta pemantauan terhadap pergerakan pasukan penjajah Zionis Yahudi di perbatasan.

Situasi keamanan yang ada mencegah Hamas dan Jihad Islam dari membentuk ruang operasi bersama untuk menyatukan rencana mereka untuk konfrontasi. Namun, beberapa faksi bersenjata menyatakan bahwa koordinasi secara tidak langsung tidak memiliki dampak besar pada operasi Perlawanan.

Gunakan terowongan

Perlawanan Palestina sedang beralih ke strategi baru dalam menghadapi pasukan Israel, menurut seorang komandan lapangan di Al-Qassam. Strategi ini menggunakan terowongan sebagai pilihan utama untuk meluncurkan roket, yang telah ditempatkan di sana berdasarkan data geografis sebelumnya. "Ini disamping mengandalkan pada rentetan berat roket di setiap operasi peluncuran, untuk memastikan bahwa muatan peluncur telah dikosongkan sepenuhnya. Serangan Israel terhadap mereka menjadi sia-sia setelah misi selesai."

Komandan lapangan menjelaskan kepada Al-Akhbar bahwa roket-roket yang diluncurkan menggunakan timer, "yang berarti para pejuang tidak harus selalu dekat dengan lokasi." Dia menegaskan ini mengurangi jumlah korban di kalangan mujahidin, mengacu pada tidak adanya berita tentang pencegahan peluncuran atau pejuang yang gugur dalam hal ini, seperti dalam perang-perang sebelumnya.

Adapun koordinasi antara faksi-faksi yang berbeda, komandan Qassam itu mengatakan mereka berada dalam koordinasi konstan dengan Sariyah Al-Quds (Brigade Al-Quds) dari Jihad Islam pada pemboman jarak jauh dan menyebutkan bahwa peran faksi lain diasumsikan meluncurkan roket Grad dan roket jarak pendek ke permukiman di sekitar Gaza.

Sementara itu, sumber militer senior di Brigade Al-Quds mengungkapkan bahwa mereka benar-benar tergantung pada unit roket di lapangan. "Ini selain unit-unit pengawasan yang ditempatkan di pinggiran Gaza, yang dilengkapi dengan kacamata penglihatan malam dan kamera-kamera sensitif, yang harus mewaspasai laut atau komando darat, terutama di al-Shujaiya ke timur dan Beit Hanoun di utara."

Kordinasi tingkat tinggi

Sumber itu menunjukkan adanya koordinasi tingkat tinggi antara para pemimpin Brigade Al-Quds dan Al-Qassam, untuk mengidentifikasi target pinggir pantai dan daerah dalam wilayah Israel untuk ditargetkan di bawah tembakan. Dia menekankan bahwa ada cukup persediaan roket untuk konfrontasi yang panjang, meskipun upaya pendudukan membombardir lokasi-lokasi yang dianggap gudang roket milik perlawanan.

Hal ini juga layak disebut bahwa kedua kelompok memiliki persediaan roket-roket jarak menengah yang cukup, sebagai hasil dari akumulasi pengalaman dalam manufaktur mereka, di samping pelatihan militer yang mereka berdua terima di Suriah dan Iran. Kelompok-kelompok lain, bagaimanapun, hanya dilengkapi dengan mortir jarak pendek.

"Pasukan perlawanan telah melakukannya dengan sangat baik sampai sekarang dan ada kejutan lain menunggu penjajah Zionis Yahudi." - kata Juru bicara Komite Perlawanan Populer.

Kedua sayap militer juga menciptakan pasukan darat dan pasukan laut. Mereka muncul dalam bentrokan besar dengan pasukan khusus Zionis Yahudi pada hari Sabtu, yang berlangsung di sebelah utara pantai Jalur Gaza (wilayah al-Sudaniya) dan berlangsung selama dua setengah jam. Pertempuran dimulai dengan keterlibatan al-Qassam. Namun, Brigade Al-Quds segera mengumumkan bahwa beberapa unit kemudian dikerahkan untuk memberikan dukungan.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menunjukkan bahwa gerakannya mendukung seruan Jihad Islam Palestina untuk pertemuan nasional. Dia juga menekankan adanya koordinasi utama antara sayap perlawanan pada bidang dan "kapasitas jangka panjang mereka untuk menghadapi agresi." Kedua gerakan juga memiliki posisi yang sama pada kebocoran media Media Ibrani, berbicara tentang mediasi dan kondisi gencatan senjata yang diharapkan.

Abu Mujahed, juru bicara Komite Perlawanan Populer, setuju bahwa mujahidin mampu membingungkan musuh dengan strategi baru untuk konfrontasi. "Perlawanan telah melakukan dengan sangat baik sampai sekarang dan ada kejutan lain menunggu pendudukan," jelasnya. Dia memuji koordinasi antar sayap militer di lapangan, meskipun ia percaya bahwa koordinasi secara otomatis akan mengarah ke ruang operasi bersama antara berbagai faksi perlawanan jika terjadi invasi darat oleh Israel.

"Ada perbedaan antara perang darat dan perang udara. Dalam kasus serangan udara berat, Perlawanan akan terbatas pada roket, yang dilakukan dengan cara tertentu dan berubah ke arah yang telah disepakati sebelumnya," Abu Mujahed menjelaskan. Dia menambahkan bahwa "dalam perang darat, ada konfrontasi langsung dari berbagai bidang, yang memerlukan koordinasi tingkat tinggi. Ini membutuhkan ruang operasi bersama."

Sementara itu surat kabar Israel Yediot Ahronot telah mempublikasikan sebuah laporan yang menegaskan bahwa Jihad Islam, Hamas, dan faksi-faksi lainnya telah menggali terowongan-terowongan rahasia, "yang lokasi dan target-targetnya sulit untuk diidentifikasi oleh pesawat militer."

Laporan ini menyimpulkan bahwa "satu-satunya pilihan yang tersisa bagi tentara Zionis Yahudi adalah melakukan operasi darat untuk mencapai tujuan pemerintahan Benjamin Netanyahu." Bagaimanapun, surat kabar itu menjelaskan,, "perang darat memerlukan beberapa persiapan, terutama, bagaimana untuk keluar dari Jalur Gaza setelah serangan tersebut terjadi," menyiratkan kekhawatiran bahwa akan ada pukulan balik dari para pejuang Palestina terhadap pasukan Israel jika mereka memasuki Gaza. (an/akhbar)


latestnews

View Full Version