View Full Version
Sabtu, 09 Aug 2014

Zionis-Israel Ingin Menjadikan Gaza Sebagai Penjara Bagi Rakyat Palestina

GAZA CITY (voa-islam.com) - “Tidak ada respons positif dari Israel  dari tuntutan delegasi Palestina," kata Qais Abdel-Karim dari Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina. Zionis-Israel tidak ada niat dan itikad membuka blokade terhadap Gaza. Zionis-Israel ingin menjadikan Gaza sebagai penjara bagi warga Palestina, secara permanen, Sabtu, 9/8/2014.

Negosiator dan delegasi Palestina, saat ini berada di Kairo,  melakukan pembicaraan langsung dengan Israel, dan bertujuan mencapai gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza. Qais Abdel Karim, mengatakan Israel bertanggung jawab atas kegagalan untuk mencapai kesepakatan. Karena ingin "mengatur, bukan untuk menghentikan " blokade terhadap Gaza, tegasnya.

"Sampai sekarang, tidak ada respons positif Israel atas tuntutan delegasi Palestina," kata Qais Abdel-Karim dari Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina kepada Anadolu Agency di Kairo.

"Tanggapan Israel terhadap tuntutan Palestina menunjukkan bahwa mereka ingin membuat pengepungan permanen,  dan tidak ingin mencabut blokade, yang kita benar-benar menolak," tambahnya.

Sebelumnya, Hamas mengatakan bahwa Israel tidak menanggapi salah satu tuntutan untuk mewujudkan gencatan senjata jangka panjang, dan faksi-faksi Palestina, lebih melakukan berpperang melawan Zionis-Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza .

"Israel bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari ambruknya gencatan senjata," Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, mengatakan kepada Anadolu Agency.

Abu Zuhri menuduh Israel "mengulur-ulur" dan "membuang-buang waktu" selama pembicaraan tidak langsung tergelincir di Kairo, yang dimulai awal pekan ini.

Pemerintah Mesir,  meminta kedua belah pihak memperpanjang gencatan senjata dan melanjutkan pembicaraan.

"Kami menyerukan kepada semua pihak bertanggung jawab ... segera kembali kepada gencatan senjata dan melanjutkan pembicaraan pada masalah-masalah yang masih tersisa, dan beberapa yang masih tertunda sesegera mungkin," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Mesir juga menyayangkan pecahnya kembali kekerasan antara Israel dan pejuang Hamas di Gaza setelah berakhirnya tiga hari jeda, ditengahi oleh Mesir. Serangan Zionis-Israel terhadap Jalur Gaza yang menewaskan 2.500 warga Palestina tewas dan 9.817 lainnya luka-luka .

Sejumlah faksi Palestina mengatakan mereka menembakkan roket ke Israel, tak lama setelah gencatan senjata berakhir. Israel kemudian mengkonfirmasi seorang tentara dan seorang warga sipil terluka di wilayah Negev selatan.

Sementara itu, seorang anak Palestina berumur l0 tahun tewas dan sepuluh lainnya terluka, akiba serangan udara, tak lama  sesudah gencatan senjata antara Zionis dengan Hamas ambaruk.

 Faksi Palestina dan Israel mengadakan pembicaraan tidak langsung di Kairo untuk memperpanjang gencatan senjata. Tapi tak tercapai kesepakatan pada masalah-masalah yang sangat penting, termasuk dicabutnya blokade oleh Zionis-Israrel.

Hamas memilih melanjutkan perang dengan Zionis-Israel, karena tuntutan masalah pokok yaitu dibukanya blokade terhadap Gaza, sama sekali tidak mendapatkan tanggapan dari delegasi Israel. Zionis-Israel ingin tetap memberlakukan pengepungan atas Gaza, dan perlahan-lahan ingin membuat bangsa Palestina di Gaza, hancur. afgh/wb/voa-islam.com

                                                                                                                         p


latestnews

View Full Version