BRUSSEL (voa-islam.com) - Pejabat NATO mengatakan ada "kemungkinan besar" bahwa Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. Di mana pemerintah Rusia mengatakan pasukannya mendekati Donetsk, kota utama dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia, Senin, 11/8/2014.
Kiev mengatakan kemungkinan invasi militer itu sebagai langkah "tahap akhir" merebut Donetsk, kota terbesar di bawah kendali pemberontak pro-Rusia. Pertempuran ini bisa menjadi titik balik yang menentukan dalam konfrontasi terbesar antara Rusia dan Barat sejak Perang Dingin.
Donetsk sebuah kota industri dengan populasi hampir 1 juta, dan menjadi benteng utama pemberontak, dan pemberontak menembakan senjata berat yang menggelegar sepanjang malam dari pinggiran kota, Senin.
Ukraina tampaknya berjuang menekan ofensif, dan tidak terpengaruh oleh peringatan NATO, di mana Rusia telah menggelar 20.000 tentaranya l di perbatasan Donetsk.
Kiev mengatakan dalam beberapa hari terakhir menggunakan diplomasi mencegah Rusia melancarkan invasi darat melindungi para pemberontak dengan kedok misi kemanusiaan. Moskow mengumumkan berakhirnya perang di wilayah Donetsk, Sabtu.
Tapi Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan masih ada tanda-tanda Rusia mengkonsentrasikan pasukanya di perbatasan, yang memicu peringatan dari Barat pekan lalu bahwa Presiden Vladimir Putin dapat menyerang Donetsk.
Rasmussen dalam wawancara dengan Reuters, ditanya seberapa besar kemungkinan intervensi militer Rusia, Rasmussen mengatakan, “Ada, dan kemungkinan sangat tinggi”, tegasnya.
"Kami melihat Rusia mengembangkan berdalih operasi itu dengan kedok operasi kemanusiaan dan kita melihat penumpukan kekuatan militer Rusia dapat digunakan melakukan operasi militer ke Ukraina," katanya.
NATO percaya setiap misi kemanusiaan Rusia akan digunakan sebagai dalih menyelamatkan para pemberontak, yang berjuang untuk mengendalikan dua provinsi di bawah bendera “Rusia Baru”, sebuah istilah Putin yang digunakan uoleh Rusia wilayahnya, dan nampaknya Rusia ingin mengembalikan kejayaan masa lalunya, seperti di masa Soviet dengan cara mencaplok negara-negara yang menjadi tetangganya dengan menggunakan kelompok-kelompok pro-Rusia. Ini akan menciptakan perang dingin baru di kawasan Baltik.
Dibagian lain, PBB mengatakan lebih dari 1.100 orang telah tewas termasuk pasukan pemerintah, pemberontak dan warga sipil dalam empat bulan sejak pemberontak merebut wilayah di timur, dan pemerintah melancarkan tindakan keras. Kiev mengatakan 568 tentara Ukraina telah tewas dalam pertempuran.
Pertempuran beberapa pekan terakhir difokuskan pada rute yang menghubungkan kota-kota, dekat tempat penerbangan Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh di Juli, menewaskan semua 298 orang di dalamnya. Washington mengatakan pesawat itu hampir pasti ditembak jatuh dengan menggunakan rudal Moskow.
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi terhadap Moskow, dan sanksi kepada Moskwo s diperketat setelah jatuhnya pesawat Malaysia. Sebaliknya, Moskow jawab minggu lalu dengan larangan impor dari semua daging, unggas, susu, buah dan sayuran dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Australia dan anggota non-Uni Eropa Norwegia. jj/wb/voa-islam.com