Penulis:
DR. IR. Muhammad Nanang Prayudyanto, MSc.
Ketua Masyarakat Peduli Syariah (MPS) Bekasi
Latar Belakang
Perang brutal Israel di bulan Ramadhan 1435 H, telah membuktikan bahwa kaum muslimin sangat tangguh. Dibombardir dengan serangan udara sejak 8 Juli 2014 (10 Ramadhan), lalu diikuti dengan serangan darat mulai 17 Juli 2014 (19 Ramadhan), betul-betul membuat kaum muslimin di Gaza sangat menderita. Boro-boro buka puasa dan sahur bersama keluarga, mencari selamat dari serangan jet-jet tempur, tank-tank, artileri dan senjata otomatis tentara adalah prioritas bagi anak-anak dan wanita, sedang kaum pemudanya berjihad membela kalimat “Laa ilaaha illaa Alloh” dari setiap agresi Yahudi laknatulloh.
Dramatis
Hasil akhir agresi Israel ini sungguh mengejutkan. Dalam perang yang hanya 25 hari tersebut, telah mati 150 tentara elit Israel, 1.600 luka-luka, dan menghancurkan ekonomi Israel sampai kerugian mencapai 31,5 Trilyun rupiah. Netanyahu bahkan sampai mengemis ke Amerika minta bantuan keuangan, sehingga tanggal 2 Agustus dikucurkan dana melalui Parlemen AS sebesar US$ 723 juta (atau senilai 8 Trilyun rupiah). Bukan itu saja, bahkan Israel meminta gencatan senjata selama 72 jam kepada Hamas lewat pemerintah dzalim Al Sisi (Mesir), sejak 5 Agustus 2014.
Israel juga kehilangan wibawa sejak Hamas berhasil untuk pertama kali meluncurkan roket-roket canggih buatan sendiri dan drone yang merupakan karya modifikasi teknologi kaum muslimin walaupun dengan keterbatasan keuangan pemerintahan Hamas. Kekalahan juga karena Hamas berhasil melakukan serangan via laut dengan gagah berani.
Dampak dari itu semua, Israel kehilangan simpati dunia, apalagi setelah membom sekolah PBB. Dikecam bukan hanya di negara muslim tetapi juga di Eropa termasuk sekutunya Inggris yang menolak mengeskpor senjata ke Israel setelah serangan ke Gaza ini. Israel akan dituduh sebagai penjahat perang internasional, hingga ia segera menyuap anggota Parlemen AS yg datang ke Tel Aviv untuk menghindarkannya tuntutan tuduhan kejahatan perang di Mahkamah Internasional. Hampir seluruh negara dengan penduduk mayoritas muslim mengecam kebrutalan Israel, begitu juga negara yang anti AS seperti Venezuela di Amerika Selatan. Jutaan kaum muslimin melantunkan do’a, bahkan mereka menginfakkan hartanya membantu saudaranya yang tertindas. Keikhlasan disandingkan dengan lantunan pujian dan harapan agar Alloh swt memberikan kemenangan kepada mujahidin Hamas mengiringi qiyamul lail di berbagai tempat di dunia. Media massa juga membantu memfokuskan pada karakter bengis Israel yang hanya mengerti bahasa senjata, dan perang, dan perang, dan perang.
Israel Menyuruh AS Memecah Belah Kaum Muslimin
Menyadari kekalahan opini dan simpati ini, Israel berpura-pura melalukan gencatan senjata sejak 3 Agustus. Merasa belum cukup, lalu memintas Saudi agar mengeluarkan fatwa “Hamas dan Israel adalah teroris”. Lalu mengajak Al Sisi datang ke Saudi dan masuk ke Ka’bah lalu bersepakat memecah belah kaum muslimin atas perintah AS dan Israel. Mereka menemukan cara jitu, berupa isyu yang memecah belah yaitu ISIS. Saudipun mengirim bantuan US$ 1 juta milyar (10 Trilyun rupiah) bagi perlawanan terhadap ISIS di Lebanon.
Isu ISIS di Indonesia
Jakarta Post (JP) adalah media yang pertama kali mengusung isyu ini dengan karikatur “Laa ilaha illa Alloh” nya tanggal 3 Juli 2014. Bermaksud menghina ISIS tetapi malah menghina seluruh ummat Islam, sehingga JP menuai kecaman dari FUI dan MUI sehingga dibawa ke Bareskrim dan MUI Pusat. Namun karena begitu piawainya JP memainkan isyu, karena didukung oleh media sekuler nasional dan internasional, sehingga tuntutan penodaan agama Islam oleh JP tertutup oleh isyu ISIS ini.
Hasil Capaian
Isyu ISIS telah menimbulkan hasil luar biasa. Berbagai macam fatwa muncul dari berbagai Ormas Islam. Mulai dari MUI, MIUMI, MMI, bahkan sampai berpisahnya kekeluargaan dalam Ormas Islam sendiri. Berita yang semestinya di tabayyun ini telah dianggap seolah valid saja, sehingga muncul fatwa dan saling menghakimi sesama ummat Islam. Hasil fatwa menunjukkan silang pendapat para ulama (lihat Tabel 1). Namun demikian berbanding terbalik dengan dugaan, kemenangan IS (dulu ISIS) di Iraq dan kemampuannya untuk menghadapi pemboman AS telah membuktikan sebagai mujahidin terbaik di dunia, sebagaimana diakui oleh pejabat kemanan AS sendiri. ISIS telah mengelola kekuatan fisik dan senjata dengan kemampuan finansial karena keuangannya yang sangat kuat: menguasai 60% cadangan minyak di Iraq dan Suriah dan menguasai cadangan air di seluruh Iraq lewat bedungan di Mosul.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا
اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
(Artinya: “Wahai orang-orang beriman, hendaknya kalian menjadi orang-orang yang menegakkan kebenaran karena ALLAH, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian berlaku tidak adil. Berlakulah adil, karena hal itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”) (Al Maa’idah: 8)
Tabel 1. Sikap Ormas Islam terhadap Isu ISIS
No |
Ormas |
Sikap |
Latar Belakang Sikap |
1 |
MUI Pusat |
Mengharamkan |
dalam mencapai tujuan membangun kekhalifahan baru di sebagian wilayah Irak dan Suriah, ISIS menggunakan cara yang bertentangan dengan ajaran Islam |
2 |
Muhammadiyah |
Menolak ISIS |
Muhammadiyah memandang apa yang dilakukan ISIS justru bisa menyulut terjadinya kekerasan dan konflik yg meluas. Di tengah realitas politik umat Islam dan negara-negara Muslim, yang diperlukan adalah kerjasama antar bangsa dan antar negara, bukan hegemoni dan utopia politik ala ISIS. |
3 |
NU (Nahdhatul Ulama) |
Menolak ISIS |
kemunculan ISIS menimbulkan fitnah yg memperkeruh kehidupan umat Islam serta hub antar-umat beragama di Indonesia |
4 |
MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) |
ISIS sesat dan menyesatkan |
Tidak satupun ulama Ahlu Sunnah dan faksi mujahidin Suriah yang representatif mau bergabung dengan khilafah Al-Baghdadi, mereka merasa di fait acompli |
5 |
JAS (Jamaah Anshorus Syariah) |
Menolak baiat ke Al Baghdadi |
Menolak perintah dan seruan Ust Abu Bakar Baasyir untuk baiat kepada Al Baghdadi dan menyatakan keluar dari JAT serta membentuk Ormas sendiri |
6 |
MIUMI (Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia) |
Pemilihan Al Baghdadi tidak syar’i |
Metoda pemilihan khalifah tidak sesuai dengan kaidah Ahlul Halli wal Aqdi |
7 |
FUI (Forum Ummat Islam) |
ISIS : kelompok mujahidin yang berjuang membela tanah airnya dari serbuan penjajah AS |
Harus adil, rasional dan proporsional kepada ISIS. Waspadai upaya untuk memecah belah ummat Islam. |
9 |
JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) |
Baiat kepada Al Baghdadi |
Khalifah Islam adalah salah satu sunnah Rasulullah, dan tidak bisa dinafikan niatnya untuk mempersatukan ummat Islam seluruh dunia melawan musuh Alloh swt. Al Baghdadi memenuhi syarat karena perjuangan lewat jihad, menolak demokrasi, adil dan salah satu keturunan Rasul saw. |
Peran Syiah
Ayatollah Al Sistani, pentolan Syaih Iran tanggal 21 Juni 2014 meminta kaum Syiah untuk segera menyatukan langkah ke Iraq melawan serangan ISIS. Sistani juga meminta bantuan AS untuk melawan ISIS. Amerika kemudian berjanji membantu dengan mengerahkan 300 penasihat militernya ke Iraq. Jika dilihat bahwa ISIS telah menghancurkan pertahanan kelompok Syiah, pantaslah Jalaludin Rahmat pentolan Syiah Indonesia menjadikan hal ini sebagai target utama bagi ummat Islam Indonesia untuk dipecah belah. Ulama Indonesia mengatakan, “Bukti menunjukkan bahwa kelompok Syiah dan gerakan sekuler sedang berusaha memanfaatkan isu ISIS untuk mendeligitimasi kelompok Islam Ahlu Sunnah”.
Jalaluddin Rakhmat bahkan berfatwa agar pemerintah Indonesia segera bertindak cepat dalam menanggulangi persoalan ISIS. Bahkan agen syiah internasional ini menuduh akar konflik di Indonesia adalah umat Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah. "Akar konflik di Indonesia adalah umat Islam ahlussunnah wal jamaah. Kelompok anti-Syiah (ahlu sunnah wal jamaah) adalah pemicu konflik di Indonesia, dengan membantu ISIS untuk menghancurkan Syiah." sebut Jalal.
Kekuatan dahsyat ISIS harus dilawan Israel. Karena jika ummat Islam bersatu dan mendukung ISIS, akan menjadi ancaman besar bagi Israel, maka dicari cara untuk melemahkan persatuan ummat. Tiga kemenangan Israel akhirnya didapat tanpa perang: 1) Tidak fokusnya ummat Islam pada isyu Gaza, 2) bersengketanya ummat Islam karena isyu baiat kepada ISIS, 3) pemerintah tidak peduli dengan isyu Syiah dan aliran sesat yang merongrong aqidah ummat Islam.
Penutup
Telah cukup bukti bahwa kekalahan Israel dalam perang 25 hari di Gaza salah satu kuncinya adalah semangat solidaritas perjuangan yang menyatukan ummat Islam sedunia. Oleh karena itu Zionis dan Syiah bersatu memainkan isyu yang memecah belah ummat.