ISTAMBUL (voa-islam.com) - Pemimpin terkemuka Jamaah Ikhwan, Amr Darrag, yang diusir oleh Qatar pekan lalu, kini telah berada di Turki dan akan diikuti oleh tokoh-tokoh Ikhwan lainnya. Pengusiran tokoh-tokoh Ikhwan itu, atas permintaan pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Amerika.
Amr Darrag tokoh Ikhwan yang membidangi kebijakan luar negeri Jamaah Ikhwanul Muslimin, kini telah berada di Turki setelah diusir dari Qatar, ungkap koran Turki Hurriyet, Selasa, 16/9/2014.
Darrag adalah pemimpin Ikhwanul pertama yang datang ke Turki setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan pemimpin Qatar Sheikh Tamin at-Tsani di Doha, dan Presiden Turki menyampaikan kepada pemimpin Qatar, keinginannya memberikan perlindungan kepada tokoh-tokoh Ikhwan.
Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan bahwa karena tidak ada persyaratan visa bagi warga Mesir di Turki, tidak akan ada masalah dengan kedatangan mereka di Turki. Kedatangan tokoh-tokoh Ikhwan itu, sebagai sikap dukungan Erdogan kepada Ikhwan, ketika menghadapi junta militer Mesir yang terus melakukan kekejaman terhadap Ikhwan
Darrag diperkirakan akan diikuti oleh lebih tokoh Ikhwanul yang telah diminta untuk meninggalkan Qatar karena tekanan yang diletakkan di Qatar oleh negara-negara Arab lainnya di Teluk untuk memutuskan hubungan mereka dengan organisasi.
Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan negara-negara Arab Teluk lainnya melihat Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman eksistensial terhadap monarki.
Mereka telah membantu rezim militer Mesir dengan miliaran dolar untuk menggulingkan Presiden Mohammad Mursi dari Ikhwanul Muslimin tahun lalu.
Hubungan antara Qatar dan Mesir memburuk setelah Mursi jatuh. Qatar telah menyambut sejumlah tokoh senior Ikhwanul sejak pasukan keamanan Mesir melancarkan tindakan keras pada gerakan, dan menewaskan ribuan anggoata Ikhwan di jalan-jalan dan menangkap puluhan ribu lainnya.
Mesir dan negara Arab Teluk menyatakan Ikhwan gerakan teroris. Tapi, sejatinya Ikhwan kelompok yang damai. Karena itu, Presiden Turki, Erdogan membela Ikhwan, dan sampai sekarang tetap mengakui Presiden Mohamad Mursi sebagai presiden Mesir, dan mengutuk tindakan Marsekal Abdul Fatah al-Sisi, yang sangat biadab itu.
Ketegangan antara Qatar dan negara-negara tetangganya menyebabkan Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab untuk menarik duta besar mereka dari Doha Maret. Kondisi semakin memburuk dengan tekanan yang dilancarkan Arab Saudi yang menekan Emir Qatar, Sheik Hamad Tamin at-Tsani, yang meminta tokoh-tokoh Ikhwan pergi dari Qatar.
Presiden Turki, Recep Erdogan telah menyelamatkan tokoh-tokoh Ikhwan, yang menjadi korban konspirasi antara Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir, yang menjadi kaki tangan Zionis dan Amerika. Turki dibawah Erdogan menjadi pelindung bagi Muslim di dunia, di tengah-tengah kehancuran bangsa Arab. [afgh/aby/voa-islam.com]