KANO (voa-islam.com) - Hanya karena pemimpin Islam di Kano, Imam Sanusi, menyerukan penduduk mempersenjatai diri melawan Boko Haram, maka kemudian terjadi serangan bom yang meledak di mesjid di kota Kano, menewaskan sedikitnya 81 orang tewas.
Serangan bom ini diduga dilakukan oleh Boko Haram, ini menyasar keadaan mesjid yang tengah ramai, yaitu saat para jemaah tengah melakanakan shalat Jumat, (28/11).
Serangan bom meledak secara bersamaan selama beberapa kali. Namun hingga kini belum dipastikan jumlah bom yang meledak. Sesaat setelah ledakan bom, serentetan penembakan menyasar warga yang tengah shalat.
Seperti diberitakan Reuters, petugas medis Muhammad Ali yang mengunjungi dua kamar mayat menyatakan satu kamar menampung 20 jenazah, sedangkan di kamar lainnya terdapat 61 jenazah. "Mereka meninggal karena ledakan dan luka tembak," kata Ali, Jumat (28/11).
Wartawan lokal yang saat itu sedang melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut menyatakan bahwa dia melihat sendiri kepanikan yang tejadi disertai dengan teriakan para jemaah.
Serangan bom ini juga diperkirakan terkait dengan kecaman pemimpin Kano terhadap Boko Haram yang menculik ratusan siswi sekolah dasar dari Desa Chibok yang diculik Boko Haram pada April lalu.Mesjid tempat serangan bom terjadi berdekatan dengan Istana Kano yang menjadi salah satu saksi kejayaan Islam kota tua tersebut.
Saat serangan terjadi pemimpin Kano tidak berada di dalam istana tersebut.
Paska serangan bom dan tembakan, para pemuda yang marah memblokir gerbang masjid. Petugas kepolisian terpaksa menembakan gas air mata untuk mengamankan situasi.
Juru bicara Kepolisian Kano menolak memberi keterangan. Selain itu, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini, namun kecurigaan muncul bahwa insiden ini merupakan aksi kelompok Boko Haram.
Pejuang Boko Haram telah membunuh ribuan orang dengan serangan senjata serta bom di beberapa gereja, sekolah, kantor polisi serta militer dan gedung pemerintahan, bahkan masjid yang berbeda ideologi dengan mereka juga menjadi target serangan.
Masjid dan istana Kano merupakan salah satu bukti kebesaran kerajaan Islam yang berkembang dari perdagangan emas, porselen, dan rempah-rempah yang menghubungkan Afrika dengan pantai Mediterania.
Masa itu merupakan masa pemerintahan Islam yang diagungkan Boko Haram. Selama lima tahun terakhir Boko Haram berkampanye untuk menghidupkan kembali pemerintahan Islam di bawah hukum syariat.
"Mereka menyerang kota, membunuh anak laki-laki, dan memperbudak perempuan. Kita harus bersikap tegas dan melindungi diri, tanpa harus menunggu pengamanan tentara," kata pemimpin Kano, Sanusi, dalam sebuah siaran di televisi sebelum serangan ini terjadi.
Peristiwa ini menambah daftar panjang deretan serangan yang dilancarkan Boko Haram selama beberapa tahun belakangan.
"Kita tak akan melupakan insiden ini begitu saja, hingga semua teroris yang telah merusak hak hidup setiap warga dapat diadili di pengadilan," kata Presiden Goodluck Jonathan mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis tak lama setelah insiden ini.
Janji Presiden Goodluck Jonathan dalam menyelesaikan terorisme akan terus ditagih ketika dia kembali mencalonkan diri pada awal tahun 2015 mendatang. Jonathan telah meminta parlemen untuk memperpanjang status darurat militer yang saat ini hanya mencapai 18 bulan.
Sementara, Palang Merah Internasional menyatakan lebih dari satu orang mengungsi dari Nigeria karena serangan kelompok militan dan pemberontak. Pada bulan September saja, pengungsi mencapai 700 ribu orang.
Nigeria mayoritas penduduknya beragama Islam, tapi dipimpin oleh seorang presiden yang beragama kristen, dan melakukan ketidak adilan terhadap Muslim di negeri yang kaya minyak itu. Kemudian Boko Haram melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Nigeria. [afgh/dbs/voa-islam.com]