WASHINGTON (voa-islam.com) - Akhirnya, Komite Intelijen Senat merilis laporan soal program CIA yang mencakup ’Eksekusi, Penahanan dan Interogasi’ pada Selasa (9/12).
Seperti dikutip dari Reuters, interogasi yang dilakukan oleh CIA terhadap tersangka terorisme al-Qaeda di penjara-penjara rahasia ternyata lebih brutal dari aturan yang telah ditetapkan.
Dalam beberapa kasus, penyiksaan yang dilakukan CIA tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Berikut ini adalah beberapa poin penting dari laporan yang dirilis oleh Senat AS:
Pertama, metode interogasi yang lebih lama dan lebih keras tidak efektif dan tidak pernah memberikan hasil yang diharapkan terkait penggagalan ancaman. Dalam banya kasus, metode interogasi itu tidak memberi masukan apapun terhadap keberhasilan kontra terorisme. Bahkan, tidak sedikit tahanan yang secara rutin berbohong dan memberikan informasi palsu kepada CIA.
Kedua, CIA jauh lebih brutal dari apa yang seharusnya mereka lakukan, seperti ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Tahanan pertama CIA , Abu Zubaydah dan banyak lainnya menjadi sasaran interogasi koersif dalam jangka waktu panjang hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Interogasi terhadap Zubaydah lebih didahulukan dari perawatan medis yang seharusnya ia dapatkan, menyebabkan infeksi akibat peluru yang bersarang di tubuhnya. Pada satu titik ketika mekanisme ‘waterboarding’ (simulasi tenggelam yang kerap digunakan dalam interogasi) dijalankan, Zubaydah sempat menjadi tidak responsif sama sekali, dengan gelembung keluar dari mulutnya yang terbuka.
Waterboarding, yang awalnya dilakukan pada Khalid Sheikh Mohammed, tersangka yang mendalangi serangan 11 September, telah berkembang menjadi serangkaian metode yang hampir menenggelamkan tersangka CIA.
Ketiga, CIA menolak memberi gambaran yang akurat terkait apa yang mereka lakukan terhadap tahanan, seperti misalnya di penjara Abu Ghraib di Irak.
Fakta menunjukkan bahwa para tahanan di salah satu lokasi disekap dalam keadaan gelap gulita, dibelenggu dalam sel yang terisolasi dengan suara keras atau musik dan hanya dilengkapi ember untuk kotoran manusia.
Kurangnya panas di salah satu fasilitas kemungkinan berkontribusi pada kematian seorang tahanan. Beberapa tahanan berjalan telanjang dengan tangan mereka diborgol di atas kepala mereka. Beberapa yang lain terkadang menggunakan penutup kepala namun tetap telanjang, diseret di koridor sambil ditampar dan dipukuli.
Tahanan kemudian menujunjukkan gejala masalah psikologis, termasuk halusinasi, paranoia dan berupaya menyakiti diri sendiri.
Keempat, CIA tidak memberikan informasi akurat tentang program dan efektivitas kepada pihak pembuat kebijakan, termasuk Gedung Putih, Kongres dan Departemen Kehakiman AS.
Beberapa anggota parlemen sempat menyatakan keberatan terhadap beberapa metode interogasi CIA. Senator John McCain, yang pernah disiksa sebagai tahanan perang Vietnam, mengatakan kepada CIA ia percaya waterboarding dan kurang tidur adalah penyiksaan.
Namun CIA tetap mencari cara untuk bisa menggunakan teknik itu dan mengatakan kepada Departemen Kehakiman bahwa tidak ada senator yang keberatan. Para pejabat CIA terus melakukan kebohongan atas tindak kejahatan mereka, termasuk kepada Senat.
Direktur CIA, John Brennan, membela penggunaan metode yang keras oleh lembaganya setelah diumumkannya laporan komite Senat Amerika Serikat tentang teknik interogasi. Brennan menegaskan walau kesalahan terjadi, teknik tersebut membantu dalam pencegahan serangan, penangkapan teroris, dan menyelamatkan jiwa orang.
Laporan Komite Intelijen Senat Amerika Serikat menyatakan CIA disebut melakukan interogasi brutal atas tersangka pelaku terorisme setelah serangan 11 September.
Anggota Partai Republik di Senat juga berpendapat senada dengan Brennan. Pemimpin Partai Republik di Senat, Mitch McConnell, mengatakan bahwa pengakuan yang dimasukkan dalam laporan itu sepenuhnya salah.
Partai Republik mundur dari panel yang menyusun rancangan laporan dengan menuduh Partai Demokrat tidak akurat, melakukan analisis yang ceroboh, dan memilih bukti-bukti untuk mendapat kesimpulan yang sudah ditentukan.
Presiden Barack Obama pernah mengatakan bahwa berdasarkan pandangannya, teknik yang digunakan sama dengan penyiksaan dan menghentikannya tahun 2009.
Laporan Komite Intelijen Senat itu mencapai 6.000 halaman, namun sebagian tergolong rahasia dan hanya ringkasan setebal 480 halaman saja yang diumumkan.
Pada masa pemerintahan Presiden George W Bush, operasi CIA atas al-Qaida -yang secara internal dikenal dengan Pengiriman, Penanganan, dan Interogasi- mencakup 100 tersangka teroris yang ditahan di 'lokasi-lokasi hitam' di luar Amerika Serikat.
Lokasi hitam merujuk kepada tempat di negara-negara yang aturan hukumnya relatif lebih lemah dibanding Amerika Serikat.
Para tersangka teroris diinterogasi dengan metode yang disebut waterboardingatau menyiram air ke wajah seseorang yang ditutup kain sehingga orang tersebut seperti tenggelam, maupun tamparan, penghinaan antara lain dengan dengan ditelanjangi, maupun dibuat merasa kedinginan dan kekurangan tidur. [afg/aby/voa-islam.com]