ANKARA (voa-islam.com) - Ratusan demonstran Turki dibubarkan dan sekitar seratus ditangkap di ibukota Ankara. Menyusul protes membela sistem pendidikan sekuler negara itu.
Kalangan sekuler merasa terancam dengan perubahan system pendidikan, dan mulai nampak pengaruh Islam dalam pendidikan. Sistem pendidikan sekuler merupakan warisan pendiri Turki sekuler, Mustafa Kemal Ataturk, Sabtu, 20/12/2014.
Protes yang diselenggarakan oleh serikat buruh Turki, datang setelah para aktivis menyatakan kehebohan atas reformasi pendidikan oleh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), menyatakan bahwa reformasi itu merusak sistem pendidikan Turki dengan membuatnya lebih ‘Islami’, dan bertentangan dengan kebijakan sekuler Ataturk.
Para kalangan liberal dan sekuler yang menjadi pengkritik Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyatakan AKP bertindak sejalan dengan agenda Islam, ketika hampir tiga tahun lalu, di Erdogan berjanji : "Kami akan meningkatkan generasi Islami di Turki”, ungkap aktivis sekuler.
Bagi beberapa orang, mereka melihat AKP - yang memiliki bagian terbesar dari 312 kursi dari 550 kursi di parlemen Turki, sejak kemenangannya yang telak dalam pemilu 2002 - sebagai mencapai puncak kemenangannya menentang warisan sekuler Ataturk dalam pendidikan Turki.
Inilah yang membuat kemarahan kalangan sekuler di Turki yang sudah lumpuh secara politik.
"Ada kecenderungan meningkatnya kehidupan Islami, dan karenanya apa yang terjadi sekarang adalah puncak dari trend (kecenderungan) yang ada di Turki. Kami tidak berbicara tentang sesuatu yang tiba-tiba menjadi titik balik", ujar Ahmet Kasim Han, profesor Hubungan Internasional di Universitas Kadir Has di Istanbul, kepada Al Arabiya News.
Apa yang terjadi pada tahun 2014?
Sementara itu, sejak tahun 2013, di Turki telah lahir undang-undang yang melarang segala bentuk iklan alkohol, dan adanya anggota parlemen perempuan pertama mengenakan jilbab. Di mana sejak tahun 1999 hingga 2014, dan sekarang lahir berbagai undang-undang pendidikan yang membolehkan pendidikan yang Islami di Turki, dan telah menjadi fokus pendidikan AKP.
Pada akhir September, pemerintah Turki mengizinkan gadis berumur sepuluh tahun untuk menutupi rambut mereka dengan mengenakan jilbab saat mereka masuk sekolah. Hal ini diperbolehkan setelah undang-undang yang sekuler diubah, yang sebelumnya jilbab dilarang dan dianggap bertentangan dengan system sekuler, dan tidak membolehkan jilbab karena menjadi ekspresi iman.
Pada bulan November 2014, Rennan Pekunlu, mantan profesor astrofisika di Universitas Ege, menjadi orang pertama Turki yang dipenjara, karena melanggar "hak konstitusional pendidikan" dari seorang mahasiswsi Turki yang mengenakan jilbab, dan melarangnya memasuki kampus (fakultas), karena mengenakan jilbab di tahun 2012.
Dan di salah satu perubahan terbaru, Dewan Pendidikan Nasional ke-19 Kementerian Pendidikan Turki, memberlakukan sistem pendidikan baru, di mana pada tanggal 15 Desember, adanya pelajaran ilmu dasar agama (Islam) untuk siswa kelas pertama dan diimplementasikan kelas bahasa Ottoman sebagai pilihan.
Namun, kelas Ottoman yang wajib bagi siswa yang menghadiri sekolah imam-khatib. Sekolah-sekolah ini berfokus pada kurikulum dengan pelajaran agama (Islam).
Ottoman, versi lama dari bahasa yang digunakan di Turki, berisi kata-kata yang lebih menuju bahasa Arab dan ditulis menggunakan huruf Arab, tapi punya dijatuhkan oleh Ataturk dalam usahanya untuk memberikan Turki modernis dan lebih outlook Eropa.
Setelah menyaksikan peningkatan sekolah imam-khatib Turki, kementerian pendidikan nasional mengumumkan pekan lalu bahwa pihaknya berencana untuk membuka sekolah-sekolah imam dan khatib bagi ekspatriat Turki di negara-negara lain.
Erdogan, yang merupakan lulusan sekolah imam khatib, dan telah mengembalikan sekolah imam-khatib. Di mana sekolah imam dan khatib telah melonjak menjadi hampir satu juta dari hanya 63.000 selama 12 tahun di era kekuasaannya. Menurut surat kabar harian lokal Sabah, jumlah sekolah tinggi imam-khatib naik menjadi 1.008 dari 876 pada tahun 2013.
"Hal ini karena kebijakan Erdogan yang mengembalikan sekolah imam dan khatib, sehingga mereka meningkat," kata Han. "Dia telah berulang kali memuji sekolah tersebut untuk mendidik model yang sempurna bagi warga Turki, sebagai model generasi baru Muslim Turki." [afgh/wb/voa-islam.com]