View Full Version
Kamis, 07 May 2015

Pasukan Bashar al-Assad Menggalami Demoralisasi dan Frustasi

DAMASKUS (voa-islam.com) - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa kemunduran dan kekalahan adalah bagian normal dari perang dan tidak berarti konflik berakhir, kata Bashaar al-Assad komentar pertamanya setelah beberapa kekalahan rezim al-Assad dalm perang, Rabu, 6/5/2015.

"Hari ini kita berperang, perang dan pertempuran akan terus berlangsung. Tidak hanya satu pertempuran, melainkan banyak pertempuran," katanya pada penampilan publik yang jarang terjadi pada Hari Martyrs Suriah.

"Kami tidak berbicara tentang puluhan atau ratusan, tetapi ribuan pertempuran dan ... itu adalah sifat pertempuran untuk itu menjadi uang muka dan imbalan, kemenangan dan kerugian, serta pasang surut", tegasnya.

Komentar al-Assad pada penampilan pertama di sekolah Damaskus yang sejak serangkaian kerugian rezim besar, khususnya di provinsi Idlib barat laut.

Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan Mujahidin termasuk Jabhah Al-Nusra, telah berhasil menguasai ibukota provinsi Idlib, kota strategis Jisr al-Shughur, dan sebuah pangkalan militer di wilyaha itu.

Kerugian di provinsi ini, seiring dengan kemajuan Mujahidin di selatan, dan menjadid ancaman bagi wilayah-wilayah yang masih dikuasai pemerintah dan mendorong spekulasi tentang kekuatan pasukan rezim akan segera runtuh. Karena itu, pemimpin Hisbullah Lebanon, Hasan Nasrullah, berjanji akan mengirim pasukannya ke Suriah, menyelamatkan Bashar al-Assad.

Meskipun, di tengah semakin melemahnya pasukannya,  Assad mendesak pendukungnya untuk tetap percaya diri dalam menghadapi kemunduran. Nampaknya, pasukan pendukung al-Assad semakin letih menghadapi perang yang sudah berlangsung selama empat, dan mengakibatkan porak-porandanya Suriah, dan lebih 400 ribu penduduk tewas.

Assad memperingatkan pasukannya yang sudah terkena 'virus' demoralisasi dan frustasi. Pasukan Suriah yang ingin mempertahankan Bashar al-Assad menghadapi  "penyebaran semangat frustrasi atau putus asa bingung", dan ini awal keruntuhan rezim Bashaar.

"Dalam pertempuran ... apa pun bisa mengubah kecuali iman dalam tempur dan iman tempur di kemenangan," kata Bashar. "Jadi ketika ada kemunduran, kita harus melakukan tugas kita sebagai masyarakat dan memberikan semangat kepada tentara dan tidak menunggu perintah untuk memberikan semangat", tambahnya.

Nampaknya,  perang di Suriah akan memasuki tahapan baru, di mana semakin memudarnya semangat pasukan Bashar al-Assad, yang sudah berperang selama empat tahun, dan bannyaknya korban di  fihak Assad, termasuk  milisi Syi'ah yang berdatangan ke Suriah.

Hisbullah sudah menarik diri dari Suriah, karena banyaknya korban. Ditambah dengan serangah dahsyat yang dilancarkan oleh Saudi kepada Syi'ah Houthi, membuat barisan milisi Syi'ah berpikir ulang untuk melakukan ekspansi.  (dtta/aby/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version