RIYADH (voa-islam.com) - Raja Saudi Salman bin Abdulaziz, membahas kemungkinan perjanjian Camp David dalam pertemuan puncak dengan Presiden AS Barack Obama, ungkap Saudi Press Agency, Minggu, 10/5/2015.
Raja Salman mengungkapkan kekecewaannya, karena tidak dapat menghadiri pertemuan puncak itu dan mengatakan Salman mengirimkan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mewakili Arab Saudi.
Selama percakapan melalui telepon, kedua pemimpin menekankan kerjasama kedua negara dan setuju untuk melanjutkan konsultasi dekat mereka tentang berbagai isu regional dan internasional.
Mereka juga menyepakati perlunya bekerja sama, bersama dengan negara-negara GCC lainnya, untuk menyelesaikan konflik regional, tambah menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
Mengenai Yaman, Obama menyambut baik pengumuman Arab Saudi yang melakukan gencatan senjata, dan kedua pemimpin sepakat pada mengatasi situasi kemanusiaan yang mendesak di Yaman yang dilanda perang.
Pemimpin Amerika menegaskan kembali komitmen negaranya untuk membela keamanan Arab Saudi dari setiap agresi eksternal.
Berbicara tentang Iran, dua orang menekankan pentingnya perjanjian komprehensif antara negara-negara Eropa dan Barat dengan Iran yang akan menjamin keamanan regional, dan mengantisipasi tentang program nuklir Iran yang dapat mengancam keamanan regional khususnya Timur Tengah dan Teluk.
Namun, apakah langkah Amerika Serikat yang mengundang Raja Salman ke Gedung Putih, dan membicarakan isu yang sudah basi tentang 'Camp David' itu, sebagai langkah menelikung Arab Saudi, agar melunakan sikap terhadap Iran dan Israel? (hh/aby/voa-islam.com)