View Full Version
Senin, 27 Jul 2015

Presiden Bashar al-Assad : Suriah Kekurangan Pasukan Tentara Menghadapi ISIS

DAMASKUS (voa-islam.com) - Presiden Suriah Bashar Al Assad menegaskan  pembicaraan menuju solusi politik untuk mengakhiri  perang yang sedang berlangsung di Suriah sebagai "ilusi  dan "tidak berarti", tegasnya, Minggu, 26/7/2015.

Selama pidato yang disiarkan televisi nasional di ibukota Suriah, Damaskus, Presiden Suriah juga mengatakan bahwa tentara menghadapi kekurangan personil dan mungkin harus menyerah kepada oposisi, di mana sekarang jumlah tentara Suriah semakin merosot dalam menghadapi para pejuang Islam.

"Tentara mampu ... Semuanya tersedia, tapi ada kekurangan kapasitas manusia," kata Assad. Dia mengatakan kelompok pejuang yang berjuang menggulingkan kekuasaannya telah mengalami peningkatan dukungan dari berbagai nengara, tegasnya. Setiap inci dari Suriah sangat berharga," tambah Assad.

Pidato Assad muncul setelah pemerintah mengumumkan amnesti umum kepada para tentara yang melakukan desersi dan wajib militer Sabtu. Ada ribuan desertir militer di dalam dan luar Suriah, banyak dari mereka telah pergi menninggalkan palagan perang dengan para pejuang  yang berusaha menggulingkan Assad. Tentara Suriah kewalahan menghadapi para pejuang dan  menderita kekurangan tenaga personil , dan banyak pemuda meninggalkan negara  menghindari wajib militer wajib.

Assad telah mengeluarkan amnesti serupa para k penjahat, tapi belum merilis salah satu dari ribuan tahanan politik diyakini berada di penjara Suriah.

Assad mengatakan bahwa pemerintahnya tidak ingin perang "tapi ketika itu dikenakan pada kita, tentara Arab Suriah akan berperang menghadapi  para teroris di manapun", kata Assad mengacu pada setiap kelompok pemberontak melawan pemerintahannya sebagai teroris.

AS telah mulai melatih beberapa para oposisi yang disebut 'moderat' yang menentang Assad, tetapi perang saudara telah melihat kelompok-kelompok pejuang Islam menjadi yang paling efektif di lapangan. Mereka termasuk ISIS kelompok, yang memegang sekitar sepertiga dari Suriah dan tetangga Irak pada diri menyatakan nya "khilafah."

Bashar al-Assad sudah mulai limbung, dan ditinggalkan para para jenderal dan pasukannya, karena mereka tidak mau dijadikan alat oleh Bashar yang akan menghadpai kematian. Sementara itu, Suriah hanya hidup bergantung kepada dukungna militer, dana, dan politik dari rezim Syiah di Iran. (dita/aby/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version