Oleh: Muntaha Bulqini
Sahabat VOA-Islam...
Perang = Solusi
Badarpun menjadi saksi, ketika dua pasukan harus mengawali pertempurannya dengan “duel” fisik. Ali bin Abi Thalib melawan al-Walid, Hamzah melawan Syaibah dan Ubaidah melawan Uthbah. Ali dan Hamzah memenangkan adu duelnya sedangkan Ubaidah dan uthbah mengalami luka parah. Kemudian Uthbah dibunuh oleh Ali dan Hamzah, sementara Ubaidah mengalami putus kakiknya dan menjemput syahid lima hari setelah peperangan.
Sebagai bukti bahwa perang menjadi solusi bagi kedua pasukan, maka Ali bin Abi Thalib pernah bersumpah dengan nama Allah bahwa ayat berikut diturunkan berkaitan dengan pertempuran mereka, “Inilah dua golongan (mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar karena Rabb mereka.” (QS.Al-Hajj: 19)
Sejalan dengan itu terjadi pula “duel” do’a antara dua komandan tertinggi: Muhammad saw, dan Abu Jahal laknatullah alaih. Rasulullah saw berdo’a tatkala melihat pasukan Quraisy menyerang, “Ya Allah, ini orang-orang Quraisy telah menyongsong dengan kesombongan dan keangkuhannya, menentang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kami hanya memohon pertolongan-Mu yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, hancurkanlah mereka esok hari.” “Ya Allah, jika kelompok kecil ini sampai dibinasakan hari ini, maka Engkau tidak akan disembah lagi di permukaan bumi.”
Abu Jahal pun mencari keputusan ( dari Allah), “Ya Allah, dialah ( Rasulullah saw) yang telah memutus rahim kami dan membawa sesuatu yang tidak kami ketahui. Karena itu, hancurkanlah dia esok hari. Ya Allah, siapa di antara kami (berdua) yang lebih Engkau cintai dan ridhai di sisi-Mu, maka berikanlah kemenangan baginya hari ini.”
Allah lebih memilih aqidah yang benar dan pantas untuk tetap eksis di bumi ibtila’ ini, “Jika kamu (orang-orang Musyrik) mencari keputusan, maka telah datang kepadamu, dan jika kamu berhenti maka itulah yang lebih baik bagimu; niscaya Kami kembali pula. Dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahaya pun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfal: 19)
Akhirnya, munajat Rasulullah saw dijawab oleh Allah “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir.” Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal: 12,9).
Badar Modern
Bagaimana strategi menghadapi musuh Badar Modern yang tergabung dalam koalisi Yahudi-Salibis dunia yang diwakili oleh Amerika, Yahudi, Inggris dan negara-negara Kristen Barat? Abu Mush’ab As-Suri menilai strategi Al-Qaidah tergolong brilian dan terbukti unggul. Umat Islam berbaris di belakangnya. Belum pernah ada jama’ah yang meraih prestasi gemilang sepanjang dinamika perjuangan menegakkan Islam di alam modern. (Visi Politik Gerakan Jihad, 45).
Begitu pula koalisi musyrikin modern pasca “bangkrutnya” Amerika, mereka kehilangan kendali yang ada hanya ketakutan demi ketakutan
Itulah yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW dalam perang Badar. Beliau menjadi panglima tertinggi pasukan Muslimin. Sedangkan pasukan musyrikin tidak mempunyai panglima tertinggi, sebagia besar mereka menonjolkan egoisme pribadi seperti Uthbah bin Rabi’ah dan Abu Jahal. Meskipun satu barisan dalam memerangi Islam tetapi keduanya justru berseberangan dalam berpendapat dan tujuan.
Begitu pula koalisi musyrikin modern pasca “bangkrutnya” Amerika, mereka kehilangan kendali yang ada hanya ketakutan demi ketakutan seperti yang dilansir National Intelligence Council (NIC) Amerika dengan judul “Mapping The Global Future ( Memetakan Masa Depan Global )” dengan memasukkan analisis badan-badan intelijen dari 15 negara. Laporan tersebut menjelaskan ada 4 skenario dunia pada 2020: pertama, naiknya Cina dan India ke pentas dunia.
Kedua, Amerika tetap berperan dalam membentuk dan mengorganisasikan perubahan global. Ketiga, kembalinya kekhilafahan Islam. Keempat, munculnya lingkaran ketakutan terhadap ancaman teroris. ( Kompas, 16 Februari 2005).
Rasulullah SAW menggunakan strategi baru yang belum pernah digunakan oleh kelompok manapun dalam sejarah peperangan di dunia Arab, yakni formasi barisan berlapis. Sementara pasukan Quraisy berperang dengan taktik menyerbu dan berlari layaknya orang-orang tawuran. Ini salah satu faktor penting di antara faktor kemenangan lainnya. Syeit Khaththab menganalisa bahwa rahasia kemenangan panglima-panglima besar seperti Iskandar (Alexander The Great), Hanibal, Napoleon, Moltke Rommel dan Rundstedt, karena mereka menerapkan taktik perang atau menggunakan persenjataan baru yang belum pernah dikenal di dunia peperangan. (Ar-Rasuul Al-Qooid, 101)
Sedangkan para Mujahidin Badar modern, khususnya pada dekade 1990-2000 pasca Perang Salib jilid III dan berdirinya Tatanan Dunia Baru (New Word Order), menurut Abu Mush’ab As-Suri ( Perjalanan Gerakan Jihad, 2009,31) mulai menerapkan Jihad Individu. Fenomena ini terinspirasi oleh amaliyah istisyhad nya Sulaiman Al-Halabi yang berhasil membunuh jendral Kleber panglima Perancis yang memimpin penjajahan Al-Jazair saat berada di Mesir.
Berbagai kalangan sipil, militer dan lembaga milik atau yang mendukung kaum Salibis terkena gerakan aksi serangan jihad individu. Benih-benih perlawanan seperti ini menjadi poros terpenting bagi perlawanan di arena Badar Modern. Wallahu’Alam. Habis. [syahid/voa-islam.com]