WASHINGTON (voa-islam.com) - Pertamakalinya Menteri Luar Negeri AS John Kerry secara tegas mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad harus pergi, dan waktu kepergiannya harus diputuskan melalui negosiasi, Sabtu, 19/9/2015.
Kerry yang melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, dia meminta Rusia dan Iran menggunakan pengaruh mereka meyakinkan al-Assad segera meninggalkan Suriah.
Dia mengatakan ada urgensi memperbaharui usaha-usaha internasional menemukan penyelesaian politik, dan mengakhiri perang empat tahun dan memburuknya krisis pengungsi di Suriah yang sekarang berdampak terhadap Uni Eropa.
"Kita perlu melakukan negosiasi dan segera menyelesaikan krisis di Suriah. Itulah yang kita cari dan kami berharap Rusia dan Iran, dan negara-negara lain menggunakan pengaruhnya membantu membawa ke perundingan, dan segera mengakhiri krisis ini, "kata Kerry.
"Kami siap untuk bernegosiasi. Apakah Assad siap melakukan bernegosiasi, benar-benar bernegosiasi? Apakah Rusia siap membawanya ke meja perundingan? ", tanya Kerry.
Dia mengatakan penggulingan Assad: "Itu tidak harus pada hari pertama atau dalam waktu satu bulan ... ada suatu proses di mana semua pihak harus datang bersama-sama mencapai pemahaman tentang bagaimana solusi terbaik bisa dicapai", tambah Kerry.
Nampaknya, pernyataan Kerry itu hanya main-main belaka, dan tidak serius mengakhiri rezim Bashar al-Assad. Rezim Syiah Alawiyyin itu akan dipertahankan selama mungkin oleh Amerika, Rusia, dan Iran, yang digunakan memeras negara-negara Arab kaya minyak.
Amerika sengaja membiarkan al-Assad tetap berkuasa, dan Rusia menegaskan akan tetap mempertahankan al-Assad, dan mengirim senjata dan pasukannya ikut berperang di Suriah. Suriah menjadi tempat terakhir Rusia mempertahankan posisi secara militer yang sangat strategis secara geopolitik, jadi tidak mungkin Rusia mau melepaskan al-Assad.(mh/aby/voa-islma.com)