YERUSALEM (voa-islam.com) - Ketegangan di Yerusalem meningkat, bersamaan dengan dua warga Israel tewas dan sedikitnya dua terluka dalam serangan terpisah di Yerusalem yang dilakukan oleh warga Palestina yang kemudian ditembak mati oleh polisi.
Polisi kini melarang warga Palestina berada di Yerusalem Timur dan memasuki Kota Tua selama dua hari. Peristiwan penikaman pertama terjadi pada hari Sabtu (03/10) dekat dengan Kota Tua.pada hari Sabtu (03/10)
Para korban dikatakan telah melewati pintu masuk kompleks Masjid al-Aqsa, dalam perjalanan ke Tembok Barat. Kepala polisi Yerusalem Moshe Edri mengatakan seorang pria Palestina telah "menikam seorang pria Israel, istri dan balita mereka" beberapa kali di gang sebelum akhirnya menusuk pria lain.
Kedua pria Israel meninggal karena terluka parah katanya, seraya menambahkan bahwa ibu dan anak itu menderita luka serius. Kekerasan terbaru ini terjadi dua hari setelah pasangan suami istri warga Israel ditembak mati di Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan pembicaraan darurat dengan para pejabat keamanan hari Minggu (04/10).
Larangan ini akan membuat warga Palestina tidak bisa memasuki Kota Tua kecuali jika mereka tinggal di sana. Tapi larangan tersebut tidak berlaku bagi warga Israel, pemilik usaha setempat dan anak-anak sekolah. Larangan ini akan semakin mendorong terjadinya kekerasan, dan kekerasan itu, dipicu oleh pasukan Zionis dan Yahudi Ortodok yang menyerang warga Palestina.
Sementara itu, Hamas telah menyerukan dilangsungkan kembali Intifadah melawan Zionis. Raja Arab Saudi Salman telah memperingatkan Amerika dan Negara Uni Eropa, bahwa tindakan Zionis yang menyerang al-Aqsha akan memicu kekerasan yang lebih luas di seluruh Timur Tengah.