View Full Version
Sabtu, 10 Oct 2015

Rusia Menciptakan Skenario 'GROZNY' Meluluhtantakan Suriah

RIYADH (voa-islam.com) - Seorang pejabat senior pemerintah Arab Saudi mengatakan kepada BBC bahwa negaranya merespon serangan udara Rusia baru terhadap pejuang dan oposisi Suriah dengan meningkatkan pasokan senjata yang lebih canggih kepada tiga kelompok pejuang oposisi yang berbeda, Jum'at, 10/10/2015.

Pejabat yang meminta merahasiakan namanya, mengatakan bahwa peralatan modern, termasuk senjata anti-tank, akan diberikan kepada faksi dari Suriah pejuang Suriah yang dekat dengan Arab Saudi, dan kelompok yang pro-Barat yang melawan pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad juga sebagai respon terhadap Rusia, Iran, Lebanon dan sekutu-sekutunya.

Dia menambahkan bahwa kelompok tersebut tidak termasuk Daulah Islam (IS) dan al-Nushrah, yang keduanya dianggap organisasi teroris. Dukungan Saudi, tegasnya, akan diberikan kepada tiga aliansi pemberontak: Jaish Al-Fatah (Tentara Penaklukan), Tentara Suriah Bebas (FSA) dan Front Selatan.

Qatar dan Turki telah berperan dalam menjaga dukungan Arab bagi pejuang Sunni melawan pasukan Assad dan IS, katanya, sementara Rusia memberikan cap semua musuh Assad sebagai teroris, termasuk oposisi moderat dilatih oleh AS.

Pejabat Saudi tidak menutup kemungkinan memasok pemberontak dengan darat ke-udara yang dapat menjangku jet-jet tempur, yang ditentang oleh banyak orang di Barat, karena takut mereka akan jatuh ke tangan IS dan akhirnya akhirnya menembak jatuh pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan AS bahkan pesawat sipil.

Sebuah jihad baru

Sementara itu, seorang pejabat senior Teluk mengatakan kepada BBC bahwa dia takut bahwa intervensi militer Rusia di Suriah akan memicu jihad baru, atau "perang suci", mengulangi pengalaman bencana Rusia di Afghanistan pada 1980-an.

Pejabat Arab Saudi  yang juga meminta dirahasiakan namanya itu, menjelaskan bahwa selama berlangsung Sidang Majelis Umum PBB di New York, diplomat Arab memperingatkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa tindakan negaranya di Suriah yang menciptakan apa disebut sebagai "Monster Frankenstein".

Selanjutnya, menurut pejabat Arab Saudi tindakan dan kebijakan Rusia dampaknya akan menarik dalam jumlah besar jihadis yang akan "membebaskan" Suriah dari Rusia, Iran dan pejuang Hizbullah dari Libanon”, ujarnya. Dia mengatakan bahwa kebijakan Rusia mengintensifkan  udara yang ke Suriah, seperti menggali kuburannya sendiri, tukas pejabat.

Pejabat Teluk juga menambahkan bahwa empat tahun setelah dimulainya konflik Suriah dan memakan korban ribuan penduduk sipil yang mati, baik Barat maupun negara-negara Teluk memiliki strategi menyelesaikan itu. Dia mengatakan bahwa ada tuntutan kepemimpinan AS yang lebih jelas, dan hal terburuk Barat melakukan kompromi dengan Assad, bahkan untuk jangka waktu terbatas.

Dia menegaskan bahwa negara-negara Sunni di kawasan Teluk dan Timur Tengah tidak akan menerima langkah kompromi dengan tetap mempertahankan Assad, dan juga akan mereka menerima penyelesaian apapun, tanpa “Iran mendominasi Suriah", tandasnya. Menurut pejabat itu, menambahkan bahwa bahwa IS dan kelompok-kelompok militan lainnya adalah gejala (sympton), bukan penyebab, dari kehancuran Suriah, yang dia menyalahkan sepenuhnya pada Assad.

Rusia menggunakan 'Gaya 'Grozny' di Suriah

Sebagian besar negara-negara Teluk dan Turki telah mengatakan berulang kali bahwa solusi konflik Suriah adalah menyingkirkan Assad dari kekuasaan. Namun, mereka sekarang menyadari bahwa Rusia tidak akan membiarkan ini terjadi, bahkan jika hal itu terjadi, menyebabkan pertumpahan darah, dan pertumpahan darah akan terus berlangsung, di mana keluarga Assad yang berada epanjang pantai Mediterania Suriah, terutama Latakia, pasti tidak akan membiarkan Assad jatuh.

Dalam hal ini, pejabat Teluk menyatakan kekhawatiran tentang apa yang disebut pendekatan gaya "Grozny", yaitu pendekatan bumi hangus oleh Rusia terhadap Suriah, dan wilayah-wilayah yang dikuasai oleh pejuang-pejuang oposisi yang ingin menggulingkan Bashar al-Assad benar-benar diratakan dengan tanah.

Rusia tidak peduli berapapun harga yang harus dibayar. Persis seperti ibukota Chechnye, Grozny, yang dihancur-leburkan rata dengan tanah, diserang dari segala arah, dan menggunakan dengan segala senjata oleh Rusia. Skenario 'Grozny' sedang dijalankan oleh Rusia terhadap Suriah, yang diserang dari udara, darat, dan laut. (mashadi/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version