WASHINGTON (voa-islam.com) - Pasukan koalisi pimpinan AS telah menerjunkan amunisi bagi kelompok pejuang yang melawan kelompok ISIS di Suriah utara, kata seorang juru bicara pejabat militer AS,Senin, 12/10/2015.
Di wilayah Suriah utara telah jatuh ke tangan kelompok pejuang Islam yagn berafiliasi kepada al-Qaeda. Sementara itu, serangan udara Rusia dan perang darat yang dilakukan oleh pasukan Suriah, bukan menjadikan target kelompok ISIS.
Langkah ini menyusul pengumuman Pentagon pekan lalu bahwa Amerika akan menghentikan program yang banyak dikritik untuk melatih kelompok oposisi yang berhaluan moderat, dan bukan fokus pada upaya memperlengkapi senjata kepada kelompok yang memerangi ISIS. Amerika akan mengirimkan bantuan besar-besaran kepada kelompok milisi Kurdi, yang bakal menjadi kekuatan memerangi ISIS.
Kolonel Steve Warren, juru bicara pasukan koalisi di Baghdad, mengatakan kaolisi akan terus berusaha menyerang basis kekuatan ISIS di Suriah dan Irak, dan mengatakan amunisi telah dikirimkan kepada kelompok yang disebut “Koalisi Suriah” (SAC), yang sudah berbulan-bulan berperang melawan ISIS di wilayah utara Raqqa.
Kelompok SAC, yang terdiri dari beberapa kelompok Arab dan Kurdi yang lebih kecil, yang kekuatannya antara 4.000 dan 5.000 pejuang dan di dukung pasukan AS, memperhatikan oposisi bikinannya, khususnya para pemimpin kelompok itu, kata Warren. Karena kawatir akan pembelotan mereka kepada kelompok al-Nushrah.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya bisa menyerang target ISIS, sesudah berhasil melakukan identifikasi sasaran berdasarkan informasi dari SAC, tambahnya.
"Pasukan koalisi menjatuhkan amunisi dari udara di Suriah utara untuk memasok pasukan darat yang melawan ISIS, karena mereka melakukan operasi terhadap ISIS," kata juru bicara Pusat Komando AS Kolonel Patrick Ryder dalam sebuah pernyataan, dengan menggunakan singkatan alternatif untuk ISIS, Minggu
Amerika menjatuhkan bantuan amunisi dan senjata kepada kelompok SAC, sedikitnya 50 ton. Guna memperlengkapi senjata mereka. Amerika Serikat memimpin koalisi yang telah melakukan lebih dari 7.000 sortir (serangann udara) dengan menggunakan pesawat tak berawak dan pesawat tempur ke sasaran ISIS di Irak dan Suriah sejak setahun yang lalu.
Pentagon mengeluarkan bantuan bagi para kelompok opisisi senilai $ 580 juta yang digunakan melatih ribuan oposisi di Suriah, yang berpusat di Turki dan Yordania, namun usaha itu gagal, dan banyak diantara mereka yang bergabung dengan al-Nushrah bersama dengan amunisi mereka.
Nusra mengatakan Rusia tidak menyerang ISIS
Pemimpin Jabhah al-Nusra , mendesak para pejuangnya meningkatkan perlawanannya terhadap pasukan Presiden Bashar al-Assad, sebagai pembalasan yang dia katakan sebagai pembunuhan massal, dan tanpa pandang bulu terhadap Muslim Sunni oleh Rusia.
Pesan audio dari pemimpin Jabhah al-Nusra Abu Mohamad al-Golani, diposting di YouTube, mengatakan intervensi militer Rusia sejak pekan lalu itu bertujuan menyelamatkan pemerintahan Assad dari kehancuran, tetapi ditakdirkan gagal, karena sebelumnya mendapat dukungan militer Iran dan Hizbullah.
"Saya katakan tidak ada pilihan selain semua faksi meningkatkan pertempuran dan menargetkan kota-kota dan desa-desa Syiah Alawiyyin di Latakiai ... sehari memukul desa mereka dengan ratusan rudal seperti yang mereka lakukan terhadap kota Sunni dan desa-desa," kata Golani.
Jabhah al-Nusra kelompok pejuang Sunni Muslim adalah salah satu kekuatan yang paling kuat melawan pemerintah Suriah dalam konflik yang semakin kompleks bersamaan dengan intervensi Rusia hanya memburuk.
Rusia ingin menciptakan skenario 'GROZNY' di Suriah, di mana Rusia akan membumi-hanguskan seluruh kota-kota yang sekarang ini dikuasi oleh para pejuang Islam. Seperti Hama, Aleppo, Raqa dan sejumlah kota-kota lainnya. Rusia sudah menjatuhkan ratusan rudal, dan menembakkan rudal balistik dari kapal induknya di laut Meditarinia. (mashadi/aby/voa-islam.com)