TEHERAN (voa-islam.com) – Iran telah kehilangan tiga orang jenderal di medan tempur Aleppo. Sekarang Iran mengirim ratusan tentaranya bersama pejuang Hizbullah di utara dan tengah Suriah, ungkap sumber militer Teheran, Kamis, 15/10/2015.
Serangan serangan pasukan Iran bersama Hesbullah sangat ambisius berusaha merebut daerah-daerah “kunci” dari pejuang Islam, bersamaan serangan udara Rusia. Teheran sangat nampak secara dramatis meningkatkan keterlibatannya dalam konflik Suriah, mengirim ratusan tentara Iran bergabung milisiHizbullah sekutu rezim Suriah.
Kedatangan mereka, kata seorang pejabat aktivis hak asasi manusia di Suriah mengatakan, menyoroti tujuan keterlibatan militer Iran dan Rusia di Suriah. Ini menunjukkan bahwa, untuk saat ini, mengalahkan dan mengusir Daulah Islam (IS) di Suriah timur menjadi prioritas yang bertujuan menyelamatkan Presiden Bashar al-Assad.
Pembangunan kekuatan militer rezim Bashar al-Assad oleh Rusia dan Iran, dan pasukan Bashar yang sudah loyo dan porak-poranda iatu, mengakibatkan semakin kacaunya kondisi di Suriah, sehingga mendorong lebih banyak warga sipil keluar dari daerah pertempuran, dan berpotensi menciptakan gelombang baru pengungsi.
Rusia mulai melakukan kampanye serangan udara sejak 30 September, dan disertai tentara Suriah dan milisi Hisbullah yang menjadi sekutu Suriah, melancarkan serangan darat terhadap posisi pejuang Islam di Suriah tengah.
Rusia mengatakan serangan udara bertujuan melemahkan IS dan kelompok "teroris" lainnya di Suriah. Namun para pejabat Barat dan pejuangn oposisi Suriah mengatakan sebagian besar serangan telah berfokus pada tengah dan utara Suriah, di mana kelompok IS tidak memiliki basis di wilayah itu. Jadi yang menjadi sasaran Rusia bukan lah IS, tapi kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaedah.
Pejabat, yang memiliki informasi yang mendalam tentang rincian operasi di Suriah, mengatakan Garda Revolusi Iran - saat ini berjumlah sekitar 1.500 - mulai berdatangan dua minggu yang lalu, setelah serangan udara Rusia mulai, dan telah mempercepat kehadiran pasukan Garda Repulbik Iran di Suriah.
Kelompok milisi Lebanon yang didukung Iran Hisbullah telah mengirimkan gelombang baru milisinya ke Suriah, uangkap seorang pejabat militer Iran kepada AP.
Tujuan utama adalah mengamankan kawasan dan jalan strategis Hama-Aleppo dan merebut kota yang dikuasai pejuang Islam yang menjadi kota kunci dari Jisr al-Shughour di provinsi Idlib, di mana pasukan Assad dikalahkan pada bulan April yang jatuh ke tangan Jabhah al-Nusra.
Hilangnya Jisr al-Shughour, diikuti oleh jatuhnya seluruh provinsi, adalah kekalahan yang paling telak rezim Assad, membuka jalan bagi pejuang yang mengancam jantung di pesisir Provinsi Latakia.
Pemerintah Suriah dan Iran telah meminta Rusia melakukan campur tangan selama satu tahun, kata pejabat itu. Dia menambahkan Rusia melakukan serangan seperti "gelombang tsunami", dan memberikan kepada Iran melakukan perang darat di Suriah.
Pasukan Iran tiba dalam jumlah besar di provinsi utara Idlib dan Aleppo. Mereka mempersiapkan diri melakukan perang besar, menghancurkan pejuang Islam yang berada di wilayah itu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga melaporkan Rabu bahwa pasukan Iran yang datang dan diangkut ke sebuah pangkalan militer di kota pesisir Latakia, di kota Jableh luar ibukota provinsi.
Namun, tiga orang jenderal senior Iran tewas di Suriah dalam beberapa hari terakhir, termasuk Jenderal Hossein Hamedani, seorang komandan senior Garda Revolusi, yang meninggal 8 Oktober di dekat Aleppo.
Rudal anti-tank yang dimiliki para pejuang Islam memperlambat kemajuan pasukan rezim Bashar al-Assad, yang didukung Iran dan milisi Hesbullah. Jadi masih lambat kemampuan pasukan Iran, Suriah, dan milisi Hesbullah masuk ke jantung Aleppo, Hama, Hom, dan Latakia. (sasa/aby/voa-islam.com)