YERUSALEM (voa-islam.com) – Zionis-Israel menutup semua akses bagi penduduk Palestina ke kota Yerusalem. Padahal, lebih dari sepertiga dari penduduk kota itu adalah warga Palestina. Pasukan Zionis membangun tembok penghalang bagi warga Palestina agar tidak dapat masuk Yerusalem.
Realitas baru dengan pasukan Zionis-Israel mengelilingi daerah-daerah penduduk Arab, memblokir jalan dengan batu beton ukuran besar, dan memerintahkan penduduk meninggalkan atau angkat kaki dari wilayah pendudukan, termasuk melakukan pengeledahan, apakah mereka membawa membawa pisau atau tidak.
Tindakan keras belum pernah terjadi sebelumnya, semua itu bertujuan menghentikan serangan penusukan terhadap warga Yahudi. Banyak dari serangan itu diduga dilakukan oleh penduduk Yerusalem Timur, wilayah yang diduduki dan dianeksasi oleh Israel pada tahun 1967, dan wilayah ini sejatinya akan menjadi ibukota masa depan Palestina.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menjabarkan langkah-langkah sementara, sesuai dengan apa yang diberikan oleh penasihatnya mengatakan setiap departemen kepolisian di AS atau Eropa akan meakukan memadamkan kerusuhan perkotaan.
Tetapi, beberapa warga Arab menuduh Netanyahu membagi Yerusalem yang diduduki, dan melanggengkan penjajahan. Warga Arab, yang telah lama mengeluhkan kebijakan Israel yang diskriminatif, mengatakan penutupan terbaru yang membawa mereka ke titik kemarahan yang lebih luas, dan menyebabkan lebih banyak kekerasan.
"Mereka ingin mempermalukan kita. Mereka ingin mempermalukan kami," kata Taher Obeid, petugas kebersihan 26 tahun di Universitas Ibrani Yerusalem. Dia berbicara di atas mobli sambil menyalakan klakson mobil.
Para pengamat domestik mengatakan Netanyahu – selalu menentang setiap usaha membagi Yerusalem menjadi dua ibukota - secara efektif membagi kota sepanjang garis etnis dengan langkah-langkah keamanan nya.
"Pejuang dan patrio sejati ... tidak pergi tidur di malam hari, sebelum berdoa Yerusalem bersatu, tak terbagi, Yerusalem yang lebih besar.
Kalangan Yahudi tidak akan pernah membagi Yerusalem menjadi dua bagian, dan Yerusalem Timur diserahkan kepada Palestina dan menjadi ibukota Palestina. Karena tidak ada angan-angan negara Palestina dibenak orang-orang Yahudi, termasuk Netanyahu. (mashadi/abuy/voa-islam.com)