JAKARTA (voa-islam.com) – Iran bukan saja mendapatkan dukungan dari enam negara utama, Amerika, Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Jerman dalam membangun program nuklirnya, tapi sekarang Iran akan mendapatkan berbagai jenis senjata mutakhir dari Rusia.
Rusia dan Iran menandatangani kontrak, dan Moskow berdasarkan perjanjian aitu, memasok Teheran dengan sistem rudal permukaan-ke-udara S-300, ujar Sergei Chemezov, kepala eksekutif konglomerat industri pertahanan milik negara Rusia Rostec, ungkap RIA, Senin, 9/11/2015.
"Rudal S-300, sistem pertahanan udara, telah ditandatangani antara fihak Iran dan Rusian”, tambah Chemezov seperti dikutip di Dubai Airshow.
Sebuah kesepakatan nuklir yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia sebelumnya, dan kesepakatan antara Iran dan Rusia, membuat negara-negara Sunni di Teluk, “menggigil” ketakutan dan sangat cemas, dan merasa berada di tubir jurang kehancuran, menghadapi Iran.
Negara-negara Arab Teluk, juga sangat kawatir dan takut dengan adanya pemulihan hubungan anrtara Amerika, Eropa, dan Rusia dengan Iran. Belum lama ini, kepala Kebijakan Uni Eropa, Moghoreni, melakukan kunjungan ke Teheran, dan melakukan normalisasi hubungan antara Eropa dan Teheran. Iran sangat nampak bersikap ekspansionis, dan ingin menguasai Timur Tengah, dengan dukungan Amerika dan Eropa.
Chemezov mengatakan negara-negara Teluk tidak punya alasan merasa terancam oleh kesepakatan, ujarnya. "Ini adalah peralatan pertahanan. Dan kami siap menawarkan alutsista ini ke negara manapun”, tegas Chemezov kepada Reuters di Dubai. "Jadi, jika negara-negara Teluk tidak akan menyerang Iran ... mengapa mereka terancam? Karena ini adalah peralatan pertahanan”, tambahnya.
Dia menambahkan: "Lima tahun yang lalu ... bahkan sampai sekarang ... Dan kami mengatakan bahwa S-300 tidak untuk menyerang ... untuk mencapai negara-negara tetangga”, tegas Chemezov. Perkembangan di Timur Tengah sangat luar biasa, akibat terjadinya “powership”, di mana Amerika, Eropa, dan Rusia, beralih ke Iran, menghadapi kekuatan Sunni, usai “Arab Spring”. (mashadi/voa-islam.com)