BELEK (voa-islam.com) – Saat berlangsung serangan atas kota Paris yang menghentak “JUM'AT 13 NOPEMBER” berkumpul para pemimpin global, menjelang pembukaan pertemuan “G20”, mereka semua bersepakat akan membalas, atas serangan di Paris, yang menewaskan 153 orang, dan melukai lebih 200 orang, Minggu, 15/11/2015. .
Pertemuan G20 itu, dibayangi oleh situasi global yang suram, bukan krisis ekonomi, tapi juga masalah keeamanan, dan konflik di Irak dan Suriah, yang melahirkan “limbah” di berbagai wilayah, seperti yang terjadi di Paris.
Pertemuan “FORUM GLOBAL” G20 itu, berubah “Fokus” dari topik masalah ekonomi, kemudian berubah membahas ancaman ekstremisme dan efeknya pada keamanan dalam negeri dan migrasi internasional (pengungsi).
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pejabat Prancis harus bekerja dengan pasukan keamanan dan pihak berwenang mencari tahu siapa pelakunya, jariangannya, dan apa yang mereka lakukan di masa depan.
“Kita semua, berutang kepada para korban dan orang yang mereka cintai. Tetapi juga diperlukan keamanan kita sendiri, dan kita berutang kepada banyak pengungsi yang tidak bersalah yang melarikan diri perang dan terorisme”, kata Merkel.
Para ahli strategi perang dan kebijakan keamanan serta intelijen, mengatakan serangan udara Rusia terhadap Suriah, yang dilanda konflik, dan menargetkan oposisi dan bukan IS, tegasnya. Ini menjadi pelomik diantara para pejaba keamanan, dan pengambil kebijakn di berbagai negara. Siapa yang menjadi sassaran Rusia di Suriah?
Tapi, di sela-sela pertemuan G20 itu, Obama dan Putin menyepakati, keduanya akan mengerahkan pasukan daratanya memerangi ISIS di Suriah. Moskow dan Washington akan mengerahkan pasukan daratnya, sebagai langkah pamungkas, mengakhiri kekuatan kelompok ISIS di Suriah.
Presiden Barack Obama dan Presiden Vladimir Putin, bertekad akan menggunakna segala kekautannya menghancurkan kekuatan ISIS di Suriah dan Irak, dan menggunakan pasukan darat mereka, memastikan bahwa ISIS harus tamat, dan punah dari Irak dan Suriah.
Ini sebuah langkah yang bakal ditempuh oleh Amerika dan Rusia. Sebelumnya, Presiden Obama sudah mengirim ahli militer dan pasukan khusus Amerika ke Suriah, mengalahkan ISIS. (afgh/aby/voa-islam.com)