PARIS (voa-islam.com) - Parlemen Prancis mengambil keputusan yang mendukung dan memperkuat kebijakan pemerintah Perancis, yang memperpanjang dan memperluas serangan udara terhadap sasaran-sasaran ISIS/IS di Suriah, menyusul serangan Paris yang menewaskan lebih 153 orang, 300 orang luka, Rabu, 24/11/2015.
Paris mengintensifkan kampanye melawan ISIS sejak 13 November, dan serangan jet tempur Mirage menewaskan 130 orang , dan selama minggu ini melancarkan pertamakali dari kapal induk Charles de Gaulle di Mediterania.
Prancis mencapia rekor tertinggi dalam melakukan serangan udara ke Suriah, sesudah Amerika. Amerika sudah lebih 156 kali melakukan serangan udara ke Suriah. Sedangkan Perancis lebih dari 40 kali serangan udara ke basis-basis oposisi di Suriah.
Majelis Nasional menyetujui kebijakan yang memperpanjang pemboman di Suriah, dan dukungan 515 orang, sedangkan yang menolak 4 orang anggota parlemen, sementara itu 10 abstain. Selain itu, Menteri Pertahanan menambahkan 27 anggota Uni Eropa lainnya menawarkan dukungan militer "langsung atau tidak langsung".
Perdana Menteri Manuel Valls mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Perancis adalah "berperang" dengan ISIS/IS. "Tidak ada alternatif. Kita harus menghancurkan IS”, kata Valls menggunakan nama alternatif ISIS.
Dia mengatakan pesawat Prancis, yang mulai memukul IS target di Irak pada bulan September 2014, telah melakukan lebih dari 300 serangan terhadap ekstremis.
Presiden Francois Hollande bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih pada Selasa dan Kanselir Jerman Angela Merkel di Paris pada Rabu sebagai bagian dari dorongan diplomatik untuk membentuk koalisi global melawan ISIS.
Upaya Hollande ini telah sejauh hasilnya hanya samar-samar, dan Obama hanya menyampaikan bela sungkawa, tetapi sedikit komitmen Amerika untuk meningkatkan serangan udara pada IS, di mana jet tempur Amerika tidak melakukan serangan yang berarti di Suriah.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian mengatakan negara Uni Eropa telah menyatakan dukungan dibelakang Prancis.
"Semua 27 negara anggota telah sepakat mendukung Perancis - apakah dalam bentuk dukungan langsung di medan perang Suriah, dukungan langsung operasi kami di Suriah, atau dukungan tidak langsung di medan lain, di mana pasukan Perancis terlibat," katanya, tanpa memberikan rincian dari dukungannya itu.
Perancis negara penjajah Eropa yang terus melakukan kekejian terhadap negara-negara Muslim, termasuk melakukan pembantaian terhadap Muslim di berbagai negara. Di Afghanistan, Irak, Suriah, Mali, dan Somalia. Begitulah negara Salib yang menjajah dan membunuh. (dinda/aby/voa-islam.com)