Oleh: Adi Permana Sidik, S.I.Kom., M.I.Kom. (Dosen FIKA USB YPKP)
“Tidak mungkin orang dapat mengenal Islam dengan baik, jika tidak mengenal sejarah orang yang membawa Islam itu”
(Haekal, Penulis buku Sejarah Hidup Muhammad)
Sahabat VOA-Islam...
Penggalan kalimat yang cukup singkat di atas, haruslah membuat kita tersentak dan merenung sebagai seorang Muslim. Sebagai seorang yang mengakui seorang Muhammad sebagai Nabi dan Rosul Allah. Hal ini paling tidak didasari oleh dua hal.
Pertama, tentu saja menyangkut pembuktian keimanan. Beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah bagian dari aqidah seorang Muslim. Oleh karena itulah, menjadi sebuah kewajiban mengetahui sejarah hidup Nabi akhir zaman itu secara menyeluruh, walaupun tentu saja setebal apapun buku yang menulis tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, rasanya tidak akan mampu menggambarkan secara detail dan lengkap, hidup seorang Nabi Muhammad SAW karena begitu agung dan mulianya peri hidup seorang Nabi Muhammad SAW.
Kedua, adalah bahwa tidak mungkin kita bisa berislam yang benar, termasuk juga memperjuangkan Islam dengan benar, sebagai sebuah peradaban atau sistem hidup, jika kita tidak bisa memahami secara kaffah (menyeluruh) sejarah hidup seorang Nabi Muhammad SAW karena dalam sejarah hidup Nabi Muhammad SAW lah kita akan bisa mengetahui, bukan hanya tata cara shalat Nabi Muhammad SAW, tapi kita juga dapat mengetahui bagaimana Nabi Muhammad SAW dahulu memperjuangkan Islam sebagai sistem hidup yang benar dan unggul dari sistem hidup lainnya.
Dengan membaca Sirah Nabawiyah, misalnya, kita akan tahu apakah dulu Nabi Muhammad SAW ketika menegakkan Al-Islam masuk ke dalam sistem jahiliyah atau berada di luar sistem jahiliyah (Darun Nadwah). Atau ternyata Nabi Muhammad SAW melakukan dua hal itu sekaligus, di luar sistem dengan Nabi Muhammad SAW tidak mau menerima tawaran sebagai Raja, dan juga di dalam sistem, dengan mengutus beberapa sahabatnya seperti pamannya Abbas ra. dalam rangka mengumpulkan informasi-informasi apa yang akan dilakukan oleh para musyrikin Quraisy saat itu, untuk kemudian nantinya disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga dengan informasi tersebut Nabi Muhammad SAW dapat melakukan strategi untuk melawannya. Dalam bahasa sekarang profesi Abbas ra dulu itu disebut sebagai intelejen.
Pengetahuan ini penting sekali bagi kita sekarang ini, yang sedang berjuang menjadi pengemban risalah dakwah. Dengan membaca Sirah Nabawiyah secara benar, kita akan memiliki paduan yang lengkap seperti apa dan bagaimana risalah Al-Islam ini harus diperjuangkan.
Sejatinya, menurut Penulis, hal-hal prinsip yang sifatnya sudah final dan mutlak (tsawabit) dalam konteks perjuangan Al-Islam ini, sudah tersurat dan tersirat dari sejarah hidup Nabi Muhammad SAW, tinggal kita mencontohnya saja, sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS 33:21)
Tentu berbeda dengan hal-hal yang bersifat mutaghayyirat artinya ada hal-hal memungkinkan mengalami penggantian, perubahan, takwil, dan pengembangan sesuai zaman dan konteks. Tapi, tetap saja yang menyesuaikan dengan zaman pun tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, dalam artian tidak boleh bertentangan dengan syari’at Allah.
Umat Islam diseluruh dunia, saat ini sedang memasuki bulan Rabbiul Awwal di mana Sang Nabi Terakhir ini lahir, sebagian di antaranya ada yang memperingatinya. Menurut Penulis, kalaupun ada yang memeringatinya, substansi dari peringatan tersebut mestilah pada akhirnya harus bermuara pada dorongan untuk membaca secara lengkap sejarah hidup Nabi Muhammad SAW.
Hari ini, buku-buku tentang sejarah Nabi Muhammad sangat banyak dan mudah untuk didapatkan di toko-toko buku. Beberapa buku sejarah hidup Nabi Muhammad SAW yang cukup popular seperti, Sirah Nabawiyyah dari Ibnu Hisyam, atau Sirah Nabawiyyah dari Al-Mubarokfury, Sejarah Hidup Muhammad dari Husein Haekal pun bisa jadi pilihan, di samping buku-buku Sejarah Muhammad dari penulis-penulis lainnya. Dengan demikian, wajib hukumnya bagi seorang yang mengaku sebagai Muslim untuk membaca Sirah Nabawiyah.
Lebih jauh dari itu, membaca sejarah hidup Nabi Muhammad SAW itu berkaitan dengan aqidah kita sebagai Muslim. Membaca sejarah hidup Nabi Muhammad SAW adalah menjadi bukti awal, bahwa kita benar-benar dan sungguh-sungguh mengimani beliau sebagai Nabi dan Rosul utusan Allah SWT.
Syahadat kita terdiri dua kalimat. Pertama, persaksian bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah. Kedua, persaksian Muhammad sebagai Nabi dan Rosul Allah. Syahadat ini tidak bisa dipisah-pisah. Jika kita hanya beriman kepada Allah sedangkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak, maka keislamannya tidak sah. Dan perlu diingat juga adalah sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW tidak hanya cukup dibaca tapi juga harus dipahami, dan diamalkan.
Sebagai Muslim kita jangan kalah oleh orang-orang kafir yang lebih semangat belajar dan membaca tentang sejarah hidup Nabi Muhammad SAW bahkan ada yang sudah menulisnya menjadi sebuah buku, walaupun apa yang mereka lakukan dihadapan Allah barangkali tidak ada gunanya kalau mereka (orang-orang kafir) sampai akhir hidupnya itu tidak mengimani kenabian Nabi Muhammad SAW. Wallahu’alam bis showab. [syahid/voa-islam.com]