Sahabat VOA-Islam...
Periodenisasi umat Islam dari zaman Mulkan Jabriyah yang diidentikkan dengan para penguasa diktator rasanya tinggal menuju waktu. Para peneliti nubuwwah akhir zaman, hampir semuanya sepakat, apa yang terjadi dari banyak peristiwa akhir ini, seakan menunjukan bahwa sekarang ini benar nyata berada di akhir zaman.
Huru-hara di bumi Syams, yang ditandai meletusnya jihad Suriah antara kekuatan ahlus sunah dan kelompok Syiah Rofidhoh, menjadi barometer wala wal baro setiap kaum muslimin. Apakah dirinya ada di atas manhaj ahlus sunah atau terbelenggu oleh kesesatan rofidhoh?
Seluruh ulama ahlus sunah wal jamaah sekarang ini telah sepakat, bahwa Suriah menjadi medan jihad yang sah bagi siapa saja yang merindukan syahid, serta wajib bagi kaum muslimin di manapun berada untuk memberikan loyalitas kepada Mujahidin di sana, serta memberikan bantuan semampunya meski sekedar ucapan doa.
Akan tetapi, hal itu tak semudah yang dikira, karena untuk menunjukan identitas diri sebagai seorang Muslim yang sejati bukanlah hal yang gampang. Selalu ada penghalang menuju keimanan, dan selalu ada rintangan menuju kebenaran.
Allah Subhanahu wataala berfirman :
Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta.” (Q.S. al-Ankabut [29]: 2-3).
...kita mengetahui bahwa setiap orang beriman akan diberikan ujian iman oleh Allah SWT. Pernyataan dan pengakuan iman ternyata ada konsekuensinya, antara lain harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah SWT
Dari Firman Allah di atas, kita mengetahui bahwa setiap orang beriman akan diberikan ujian iman oleh Allah SWT. Pernyataan dan pengakuan iman ternyata ada konsekuensinya, antara lain harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah SWT. Di antara hikmahnya adalah untuk membuktikan sejauh mana kebnaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan serta kesungguhan hati, atau sekedar ikut-ikutan tanpa tahu arah dan tujuan, atau pernyataan iman kita hanya didorong oleh kepentingan sesaat, ingin mendapatkan keberuntungan tanpa mau menghadapi kesulitan.
Menjadi Ghuroba adalah Hadiah Terindah dari Allah
Bila kita bertanya kepada setiap Muslim, apakah anda ingin menjadi Muslim yang taat kepada aturan Islam? Tentu saja semua Muslim akan menjawab iya. Namun dalam realitanya tidak semua Muslim sanggup berdiri tegak di atas ketaatan kepada Allah. Justru banyak yang jatuh bersungkuran di jalur kemaksiatan serta ada juga yang terlemar jauh ke dalam kekufuran, Naaudzubillah.
Menjadi Ghuroba adalah sebuah anugrah terindah dalam hidup seorang Muslim, karena dipilih Allah untuk mendapatkan hidayah dalam dirinya, sehingga dalam melangkahkan kaki, ketaatan terasa begitu nikmat di saat orang lain terasa berat.
Rasululloh bersabda :
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء
"Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing." (HR.Muslim , 208).
Tatkala zaman telah berubah, di mana tontonan menjadi tuntunan, melaksanakan ketatan pada Allah SWT dipandang sebuah keanehan, menghidupkan sunah Nabi disangka sok suci, memperjuangkan Islam di tuduh teroris, membuka tabir kemungkaran malah dibilang berlebihan maka saat itulah Guroba muncul sebagai Pejuang sejati.
عَنْ أَبِي أُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيِّ قَالَ أَتَيْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ فَقُلْتُ لَهُ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهَذِهِ الْآيَةِ قَالَ أَيَّةُ آيَةٍ قُلْتُ قَوْلُهُ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّإِذَا اهْتَدَيْتُمْ قَالَ أَمَا وَاللَّهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَلْ ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنْ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّامُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعْ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُأَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ وَزَادَنِي غَيْرُ عُتْبَةَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنَّا أَوْ مِنْهُمْ قَالَ بَلْ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ
Dari Abu Umaiyah Asy Sya'bani ia berkata; Aku menemui Abu Tsa'labah Al Khusyani lalu aku berkata padanya; "Apa yang kamu perbuat dengan ayat ini?" ia bertanya; "Ayat yang mana?" Aku menjelaskan; Firman Allah Ta'ala (yang artinya)
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. QS Al Ma`idah: 105, Abu Tsa'labah berkata; "Ingatlah, demi Allah, kamu bertanya dengan orang yang tahu, aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menjawab:
"Akan tetapi, perintahkanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran hingga kamu melihat kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, kehidupan dunia lebih diprioritaskan dan kekaguman setiap orang dengan pendapatnya, engkau harus (berpegangan) terhadap mata hatimu dan tinggalkan orang-orang awam, karena dibalik kalian akan ada suatu masa dimana kesabaran saat itu laksana memegang bara api, orang yang beramal saat itu sama seperti pahala limapuluh orang yang melakukan seperti amalan kalian."
Abdullah bin Al Mubarak berkata; Selain 'Utbah menambahiku: Dikatakan; "Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang dari kami atau dari mereka?" Beliau menjawab: "Bahkan pahala lima puluh orang dari kalian." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib. (HR. at-Tirmidzi ,2984).
Apa yang digambarkan oleh Rasululoh SAW dalam hadist ini sangatlah benar, tidak semua Muslim mampu mengambil peran menjadi seorang Ghuroba, istiqomah di jalan Allah dan siap selalu untuk berjuang membela Islam.
Butuh waktu yang panjang untuk menempuh tingkat keimanan sejati, dengan belajar tiada henti di tengah kesibukan melakukan aktivitas duniawi dan di tengah gencarnya maksiat menyebar serta musuh yang tiada sembunyi melawan kebenaran Islam.
Karena kemenangan Islam itu sebuah keniscayaan, karena nubuwah akhir zaman telah menerangkan hal itu secara lengkap, sehingga sangatlah naif bila hari ini ada pejuang Islam yang pesimis dengan gerakan Islam dalam memperjuangkan tegaknya syariah.
Ghuroba menjadi pioner perjuangan Islam, pembela sejati dienul Islam di akhir zaman, di saat banyak umat Islam yang terlena dengan urusan duniawi, maka lahirlah para Ghuroba yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan hingga tegak khilafah dan musnahnya kekuatan dajjal. [protonema/voa-islam.com]
Editor: Syahid