View Full Version
Kamis, 11 Feb 2016

Istilah Radikal; Jebakan Barat bagi Umat Islam

Sahabat VOA-Islam...

Heran dan mengherankan, mengapa petinggi-petinggi negeri Indonesia begitu yakin dan percaya bahwa pemimpin bangsa Barat itu selalu benar?

Keyakinan tersebut terlihat betapa serta mertanya mereka menerima dan bersemangat mengadopsi, juga turut serta mensosialisasikan istilah radikal dan menerima definisi/arti/asosiasi dari istilah itu dengan arti yang negatif dan menyematkannya kepada rakyatnya sendiri, masyarakatnya sendiri.

Padahal, arti kata radikal dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), yang asli dibuat oleh lembaga pemerintah sendiri (lihat screenshot di atas), justru berarti positif dan baik.

Namun mengapa ketika istilah radikal dikampanyekan oleh pemimpin negeri Barat, begitu cepatnya pemimpin negeri Indonesia ini menerima arti istilah itu dan langsung seakan “tidak mengakui” arti dari kata radikal yang asli buatannya sendiri.

Sungguh bentuk kekurangpercayaan diri pada diri pemimpin pada bangsanya sendiri.

Berikut ini ungkapan tentang istilah radikal oleh beberapa pihak yang memahami dengan benar:

Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. Imran Mawardi, MA, mengatakan, istilah radikalisme sengaja dibuat oleh Barat untuk menghancurkan umat Islam. Sebab, pasca keruntuhan Komunisme, satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman paling menakutkan bagi dunia Barat adalah Islam. (http://hizbut-tahrir.or.id)

“...menurut Barat, yang disebut ‘Islam radikal’ atau ‘ekstrimis’ adalah Islam yang menolak ideologi Kapitalisme-Sekular, anti demokrasi, dan tidak mau berkompromi dengan Barat.

Dengan kata lain, ‘Islam radikal’ adalah Muslim yang setia dengan pandangan hidup dan nilai-nilai Islam, serta taat pada ideologi dan syariat Islam. Atau, orang radikal adalah orang yang ingin menerapkan Islam kaffah”. (Yan S. Prasetiadi, M.Ag. http://www.hidayatullah.com).

Namun para pemimpin negeri ini justru mengadopsi arti radikal secara berlawanan dengan arti sebenarnya karena “kepatuhannya” pada pemimpin barat. Betapa parahnya pendirian para pemimpin negeri ini yang menganggap semua yang datang dari negeri Barat dianggap benar dan langsung diterima, tanpa sepatah katapun menolak atau mengklarifikasi. Bahkan rayatnya sendiripun telah banyak jadi korban salah arti dari istilah radikal tersebut dalam bentuk salah tangkap dan menjadikan “terduga” sebagai “terpidana mati”. Menyedihkan!

Mari bersama kita luruskan pemikiran, sikap dan tindakan kita demi negeri Indonesia yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kaum Muslimin.

Bagi para petinggi negeri ini, bersikaplah konsisten terhadap diri sendiri berdasarkan ideologi sendiri, yakni agama Islam  yang mayoritas dianut penduduk negeri ini, bukan justru mengikuti dan patuh setia kepada keinginan pemimpin barat yang bernafsu menguasai negeri kita.

Ingat, RADIKAL, artinya dalam KBBI, bukan dalam kamus BARAT.

Penulis: Mujalal

(Guru di SMA Swasta & Pemerhati Masalah sosial di Probolinggo)


latestnews

View Full Version