Oleh: Tri Aji Pamungkas
(Litbang IsEF)
Indonesia adalah negara majemuk yang memiliki beragam budaya, suku, dan agama. Di antaranya Islam, yang memiliki dominansi yang cukup kuat dalam segi kuantitasnya di indonesia. menurut hasil lembaga riset dunia Pew Research Center dalam laporanya yang di ungkapkan 2 april 2015 mengatakan 87,2% muslim di indonesia dan sisanya beberapa agama seperti kristen,katholik,Hindu dan budha serta konghuchu.
Sebelum hindu-budha masuk ke indonesia dan menanamkan peranya di nusantara melalui kekuatan budaya dan perdaganganya. Indonesia menganut agama animisme dan juga kepercayaan leluhur. Namun datangnya hindu-budha memberikan warna di nusantara. Tidak lebih dari 2 abad setelah Hindu budha masuk atau tepatnya pada abad ke-7 para utusan kerajaan Islam di Timur tengah datang berdagang ke nusantara, sedari mengamalkan ajaran islam lewat pendekatan perdagangan/ekonomi hal ini merupakan metode yang baik yang dapat meluluhkan hati para pribumi. Sebagaimana yang kita ketahui kedatangan Islam di Nusantara ada beberapa teori yakni teori gujarat,China,Persia dan Teori Arab.
Diantara semuanya, Teori Arab merupakan teori yang tertua yang mengungkapkan kedatangan Islam yakni Di abad ke-7. Dalam hal ini di perkuat dengan adanya surat permintaan Raja Indravarman yang saat itu menjadi penguasa Sriwijaya. Dalam surat yang di kirimkan untuk Umar Bin Abdul Azis yang saat itu menjadi khalifah Dinasty Abbassiyyah, dikatakan ketertarikan Indravarman dengan meminta seorang pemandu agama Islam agar ia dapat menerapkan di kerajaanya.
Selang beberapa dekade dari kejayaan Sriwijaya muncul sebuah kerajaan islam pertama di Indonesia yakni Kerajaan samudra pasai yang memulai melakukan peranya di sumatra dengan menguasai jalur perdagangan utama Malaka. Selain itu muncul beberapa kerajaan islam di Jawa seperti Demak yang mengakuisisi Kerajaan Hindu di Jawa dengan kekuatan dakwah Islamnya serta adapula kerajaan Banten yang menguasai Sunda kelapa, dan kerajaan Islam lainya di Indonesia yang mewarnai Nusantara dengan kekuatan politiknya yang sangat dominan di bandingkan Kerajaan lainya, sehingga pada era kerajaan Islam ini merupakan Era kejayaan Islam di Nusantara.
Sejarah mencatat sebelum kedatangan Portugis yang mendirikan Kerajaan kristen yang pertama dan satu-satunya di Nusantara yakni Larantuka dan kedatangan VOC di Nusantara lebih dari 10 Abad Islam masuk ke Nusantara sejak Abad ke-7 , abad ke-12 hingga ke 16 merupakan kejayaan Islam di Nusantara.dengan kata lain kejayaan Islam pada saat itu telah menerapkan sistem sistem Islam dalam setiap sendi kehidupan masyarakat, menerapkan Budaya islam, Politik Islam, Pendidikan Islam bahka Ekonomi Islam Pun telah berjaya pada zaman keemasan itu.
Yang menarik apabila kita melihat sejarah, beberapa perjanjian kerajaan Islam di Nusantara melakukan prinsip diplomasi Islam sebagaimana yang di Contohkan Baginda Nabi Muhammad Saw. Secara keseluruhan dapat kita garis bawahi bahwa, kekuatan historis Ekonomi Islam Lebih besar di banding dengan negara lain. Maka apabila Masyarakat faham tentang sejarah Islam Nusantara,mereka akan memiliki semangat bagaimana mengembalikan kejayaan Islam di Nusantara yang salah satuinya kita dengan menerapkan sisten Ekonomi Islam di Indonesia.
Dari beberapa daerah yang masih konsisten menerapkan sistem-sistem ke-Islaman di Nusantara adalah Daerah Istimewa Aceh yang menerapkan sistem Islam di Daerahnya. Dan apabila ini di ikuti oleh daerah-daerah lainya dengan menerapkan hal-hal yang fundamental terlebih dahulu maka bukan tidak mungkin kejayaan Islam akan kembali bangkit di Nusantara dalam waktu dekat ini.
Kekuasaan Nusantara pada zaman keemasan Islam di abad ke-13 memilki kekuasaan yang sangat luas, apabila diakumulasikan dari seluruh kerajaan Islam di Nusantara maka batas kekuasaannya adalah dengan kerajaan Thailand di sebelah utara, Samudra Hindia termasuk Maldive di tepi barat Maluku dan kepulauan sekitarnya di sebelah Timur dan daerah pasifik disebelah selatan. Maka dapat kita tarik Kekuasaan Nusantara pada zaman Keemasan Kerajaan Islam Nusantara meliputi Negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darusslam,Timor Leste,dan Maldive serta sebagian di kepulauan Fhilipina.
Namun peran meodernisasi VOC dan pasukan Portugis membuat beberapa daerah berubah bahkan meninggalkan Islam. Sehingga pada abad ke-16 merupakan awal mula keruntuhan Islam Di Nusantara. Namun dari semua itu kita mendapat pelajaran bahwa Sistem Islam adalah sistem yang kamilah dan kaffah yang dapat di manfaatkan oleh manusia.
Maka apabila kita berkaca pada permasalahan perekonomian yang dialami Indonesia dengan segala keterbatasan sistem kapitalis yang merajalela di Indonesia sehingga menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan yang sangat besar di Indonesia dengan angka kemiskinan yang tidak sedikit, menyebabkan arah pembangunan Ekonomi kurang maksimal.
Data BPS mencatat lebih dari 29 juta rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan. Hal ini tentu menuntut peran sistem Islam dalam Upaya pembangunan Ekonomi di Nusantara, mengingat kita memiliki Kekuatan Historis yang lebih besar di banding dengan negara lainya, maka seharusnya penerapan sistem Ekonomi Islam di Nusantara lebih mudah di banding negara lainya.
Dalam sistem ekonomi Islam yang telah di terapkan Samudra Pasai, Demak, Banten, Pajang dan kerjaan lainnya seperti yang terdapat dalam perjanjian malaka antara Portugis dengan Adipati Unus yang saat itu sultan demak, yang menekankan bahwa portugis tidak boleh melakukan monopoli perdagangan di selat malaka, atau dalam istilah sekarang sikap seperti ini dianggap sebagai langkah untuk distorsi pasar.
Kemudian masa Fatahilah, Sultan Kaliyamat dan kerajaan islam lainya apabila kita tarik kesimpulan mereka menerapakan Prinsip akidah islam,khilafah islamiyah,keadilan. Dan mengamalkan pokok keislaman di dalam melakukan pembanguna perekonomian Kerajaanya, dan hal itu merupakla sistem Ekonomi Islam yang mereka terapkan pada zamanya.
Maka apabila Indonesia Ingin mengembalikan Kejayaanya seperti pada masa kejayaan Islam di Nusantara, ia harus mengembalikan sistem islam dalam pembangunan perekonomianya dan reislamisasi di Nusantara harus segera dilakukan salah satunya memanfaatkan kekuatan Historis Ekonomi Islam di Nusantara. [syahid/voa-islam.com]