View Full Version
Jum'at, 26 Aug 2016

Kota Simbol Perlawanan Itu (Darayya)..Akhirnya Menyerah Pada Rezim Assad Setelah 4 Tahun Bertahan

DARAYA, SURIAH (voa-islam.com) - Setelah empat tahun lamanya bertahan menghadapi pengepungan, pemboman dan kelaparan, kota yang dikuasai pejuang oposisi Daraya akhirnya menyerah kepada rezim teroris Suriah pimpinan Bashar Al-Assad.

Menyerahya penduduk dan pejuang oposisi Suriah di Daraya adalah kemenangan bagi Bashar al-Assad, Presiden Suriah, karena Daraya adalah sebuah pinggiran kota dekat dengan pusat Damaskus dan salah satu daerah pertama yang bangkit melawan rezimnya.

Menurut syarat yang diberlakukan saat menyerah, 8.000 warga sipil yang tinggal di kota akan dipindahkan ke daerah yang dikuasai rezim sementara beberapa ratus pejuang oposisi akan diberikan jalan untuk pergi ke Idlib, kota yang dikuasai oposisi di utara.

Para pejuang oposisi akan diizinkan untuk membawa senjata api pribadi mereka, tetapi harus meninggalkan persenjataan berat apa pun yang mereka masih memiliki.

Warga kota mengatakan hati mereka hancur di mana bertahun-tahun mereka melakukan perlawanan dan telah berakhir dengan menyerah.

"Ini tanah kami. Kami membayar untuk itu dengan darah kami. Hatiku hancur berkeping-keping," kata Ahmad, seorang pria 23 tahun yang belum melihat  anggota keluarganya sejak pengepungan rezim di mulai tahun 2012.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita, apakah saya akan dibunuh atau dibiarkan hidup. Untuk sekian lama Daraya adalah semua yang saya ketahui, dan saya merasa tersesat dan bingung karena harus pergi."

Ahmad mengharapkan untuk dipindahkan ke Ghouta Barat, pinggiran Damaskus lain di mana pasukan rezim menggunakan gas kimia untuk membunuh ribuan Muslim Sunni termasuk wanita dan anak-anak di daerah itu pada tahun 2013.

Kemenangan rezim di Daraya memiliki lebih dari hanya sebuah nilai simbolis. Akhir pengepungan juga akan membebaskan tentara rezim untuk memerangi pasukan oposisi di tempat lain di dekat Damaskus.

Berkemas meninggalkan kota

Tidak jelas seberapa cepat evakuasi akan berlangsung, namun sumber dari komite Suriah Bulan Sabit Merah (SARC) yang mencapai kota itu bersama dengan panitia dari rezim Assad, dalam persiapan untuk mengevakuasi warga sipil dan pejuang oposisi dari Darayya, memperkiraan proses tersebut akan memakan waktu setidaknya empat hari.

Kelompok pertama akan berisi 4.700 orang, termasuk 700 pejuang oposisi dan 4.000 warga sipil.

Sebuah sumber dalam Brigade Syuhada Islam, faksi pejuang oposisi terbesar di Daraya, mengatakan kepada Orient Net bahwa para pejuang oposisi akan menuju Idlib menggunakan bus milik SARC, sementara warga kota akan dibawa ke daerah-daerah di dekatnya termasuk Qudsayya dan Sahnaya.

Para aktivis merekam beberapa momen mengharukan berupa foto dan video yang diposting di media sosial dimana mereka mendokumentasikan saat-saat terakhir sebelum penduduk kota Darayya di pedesaan barat Damaskus meninggalkan kota mereka.

Di beberapa foto yang diunggah di Twitter terlihat para warga mengunjungi tempat pemakaman suami, istri, anak serta orang-orang yang mereka cintai sebelum meninggalkan Darayya, takut tidak bisa kembali lagi ke kota.

Sementara ada juga Video yang menunjukkan warga sipil berkumpul dalam kelompok-kelompok, dengan barang-barang mereka telah dikemas, dan beberapa pejuang oposisi menunggu proses evakuasi untuk dimulai. Video itu juga menunjukkan jumlah kerusakan yang sangat masif akibat bombardir rezim Assad dan sekutunya atas kota tersebut.

PBB hanya sekali kirim bantuan ke Darayya

Pengepungan rezim Daraya dimulai pada akhir 2012 dan hanya sekali, pada bulan Juni lalu, konvoi makanan dari PBB telah mampu memasuki kota dalam empat tahun terakhir.

Meski hotel tempat menginap para staff PBB di Damaskus hanya berjarak 8 km dari kota terkepung, tidak ada upaya yang mereka lakukan baik untuk mengakhiri blokade atau pun mengirimkan bantuan kecuali di bulan Juni.

Pasukan rezim telah mengepung kota selama bertahun-tahun tetapi meningkatkan pemboman mereka dalam beberapa bulan terakhir, termasuk menjatuhkan bom napalm pada warga pekan lalu. Satu-satunya rumah sakit kota itu juga dibom pada bulan Agustus.

Aktivis mengatakan 15000 bom telah dijatuhkan di Darayya, meluluhlantakan kota yang pernah ditinggali oleh lebih dari 200.000 jiwa tersebut. Ribuan orang juga telah tewas baik dalam pertempuran untuk mempertahankan kota, pemboman dan juga kelaparan.

Memutuskan menyerah

Menghadapi kelaparan dan semakin meningkatnya serangan dari udara baik oleh pasukan teroris Assad dan sekutunya dari Komunis Rusia, membuat para komandan oposisi dan dewan sipil kota akhirnya memutuskan untuk menyerah.

Tidak terima dengan nasib tragis yang menimpa, beberapa penentang rezim memposting gambar-gambar dari para komandan oposisi di Darayya, menuduh mereka mengkhianati rakyat mereka dengan menyetujui untuk menyerahkan kota.

Daraya, hanya 15 menit berkendara dari pusat Damaskus, memiliki simbolisme yang kuat untuk pemberontak Suriah kerena itu salah satu tempat pertama yang bangkit dalam protes damai melawan rezim Assad pada 2011.

Pasukan rezim menanggapi dengan tindakan sangat brutal dan pada bulan Agustus 2012 membantai lebih dari 200 penduduk kota tersebut.

Kelompok pejuang oposisi bersenjata mengambil alih kota tersebut akhir tahun yang sama dan rezim menanggapi dengan mengepung Daraya dan menempatkannya di bawah pengepungan.

Diperkirakan saat ini ada 600.000 orang yang hidup di bawah pengepungan di Suriah, menurut PBB. Kebanyakan dikepung oleh pasukan rezim teroris Assad dan sekutnya dari milisi Syi'ah asing bayaran meskipun pejuang oposisi juga telah mengepung beberapa daerah yang dikuasai pemerintah. (st/tlgrp,orient)


latestnews

View Full Version