View Full Version
Sabtu, 22 Oct 2016

Pengamat: Penusukan Cikokol Dibesar-besarkan, Bisa Terkesan Pengalihan Isu Kasus Ahok

TANGERANG (voa-islam.com)--Pemerhati kontra terorisme Harits Abu Ulya menilai, aksi pria berinisial SA (22 tahun), pelaku penusukan aparat kepolisian pada Kamis (20/10) pagi sekitar pukul 07.10 WIB, tidak perlu diekspos secara berlebihan, selain motifnya belum jelas. Di khawatirkan menjadi kesan pengalihan isu.

"Ekspos yang berlebihan mengesankan sengaja mengalihkan isu yang sensitif lainnya. Semisal penistaan Al-Quran oleh Ahok," katanya kepada Voa-Islam, Jumat (21/10/2016).

Harits mendorong agar Polisi harus mengusut motif pelaku penusukan Kapolsek Tangerang Kompol Efendi  tersebut. 

"Kita jagan serta merta membesar-besarkan masalah dengan mengklaim ada tindakan terorisme di Kota Tangerang. Perlu digali lebih dalam, dan seobyektif mungkin biar terungkap faktor penyebab dan motif aksi kekerasan yang dilakukan oleh SA," jelasnya.

Menurut Harits, bisa jadi penyerangan tersebut karena faktor lain, seperti kondisi psikis labil dan problem pribadi yang membuat SA melakukan tindakan emosional.

"Pelaku sedang mencari pembenaran aksinya dengan mengkaitkan pada simbol dari kelompok tertentu, padahal bisa jadi ia bukan menjadi bagian kelompok," urainya.

Seperti diketahui, pelaku sempat menempelkan stiker bertuliskan laa illaha ilallahu allahu akbar,berwarna hitam. Harits sendiri menduga aksi tersebut adalah aksi tunggal dan inisiatif pribadi, bukan dirancang oleh sekelompok orang.

Selain itu, sambung  Harits, agama tidak selalu menjadi faktor stimulus sebuah aksi kekerasan. Karena soal perut pun bisa menjadikan orang berubah menjadi teroris.

"Seperti contoh kasus Leopard teroris bom di Alam Sutera, Tangerang, beberapa waktu lalu itukan faktor perut," tandas Direktur CIIA itu. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version