Oleh: Tatang Hidayat*
Pasukan terbaik akhir zaman ada di Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.
“Pada akhirnya ummat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi SAW: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad).
Syam adalah negeri titik temu dan titik tolak
“Kalian akan dikumpulkan di sana – tangannya menunjuk ke Syam – jalan kaki atau naik kendaraan maupun berjalan terbalik (kepala di bawah)…“(HR. Imam Ahmad).
Di samping kejadian yang ada di Syam merupakan salah satu skenario akhir zaman yang akan dilewati oleh ummat manusia, tentunya kita sebagai ummat Nabi SAW tidak akan membiarkan dan tidak peduli dengan kejadian yang ada di Syam dengan alasan karena sudah ditakdirkan ataupun berbagai alasan lainnya. Karena, sesama ummat Nabi SAW itu bagaikan satu tubuh, ketika tubuh yang lain sakit, maka semua tubuh pasti akan merasakan kesakitan.
Tetapi dalam kenyataannya, hati ini begitu berat untuk peduli kepada sesama ummat Nabi SAW, ummat Nabi SAW di sana banyak yang menderita, didzalimi, kelaparan, dibantai, terombang ambing dilautan, muslimah dilecehkan, diperkosa, laki-laki dibunuh, anak-anak meraskan ketakutan, tangisan mereka terdengar setiap hari karena harus kehilangan ayah dan ibunya. Penderitaan yang dialami ummat Nabi SAW di Aleppo Suriah dan di negeri-negeri Muslim lainnya, ini menunjukkan ummat Islam saat ini kehilangan induknya, yakni seorang sosok pemimpin yang akan melindungi kaum Muslimin.
Apa yang terjadi di Aleppo Suriah menunjukkan untuk kesekian kalinya, bahwa ummat Islam diseluruh dunia amat menantikan kehadiran kepemimpinan umum seluruh kaum Muslimin yang akan menerapkan syariat Islam secara keseluruhan dalam segala sendi kehidupan
Dari berbagai tragedi kemanusiaan yang menimpa ummat Nabi SAW dimanapun berada. Pertanyaannya, di mana para pejuang hak asasi manusia yang selama ini di gembar-gemborkan, dimana para pejuang toleransi yang selama ini di eluk-elukan, dimana negara-negara barat yang selama ini rajin membicarakan perdamaian, ketika yang menjadi korbannya adalah ummat Nabi SAW. Kemudian yang paling menyesakkan dada kita adalah diamnya para penguasa Muslim, mereka tidak peduli atas darah yang mengalir di tanah Suriah.
Bahkan, penguasa di negeri ini yang mayoritas muslimpun sampai saat ini belum bertindak, minimal mengeluarkan pernyataan mengutuk pembantaian yang terjadi di Suriah. Berbanding terbalik, seandainya yang menjadi korban tragedi kemanusiaan adalah di Negara Perancis, Amerika, Inggris, dan Negara barat lainnya, pastilah para penguasa Muslim paling depan dan cepat tanggap mengeluarkan pernyataan berbela sungkawa.
Kita hanya bisa melihat penderitaan mereka, kita terlalu sibuk dengan cita-cita, mengejar seberapa banyak harta yang bisa di raih, hanyut dalam hawa nafsu, mengejar cinta yang tidak ada kepastian, terbawa dalam gemerlap kehidupan dunia, dan sibuk mengejar semua ambisi-ambisi dunia yang tidak akan terselesaikan, karena ada penyakit al-wahn sudah melekat dalam diri kita, yakni cinta dunia dan takut mati. Tentunya kita akan malu ketika suatu saat nanti harus bertemu dengan Nabi SAW.
Wahai kaum muslimin, apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk menolong warga muslim di Aleppo Suriah, maka lakukanlah semampu kita, sertakan do’a untuk mereka disujud kita. Apa yang terjadi di Aleppo Suriah menunjukkan untuk kesekian kalinya, bahwa ummat Islam diseluruh dunia amat menantikan kehadiran kepemimpinan umum seluruh kaum Muslimin yang akan menerapkan syariat Islam secara keseluruhan dalam segala sendi kehidupan dan merindukan sosok seorang khalifah yang akan melindungi kaum Muslimin, dengan bersatunya ummat Islam di bawah satu kepemimpinan, akan menjadikan ummat Islam kembali memiliki kemuliaan dan kekuatan.
Lalu dengan kekuatan itu akan membebaskan negeri-negeri Muslim lainnya, termasuk di Suriah dari penguasa dzalim. Dengan demikianIslam Rahmatan Lil’Alamin dapat terwujud dengan segera.
Dan engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang dzalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (QS. Ibrahim:42). Wallahu’alam bi ash shawab. [syahid/voa-islam.com]
*Ketua Umum Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia