Oleh: Ustadz Aris Munandar Al-Fatah, Lc.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ» ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: «الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»
“Akan datang ke pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan, saat itu pendusta dibenarkan, orang yang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang dipercaya justru dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara.” Ditanyakan: “Apakah Ar-Ruwaibidhah?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh (Ar Rajul At Taafih) tetapi sok mengurusi urusan orang banyak.” (HR. Ahmad, Syaikh Ahmad Syakir dalam ta’liqnya terhadap Musnad Ahmad menyatakan isnadnya hasan dan matannya shahih. Syaikh Al-Albani juga menshahihkannya dalam al-Shahihah no. 1887)
Refleksi kondisi umat saat ini yang membutuhkan sikap yang jelas dari para ulama kyai dan tokoh.
Diskripsi
Dalam pertemuan BKSPI (Badan Kerjasama antar Pondok Pesantren) dengan ulama dan Habaib dan Kyai yang berlangsung di Majlis Adz-Dzikro Sentul Bogor, di dapati kesimpulan bahwa keadaan saat ini di indonesia mirip mirip dengan keadaan umat Islam menjelang thn 1965, di mana umat Islam berada pada titik nadir. Kekuatan lawan mulai unjuk gigi, unjuk kekuatan, unjuk eksistensi.. dan unjuk identitas.
Hal ini dilakukan setelah sekian lama umat Islam dinina bobokkan baik dalam politik, kekuasaan, hukum dan ekonomi. Sehingga akibatnya umat Islam dibikin tdk berdaya.
Peristiwa 212, 411 dan penistaan Al-Maidah 51 menjadi titik balik kebangkitan ummat dari keterpurukan. Siapa saja dari kalangan tokoh ulama dan zuamma' yang diam atas perkembangan ini maka dia hanya akan menjadi fosil sejarah.
Maka saatnya para ulama dan kyai serta tokoh memgambil peran mendampingi ummat mengambil sinyal sinyal kemenangan ummat yang terlahir akibat periatiwa 212.
Pak Natsier, sang tokoh sentral dan begawan dakwah menasehati kepada kita " seorang dai itu harus tetap menjaga nawaitu (Niat;Red). Menyadari saat ini pukul berapa dan harus senantiasa berbenteng di hati ummat.
Setidaknya ada 3 momentum besar yang di miliki unmat akibat peristiwa 212 untuk kita optimalkan.. yang menjadi energi besar untuk meraih kemenangan..
1. Momentum persatuan di tengah konspirasi perselisihan dan perpecahan...
(وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ)
Artinya: "Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana." (Surat Al-Anfal:63]
2. Momentum kesadaran ummat dipimpin ulama ( modal kebangkitan yang benar). (Hadits Nabi )
3. Momentum tumbuhnya semangat ruh jihad di kalangan ummat hingga upaya mewujudkan generasi 554.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٥٤﴾
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." ( Al-Maidah:54)
Selanjutnya momentum yang di karuniakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ini terserah kita apakah mau ditangkap sebagai peluang atau disia-siakan.
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
(ab)