View Full Version
Selasa, 07 Nov 2017

Anti-Pancasila

 

Oleh: 

Moeflich Hasbullah, Pakar Sejarah Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 

TIDAK seorang pun di negara Indonesia ini yang berhak mengklaim atau menuduh orang lain "anti-Pancasila" bahkan kepada orang yang mengklaim dan berteriak-teriak bahwa dirinya anti-Pancasila sekalipun. Yang lebih pasti, orang yang mudah menuduh orang lain anti Pancasilalah yang sebenarnya anti-Pancasila. Mengapa?

Pancasila itu persoalan abstrak, nilai-nilai universal, rumusan-rumusan pemikiran umum yang perlu ukuran-ukuran jelas atau indikator empirik bila mau dikonkretkan untuk mengukur dan menentukan seseorang atau warga negara anti Pancasila atau tidak?

Anti dan tidaknya seseorang pada Pancasila itu buktinya di perbuatan bukan diucapan. Walaupun seseorang mulutnya mengatakan anti-Pancasila tapi bila sikap dan tindakannya tidak ada yang bertentangan dengan sila-sila Pancasila ya dia tidak anti-Pancasila. Itu yang mengatakan dirinya anti-Pancasila, apalagi hanya klaim dan tuduhan pada orang lain. Atau sebaliknya, orang yang di mulutnya ngaku-ngaku paling Pancasilais tapi sikap dan perbuatannya banyak bertentangan dengan pengakuannya, kelakuannya amoral dan banyak melanggar hukum ya dia tidak Pancasilais.

Seseorang atau kelompok bisa dikatakan anti-Pancasila misalnya dia sengaja mengakui dan mengatakan Tuhannya banyak sedangkan dalam Pancasila ketuhanan yang sah dan diakui itu hanya satu: Ketuhanan yang Maha Esa.

Jadi, orang-orang musyrik itu jelas anti-Pancasila, atau orang yang menuhankan uang, harta, jabatan dan kesenangan itu jelas anti-Pancasila karena dia sudah punya Tuhannya yang esa (misalnya Muslim) tapi masih menuhankan yang lain. Tuhannya ternyata tidak esa. Orang yang beragama tapi menuhankan hawa nafsu itu juga anti-Pancasila.

Ajaran Trinitas Kristen juga bisa disebut anti-Pancasila karena tuhannya tiga: Tuhan Bapa, tuhan anak dan roh kudus. Pancasila hanya mengaku satu, Tuhan yang Maha Esa, tapi umat Kristiani Tuhannya tiga. Banyak penjelasan, tiga Tuhan itu sama dengan satu (trinitas), tapi banyak orang Kristen di Barat yang mamandang doktrin Tuhan dalam Kristen itu tidak logis sehingga banyak yang murtad atau menjadi mualaf.

Begitu pun bila seseorang hidupnya sengaja menolak berbuat adil dan tidak beradab. Dia anti-Pancasila. Ajaran Pancasila adalah "kemanusiaan yang adil dan beradab." Menolak berbuat adil, menolak berlaku adil, menolak membuat keputusan yang adil, dia anti Pancasila karena bertentangan dengan sila kedua. Poligami yang tidak adil bukan hanya menyakitkan istri-istri tapi juga anti-Pancasila. Nah lho!

Suami yang tidak adil pada istrinya, orang tua yang tidak adil pada anak-anaknya, pejabat yang tidak adil pada bawahannya atau pemimpin tidak adil pada rakyatnya adalah anti-Pancasila. Para koruptor, para pejabat pendusta dan para penyeleweng jabatan jelas anti-Pancasila sebab dia tidak berkeadilan sosial dan tidak berkemanusiaan yang adil dan beradab.

Orang yang menolak persatuan Indonesia adalah anti-Pancasila. Misalnya, seseorang ingin keluar dari Indonesia, atau sebuah etnis menolak etnis lain yang ada di Indonesia karena dia tidak mau bersatu, inginya bepisah atau etnis lain disuruh memisahkan diri. Itulah anti sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Begitu seterusnya hingga sila kelima.

Itulah contoh ukuran-ukuran konkret dan terukur perbuatan anti-Pancasila. Pertanyaaanya, apakah ukuran-ukuran itu mau digunakan? Berapa juta masyarakat Indonesia yang akan terkena klaim anti-Pancasila? Termasuk mayoritas pejabat negara dan mayoritas rakyat Indonesia. Jelas itu tidak mungkin. "Anti Pancasila" itu bukan persoalan sederhana.

Selain itu juga, tidak seorang pun di negara ini berhak mengklaim atau menuduh orang lain "anti-Pancasila" karena tidak pernah ada orang yang diberi mandat dan di-SK oleh negara untuk menilai kepancasilaan seseorang atau menjadi Munkar Nakir Pancasila.

Orang yang mudah menuduh atau memfitnah orang lain anti Pancasila sehingga menyakitkan yang dituduhkannya, itulah yang sesungguhnya anti-Pancasila karena perbuatan "ketidakmanusiaan yang adil dan beradab" dan "ketidakadilan sosial bagi seluruh Indonesia."

Karenanya orang yang mudah main tuduh anti-Pancasila pada orang atau pihak lain jelas lugu dan bodohnya. Dia mengaku paling Pancasilais sambil tidak mengerti apa yang diakuinya itu. Istilah kepresidenannya: "I dont know what I sign."


latestnews

View Full Version